Tito Vilanova resmi meninggalkan Barcelona setelah lima tahun berada dalam putaran “panas” persaingan La Liga dan Champions League. Empat tahun ia bersama Joseph Guradiola sebagai asisten pelatih. Satu tahun menjadi pelatih yang hanya bisa di tongkronginya di awal dan di akhir musim. Di pertengahan kompetisi ia, selama tiga bulan, harus berjuang menyembuhkan kanker tenggorolannya.
Ia tak ingin Barca kesepian dan terjebak oleh arus naik turun penyakitnya. Dan Tito memutuskan untuk pergi bertarung dengan penyakitnya. Ia berharap bisa memenangkannya.
Pasca mundur dari jabatannya sebagai pelatih kepala “La Barca,” Jumat, 19 Juli 2013, dengan alasan kesehatan, Tito di aplaus sebagai “hero” dan “gentlemen” untuk memberi ruang bagi Barca untuk memilih yang terbaik. Keputusan Vilanova tersebut mengundang simpati dari berbagai kalangan.
Atas aplaus ini Tito Vilanova menulis surat terbuka untuk merangkum semua simpati itu , yang tak mungkin ia jawab satu persatu. Ia mengucapkan terimakasih atas dukungan yang telah diberikan kepadanya.
Inilah surat terbuka yang mengharukan sekaligus makin menempatkan lelaki “handsome” yang tak banyak cakap itu dalam tabik hormat komunitas bola dunia. Berikut surat terbuka yang ditulis Vilanova yang kami terjemahkan dari situs resmi Barca:
“Setelah lima tahun yang indah menjadi bagian dari sebuah tim yang telah membuat mimpi menjadi kenyataan bagi seorang pelatih, ini saatnya untuk menghadapi perubahan dalam kehidupan profesional saya dan mencurahkan energi untuk melanjutkan usaha memerangi penyakit saya yang diagdonosis selama satu setengah tahun ini.
Mulai sekarang saya direkomendasikan untuk menjalani perawatan, menurut pendapat dokter, saya sebenarnya bisa mendedikasikan seratus persen untuk tugas pertama sebagai pelatih tim seperti yang diysaratkan Barcelona. Namun, konsekuensinya saya harus tetap dekat dan terus bekerja untuk klub yang sangat saya cintai ini.
Tidak mudah untuk meninggalkan tim dengan pemain, staff, rekan-rekan yang sangat spesial ini, dan dengan siapa pun yang telah berbagi pengalaman luar biasa dengan saya. Saya berterima kasih atas segala yang Anda berikan dan itu sudah saya tunjukkan. Kualitas individu dan tim ini mampu menguji setiap hambatan dan saya puas dengan keterampilan ini mampu menghadapi banyak tantangan dan ini harusnya menyenangkan buat siapa saja.
Saya juga ingin berterima kasih secara khusus kepada chairman, dewan, dan semua Direktur Olahraga Andoni Zubizaretta yang memberikan kepercayaan kepada saya, di atas segalanya, juga dukungan mutlak, baik dari segi olahraga maupun personal. Sama pentingnya bagi saya adalah dukungan yang saya terima secara medis maupun kemanusiaan dari Dr Ramon Canal serta tim dokternya yang berada di sisi saya. Saya tidak memainkan pertandingan ini sendirian. Ada dukungan klub yang membantu saya melewati proses panjang ini hingga sekarang.
Untuk Anda semua, anggota dan fans klub ini, saya juga ingin berterima kasih kepada Anda dengan sepenuh hati atas dukungan dan kasih sayang yang Anda berikan, bukan hanya sekarang tapu dalam seluruh bulan-bulan terakhir lalu. Doakan saya tenang, kuat, dan menghadapi babak baru dalam proses sakit saya dengan penuh keyakinan dan semuanya akan baik-baik saja.
Terima kasih kepada semua fans sepak bola, rekan seprofesi, klub, atlet, dan kenalan atas pesan-pesan mendukung yang membuat saya dan keluarga merasa nyaman.
Ini adalah masa sulit bagi saya dan saya meminta media menghormati dan mengerti. Begitu berhenti menjadi pelatih, saya berharap memiliki ketenangan dan privasi yang saya dan keluarga butuhkan. Saya tidak bisa menyimpulkan surat ini tanpa banyak keberuntungan dan berharap pelatih baru tim terbaik dunia ini akan sukses.
Terimakasih semua
Tito.”