Felipe Scolari berterima kasih sekaligus memuji penampilan Neymar da Silva, sepanjang laga dua yang telah dimainkan, melawan Jepang dan Meksiko, di Piala Konfederasi 2013 karena telah mengangkat kembali pamor Brasil sebagai kekuatan utama sepakbola dunia.
Neymar, kata Scolari, adalah salah satu dari tiga pemain terbaik di dunia saat ini. Bagi Scolari, Neymar saat ini sudah dapat disandingkan dengan bintang Barcelona, Lionel Messi dan gelandang Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Ia pun berharap Neymar dapat kembali menunjukkan kemampuannya saat melawan Italia di laga terakhir Grup A, Minggu dinihari WIB.
“Neymar adalah satu dari tiga pemain terbaik di dunia. Di Brasil, kami semua tahu bagaimana kemampuannya dan kita telah melihat beberapa hal menakjubkan yang sudah dibuat pemain berusia 21 tahun,” ujar Scolari.
Neymar melakukan debut di timnas Brasil pada 2010 dan sudah mengemas 22 gol dari total 36 pertandingan. Musim depan, ia akan bermain bersama Barcelona setelah didatangkan dari Santos pada akhir musim panas ini.
Sementara itu, untuk menghadapi Italia, Minggu dinihari WIB di Piala Konfederasi, Neymar da Silva, mengungkapkan, dia sangat terkesan dan kagum padai sosok penyerang Italia, Mario Balotelli. Neymar menyebut Balotelli adalah pemain terbaik dunia.
Neymar memiliki hubungan yang baik dengan Balotelli setelah keduanya bertemu dalam pertandingan persahabatan di Jenewa, Swiss, beberapa waktu lalu. Bahkan, media-media Brasil melaporkan, kedua pemain ini berencana berlibur bersama seusai Piala Konfederasi 2013.
“Aku pengagum Balotelli. Dia adalah salah satu pemain terbaik dunia. Aku selalu menonton dia bermain. Dia orang yang baik dan aku selalu mengagumi tindakannya,” ungkap Neymar.
Namun, Neymar untuk sementara harus mengesampingkan pertemanannya dengan Balotelli. Mereka berdua akan bertarung membela tim masing-masing dalam pertandingan terakhir penyisihan Grup A Piala Konfederasi di Arena Fonte Nova.
Pelatih Italia, Cesare Prandelli, akan menginstruksikan timnya mematikan pergerakan Neymar yang dia nilai sebagai pemain berbahaya. “Jika tak bisa menghentikan dia, maka harus baik mengawalnya. Kalian harus bisa membatasi ruangnya,” tegas Prandelli.
Baik Italia maupun Brasil sudah memastikan lolos ke babak semifinal Piala Konfederasi 2013 setelah masing-masing tim mengantongi dua kemenangan. Namun, laga ini menentukan juara grup dan runner-up. Tim Samba untuk sementara menjadi juara grup karena memiliki produktivitas gol yang lebih baik daripada Italia.
Jika Italia kalah, maka Gianluigi Buffon dan kawan-kawan akan menjadi runner-up Grup A. Bila demikian, Italia harus bertemu Spanyol yang menjadi juara Grup B dalam perebutan tiket final.
Terkait kemungkinan tersebut, Prandelli tak ambil pusing. “Kami sama sekali tidak berpikir soal Spanyol. Kami akan membicarakan itu nanti,” ujar Prandelli.
Prandelli, dalam kesempatan yang sama, menyatakan permintaan maafnya atas candaan rasial soal Mario Balotelli. Candaan tersebut terlontar saat Balotelli hendak mengikuti kegiatan amal di sela perhelatan Piala Konfederasi 2013.
Skuad Italia tidak diziinkan keluar dari hotel selama ada unjuk rasa yang dilakukan publik Brasil di Piala Konfederasi 2013. Balotelli adalah perkecualian. Dia menjadi satu-satunya pemain yang diizinkan meninggalkan hotel. Pemain AC Milan ini menghadiri acara amal untuk membantu anak-anak di daerah miskin di sekitar Salvador.
Prandelli mengakui dia memang mengizinkan Balotelli meninggalkan hotel. Tetapi, alasan yang disampaikan Prandelli justru memicu kontroversi. Dia mengizinkan Balotelli keluar dengan alasan “warna kulitnya berbeda dari kami”.
Prandelli kemudian sadar mengenai dampak ucapannya. “Saya minta maaf. Itu hanya sebuah candaan, tentunya. Sebelumnya, saya berbicara soal warna kulit kami,” aku Prandelli. “Saya senang kami mengklarifikasi isu soal mengapa dia satu-satunya yang boleh keluar. Dia dikelilingi oleh semua orang. Namun, ia bekerja untuk amal dan melakukan sesuatu yang baik,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Prandelli juga menyatakan Italia takkan meninggalkan Brasil meskipun terjadi unjuk rasa besar-besaran menentang Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014.
“Pulang ke rumah bukanlah sesuatu yang kami pikirkan. Namun, selama berada di Salvador, situasi berubah dari (saat berada di) Rio, di mana kami bisa berkunjung ke kota tanpa masalah. Di sini kami dilarang meninggalkan hotel,” tutur Prandelli.