Sir Alex Ferguson kecewa sikap manajemen Manchester United dalam menentukan manajer permanen.
Dia dikabarkan lebih memilih Mauricio Pochettino ketimbang Ole Gunnar Solskjaer.
Ferguson pernah mengundang Pochettino untuk makan malam hal itu dikarena dia sangat menyukai karakter dari manajer asal Argentina tersebut.
Kejadian tersebut merupakan pertanda dari Ferguson kalau ia ingin Pochettino menukangi Manchester United pada masa mendatang. Peluang tersebut terbuka setelah Mancester United memecat Jose Mourinho.
Pemilihan Ole Gunnar Solskjaer sebagai caretaker mendapat persetujuan dari Ferguson. Namun, Ferguson hanya melihat Solskjaer sebagai solusi jangka pendek. Ia masih berharap Manchester United memperkerjakan Pochettino.
Manajemen membuat manuver dengan memberikan kontrak permanen kepada Solskjaer. Hal itu membuat Ferguson kecewa. Ia merasa terisolasi karena tidak dimintai pertimbangan mengenai keputusan itu.
Ferguson juga dikabarkan sama sekali tidak mendapat kontak dari Solskjaer untuk dimintai pendapatnya untuk menangani tim.
“Sir Alex merasa sangat kecewa dengan sikap manajemen Manchester United dan Solskjaer,” ujar rekan dekat Ferguson.
“Ia merasa ironis, karena masih memikirkan Manchester United walaupun sudah pensiun. Ia sangat mencintai klub dan merasa kecewa karena opininya tidak didengar klub,” ungkap rekan Ferguson tersebut.
Sir Alex Ferguson akan kembali ke Old Trafford untuk laga peringatan dua puluh tahun Manchester United menjadi treble winners. Ia akan mendampingi mantan anak buahnya untuk berhadapan dengan Bayern Munchen.
Solskjaer sebenarnya bukan pilihan bagi Sir Alex yang justru lebih senang jika melihat Mauricio Pochettino merapat ke Old Trafford, demikian klaim Daily Mail.
Kabar ini terbilang mengejutkan karena hampir semua meyakini penunjukan Solskjaer sebagai manajer Manchester United telah mendapat restu dari Sir Alex.
Kedua sosok tersebut bahkan diketahui sering melakukan pertemuan namun hubungan yang terjadi di antara keduanya tidak seerat yang dibayangkan.
Di mata Sir Alex, klub sekelas Manchester United seharusnya mendatangkan pelatih terbaik yang tersedia di bursa dan soal ini bos Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino adalah pilihannya.
Disebutkan juga Sir Alex sebenarnya enggan bergerak di balik layar United mengingat pengetahuannya terkait masalah yang mendera klub setelah ditinggalkan Sir Matt Busby, meski demikian juru taktik adal Skotlandia ini tetap merasa kecewa karena jarang dimintai masukan.
Sementara itu, mantan pemain Barcelona, Rivaldo mengklaim bahwa Manchester United sudah kehilangan wibawa mereka sebagai tim terbaik di Liga Inggris.
Menurutnya, MU yang sekarang masih berada di bawah kualitas Liverpool dan Manchester City.
Setan Merah baru saja melewati salah satu musim terburuk mereka. MU hanya mampu finis di peringkat keenam klasemen akhir Premier League, yang berarti mereka harus melewatkan Liga Champions musim depan.
Kegagalan itu jadi pukulan besar bagi MU yang sedang memulai proyek besar musim depan.
Di bawah Ole Gunnar Solskjaer, MU berusaha merombak skuat untuk mengembalikan identitas klub yang selalu bersaing merebut trofi. Sayangnya, saat ini MU kehilangan pesona untuk merayu pemain-pemain top.
Dahulu, tak ada yang berani meragukan kualitas MU. Saat masih ditangani Sir Alex Ferguson, MU merupakan klub yang ditakuti di Inggris dan Eropa. Namun, sejarah tinggal sejarah, MU yang sekarang sudah tidak lagi dianggap sebagai tim kuat.
“Liverpool dan Manchester City merupakan tim terkuat di Inggris saat ini dan keduanya memainkan sepak bola hebat. Jadi, seandainya saya masih bermain saat ini dan punya peluang pergi ke Premier League, salah satu dari mereka mungkin bakal jadi pilihan saya,” tutur Rivaldo kepada Betfair via Metro.
“Namun, ada beberapa tim yang lebih kuat di Premier League daripada liga-liga lainnya. Itu liga terkuat di dunia saat ini.”
Lebih lanjut, Rivaldo mengingat kembali masa-masanya saat masih merumput. Dia mengaku pernah beberapa kali mendapatkan tawaran MU, tetapi baginya Barcelona merupakan rumah. Rivaldo menghargai MU, tetapi dia tak bisa meninggalkan Barca.
“Ketika saya masih bermain untuk Barcelona, saya mendapati beberapa agen yang coba memindahkan saya ke Manchester United. Namun, saya sangat senang dengan kota dan klub di Barcelona yang membuat saya tidak terlalu memperhatikan kemungkinan itu.”
“Saya tidak bermaksud meremehkan MU, saya hanya tidak mau pindah saat itu. Saya tidak yakin apakah ada penawaran yang sah. Hanya ada diskusi dengan agen dan rumor, tidak lebih,” tuturnya.