Manuel Pellegrini menangisi gol Romelu Lukaku di Goodison Park, Rabu malam WIB, 06 Januari 2016, pada semifinal Piala Liga, dan menjadikan Manchester City harus berjuang ekstra keras dalam leg kedua di Etihad kala menjamu Everton.
Pellegrini sulit menerima kekalahan du gol berbanding sati itu dan menyalahkan i wasit telah merampas kemenangan mereka.
Everton unggul lewat Ramon Funes Mori di ujung babak pertama dan gol itu oleh Pellegrini dinilai tak layak disahkan karena Romelu Lukaku sebelumnya sudah ada dalam posisi offside.
Selain gol pertama Everton yang dianggap Pellegrini tak layak diterima timnya, Pellegrini juga menilai bahwa sejatinya timnya pantas mendapatkan penalti saat Jesus Navas dijatuhkan di babak pertama.
“Gol pertama Everton offside. Romelu Lukaku ada di depan Willy Caballero dan menakjubkan bila hakim garis tak bisa melihat jelas hal itu.”
“Apa yang terjadi pada Jesus Navas pun jelas merupakan pelanggaran dan kami layak mendapatkan penalti.”
“ Kami tak layak tertinggal di babak pertama karena gol mereka offside dan kami seharusnya mendapat penalti,” ujar Pellegrini seperti dikutip situs resmi klub.
Manuel Pellegrini kecewa dengan kinerja ofisial dalam pertandingan antara Everton dan Manchester City.
Pellegrini juga menyebut ada dua keputusan wasit yang merugikan timnya di laga tersebut.
Manajer asal Chile itu menilai City dirugikan oleh dua keputusan wasit.
“Gol pembuka Everton harusnya tidak sah karena offside. Romelu Lukaku berdiri dalam posisi offside ketika Ross Barkley melepaskan tembakan yang ditepis Willy Caballero, di mana bola muntah akhirnya dikonversi oleh Ramiro Funes Mori menjadi gol.”
Pellegrini juga kecewa karena wasit tidak memberi City hadiah penalti di babak kedua atas pelanggaran terhadap Jesus Navas.
Pellegrini menilai pelanggaran yang dilakukan Kevin Mirallas terhadap Navas harusnya diganjar penalti.
“Jika Anda menghitung penalti yang harusnya didapat Jesus Navas, keduanya pengamatan yang jelas yang bisa mengubah skor. Itu adalah pelanggaran, itu jelas –dia mengambil kaki Jesus– itu jelas penalti.”
“Kami tidak pantas kalah di babak pertama, mereka mencetak gol yang jelas offside dan kami tidak diberi penalti,” katanya menegaskan.
City sempat menyamakan kedudukan lewat Navas di pertengahan babak kedua namun dua menit berselang Lukaku memastikan kemenangan Everton di laga ini.
“Jika kalian menggabungkan dua kejadian tadi, maka akan bisa menarik sebuah kesimpulan jelas bahwa bisa saja situasi tersebut mengubah skor di akhir pertandingan,” kata Pellegrini.
Walaupun menelan kekalahan, Pellegrini tetap optimistis bahwa City mampu mengantongi tiket ke babak final lewat kemenangan di leg kedua nanti.
“Secara umum kami bermain lebih baik, namun Lukaku berhasil menunjukkan bahwa ia pemain yang berbahaya.”
“Kami hanya memiliki waktu sembilan puluh menit dan penting bagi kami untuk tak lagi kebobolan di Stadion Etihad. Kami bisa lolos bila mampu tampil seperti biasa kami berlaga di kandang kami,” tutur Pellegrini.
Hasil dua pertandingan itu membuat potensi Derby Merseyside di final Piala Liga terlihat bisa terlaksana.
Roberto Martinez mengapresiasi tinggi performa Everton usai menaklukkan Manchester City Tak ketinggalan dia juga memuji dukungan masif dari suporternya.
Penampilan efisien Everton menjadi kunci, sementara City tampil boros. Anak asuh Martinez benar-benar tertinggal dalam jumlah percobaan mencetak gol dengan delapan berbanding delapan belas.
Namun mereka justru mencatatkan lebih banyak tembakan tepat sasaran, yakni tujuh kali berbanding hanya empat milik City.
Martinez mengaku puas dengan ketenangan yang ditunjukkan anak asuhnya, baik ketika skor sempat sama kuat dan ketika sejumlah pemain harus menepi karena cedera. Satu hal lain yang membuatnya terkesan adalah atmosfer Goodison Park.
“Goodison Park sungguh keren. Karakter yang kami tunjukkan itu luar biasa. Kami harus mengatasi ketiadaan Tom Cleverley dan Lukaku yang mendapatkan benturan, dan kami menyelesaikan laga dengan sepuluh pemain,” kata Martinez kepada Sky Sports.
“Reaksi setelah kebobolan juga luar biasa. Tapi kemenangan ini tak berarti apapun. Ini adalah leg pertama yang harus kami menangi dan sekarang kami bersiap untuk leg kedua yang sangat menarik.”
“Gol pertama itu merupakan umpan yang luar biasa dari sepak pojok dan kami bereaksi lebih cepat terhadap bola kedua. Golnya memang tampak akan datang, kami punya periode yang tangguh.”
“ Di serangkaian kesempatan, kami bermain dengan kepercayaan diri yang nyata,” imbuh manajer asal Spanyol itu seperti dikutip BBC.