Louis van Gaal mulai goyah keyakinannya bahwa Manchester United mampu keluar sebagai juara Premier League setelah di White Hart Lane Stadium, Minggu malam, 28 Desember 2014, mendapat perlawanan ekstra hebat dari Tottenham Hotspur dengan hasil akhir seri, tanpa gol.
Hasil kurang bagus ini langsung membuat Manchester United semakin pesimis dalam perburuan gelar musim ini. Sang pelatih, Louis van Gaal, sempat mengakui hal tersebut.
Skor imbang tanpa gol ini belum mampu memangkas jarak poin dengan dua rival utamanya, Chelsea dan City, yang juga bermain imbang dengan lawan-lawannya.
United sendiri sebenarnya mampu menciptakan peluang matang, yang sekaligus ancaman berbahaya ke jantung pertahanan Spurs. Sayangnya rentetan usaha tersebut tak menemui titik temu, lantaran tumpulnya sejumlah bomber.
Berkaca dari dua pertandingan sebelumnya ketika menelan hasil imbang lainnya dengan Aston Villa, United mulai tidak yakin dalam persaingan juara. Mengingat raihan poin Setan Merah kini berjarak sepuluh angka dengan pemuncak klasemen sementara, The Blues.
“Saya mengatakan di ruang ganti, ketika Anda tidak bisa menang dalam pertandingan tertentu Anda adalah tim yang tidak lebih baik. Skor imbang melawan Aston Villa dan sekarang melawan Tottenham, maka sangat sulit untuk menjadi juara di akhir musim ini,” jelas Van Gaal, seperti dilansir Goal, Senin, 29 Desember 2014.
Berlaga dengan skuad yang lebih mumpuni, tak lantas bisa dengan mudah bagi Manchester United untuk menaklukan Tottenham Hotspur akhir pekan lalu. Bahkan sang pelatih, Louis van Gaal tampak begitu frustrasi dengan penyelesaian akhir pasukannya hingga laga berakhir dengan skor kacamata.
Dalam laga pekan kesembilan belas Premier League tersebut, sebenarnya United beberapa kali berhasil menciptakan peluang matang. Namun sayangnya, sejumlah kans di depan mulut gawang tak mampu dikonversi menjadi gol.
Ironis jika melihat Setan Merah bermain dengan sederet bomber yang begitu menakutkan, seperti Wayne Rooney, Robin van Persie, Radamel Falcao dan Juan Mata. Kendati demikian, lini pertahanan Spurs tetap sulit untuk ditembus.
Menanggapi hal tersebut, sang Meneer mengaku sempat kecewa dan frusrtasi dengan permainan yang ditunjukan anak-anak asuhannya. Padahal di laga sebelumnya saat kontra Newcastle, The Red Devils sanggup mengemas poin sempurna melalui kemenangan tiga gol berbanding satu.
“Ketika Anda bermain melawan tim peringkat enam besar di White Hart Lane, Anda harus membuat enam sampai delapan peluang. Setelah itu kesempatan yang terbuka, Anda harus menyelesaikannya. Mereka menciptakan tiga peluang, kami juga menciptakan banyak peluang. Tapi saya frustrasi tak satu pun membuahkan gol,” ungkap Van Gaal
“Jika Anda tidak menghargai diri sendiri, maka biasanya lawan akan menang. Anda perlu sedikit keberuntungan, karena Tottenham juga bisa mencetak gol di babak kedua. Mereka memenangkan bola di babak kedua, dan itu sebabnya mereka lebih mendominasi dari pada kami di babak kedua,” tambahnya.
Terhadap posisi poin Manchester United yang mengalami pelambatan ini, gelandang Juan Mata mencoba melihatnya dengan positif mengingat pernah mengalami masa-masa kelam di awal musim ini.
“Saya pikir kami memiliki cukup banyak peluang untuk mencetak satu, mungkin dua gol. Kami berpikir saat turun minum bahwa kami harus mencetak gol, dan manajer kami pun berujar demikian.”
“Kami harus menghadiahi diri sendiri, saya pikir kami ingin menang. Terutama di babak pertama, di mana kami bisa saja menang,” kata Mata, kepada MUTV, Senin.
Ketika kelelahan menggelayuti di babak kedua, United mengendurkan tempo dan menjadi tim yang ditekan. Mata pun mengaku The Lilywhites memiliki kesempatan yang lebih baik di babak kedua.
“Di babak kedua mereka lebih banyak menekan, mereka lebih ofensif dan David De Gea melakukan penyelamatan gemilang seperti biasa. Tapi, saya pikir kedua tim lebih lelah dari babak pertama, dan itu berimbas pada jalannya laga,” tuntasnya.