Isu seputar masa depan Jose Mourinho memang bisa bikin siapa pun kecele. Termasuk situs resmi Premier League, yang awalnya menulis berita berjudul “Jose Mourinho makes Chelsea return.” Berita itu tanpa fakta. Dan menyadari ada yang salah dengan tulisannya itu, di hari yang sama munculnya pernyataan ralat ke publik bahwa berita kembalinya Mourinho ke Chelsea keliru.
Mourinho memang sudah menuntaskan kariernya di Real Madrid pasca laga kontra Osasuna semalam yang berakhir 4-2 untuk kemenangan Los Blancos. Setelahnya pria asal Portugal itu menganggur dan menunggu tawaran sejumlah klub dalam hal ini Chelsea.
Jelas dengan kian kencangnya isu Mourinho bakal kembali ke Chelsea, hal apa pun bisa dijadikan berita dan mengundang komentar banyak pembaca. Salah satunya ketika Mourinho menyudahi masanya sebagai pelatih Madrid.
Situs resmi Premier League tiba-tiba memunculkan berita bertajuk “Jose Mourinho Kembali ke Chelsea” lalu di bawahnya ada tulisan “Pelatih Portugal itu kembali ke Stamford Bridge usai meneken kontrak xx-tahun”.
“Jose Mourinho kembali lagi ke Stamford Bridge usai menyepakati untuk menangani Chelsea kedua kalinya. Pelatih Portugal 50 tahun, yang sukses membawa Chelsea menjuarai Liga Inggris dua musim beruntun, kembali ke klub London Barat usai pergi selama enam tahun,” demikian lanjutan isi berita di situs tersebut.
Namun anehnya tanggal di situs itu tercantum Senin 3 Juni 2013. Padahal berita itu muncul Minggu dinihari WIB alias sehari lebih cepat. Menyadari kekeliruan yang dibuatnya, Premier League langsung meralatnya. “Berita di situs Premier League yang menyatakan bahwa eks manajer Chelsea, Jose Mourinho, sudah resmi kembali ke Stamford Bridge adalah kesalahan publikasi.”
Entah sebuah kebetulan atau tidak bahwa tanggal 2 Juni tahun 2004 adalah pertama kalinya Mourinho diperkenalkan ke publik Inggris pasca dikontrak oleh Chelsea. Demikian dilansir BBC.
Tak ada yang harus disalahkan dengan gencarnya pemberitaan tentang Mourinho. Jose pernah menjalani periode menyenangkan ketika membesut Chelsea. Andai kembali ke klub itu lagi, Mourinho diyakini bakal kembali sukses. Inilah godaan banyak media yang terus berspekulasi mengani Mou dan Chelsea.
Mourinho memenangi dua titel juara Premier League dalam dua musim pertamanya bersama The Blues. Titel pertamanya merupakan titel juara liga yang pertama untuk klub setelah puasa 50 tahun.
Sementara itu Ricardo Carvalho, yang ketika itu bekerja bersama Mourinho di Chelsea, meyakini bahwa sang bos memang “berjodoh” dengan Chelsea. “Saya yakin dalam dua atau tiga tahun ke depan mereka akan jadi juara liga lagi. Tapi, saya pikir, bahkan dalam tahun pertamanya pun dia bisa,” ucap Carvalho seperti dilansir Reuters.
Carvalho bereuni dengan Mourinho di Real Madrid. Mereka pun sama-sama memutuskan untuk mengakhiri karier di Madrid dan pindah ke tempat lain musim depan.”Jose adalah pelatih yang spesial dan saya pikir dia layak mendapatkan yang terbaik karena dia bekerja sangat keras,” kata Carvalho.
Bek Real Madrid, Alvaro Arbeloa, mengaku sedih Jose Mourinho tak lagi melatih tim itu. Ia pun membeberkan bahwa banyak pemain Madrid yang bersikap egois saat ditangani Mourinho.
Mourinho awalnya ditunjuk pada 2010 sebagai pelatih Madrid untuk membawa klub itu berjaya di kompetisi domestik serta Eropa. Di Eropa memang ia gagal mempersembahkan trofi Liga Champions meski selalu lolos ke semifinal dalam tiga musim terakhir.
Tapi di kompetisi domestik ia masih bisa membawa El Real juara Copa del Rey di musim pertamanya lalu La Liga musim lalu. Sayangnya musim ini segalanya berjalan begitu buruk untuk Mourinho.
Pertikaian dengan para pemain senior khususnya kapten tim Iker Casillas plus kegagalanMadrid meraih gelar membuatnya akhirnya ia “terusir” dari Santiago Bernabeu. Mourinho memutuskan mengakhiri kontraknya lebih cepat dari yang seharusnya tuntas 2016.
“Dia sudah berkorban banyak untuk klub ini dan harus menghadapi segalanya sendiri. Dia selalu mengutamakan Real Madrid dibanding dirinya. Inilah yang merusak image-nya dan saya tidak tahu apakah semua orang di klub terasuk para pemain bisa berbuat hal yang sama. Termasuk diri saya sendiri. Saya selalu melihat diri sendiri dulu dan ingin segalanya berjalan baik bagi saya serta klub. Banyak pemain lain juga seperti saya,” tutur Arbelo di Marca.
Lebih lanjut Arbeloa juga menuturkan bahwa sebagian pemain bintang terlalu mementingkan egonya dan itulah sebab mengapa Mourinho akhirnya pergi.
“Banyak dari kami yang memikirkan agar tidak mendapat kritik dari media dan coba memperlihatkan hal-hal yang baik, hanya berbicara jika itu menguntungkan kami. Ini situasi yang bagus di dalam ruang ganti tapi kami kurang dewasa untuk mengatasi situasi-situasi sulit,” sambungnya.