Demi Lovato sudah bangkit.
Itulah tulisan terbaru laman “billboard,” Kamis, 29 Juni 2016, tentang Lovato yang “hadir” kembali secara utuh usai diterjang badai kehidupan yang menenggelamkan kecemerlangan karirnya.
“Lovato sudah kembali,” lanjut “billboard.”
Dalam tulisan panjang itu, “billboard,” kembali mengingatkan bagaimana Demi Lovato merengkuh ketenaran dan karier cemerlang, terlebih dia harus melewati banyak masalah.
Demi memulai kariernya di dunia hiburan lewat acara anak-anak Barney & Friends.
Ia pun sempat menjajal peruntungan di sebuah kontes kecantikan. Namun jauh sebelum itu, ia telah menyadari pentingnya body-image.
“Tapi saya merasa agak tidak nyaman ketika berada di panggung dan dinilai kecantikan saya,” ujarnya, dikutip laman Billboard.
Kenyataannya, pelantun Heart Attack ini memiliki sebuah keluarga yang ‘tidak sempurna.’
Ayahnya, Patrick Martin Lovato, sempat berjuang melawan penyakit skizofrenia, gangguan bipolar, dan kecanduan alkohol sebelum meninggal pada tiga tahun silam
Ibunya, Dianna Lee Hart, menderita bulimia atau kelainan pola makan.
“Saya berada di sekitar orang yang memiliki berat tiga puluh enam kilogram dan memiliki kelainan pola makan. Sulit untuk tidak tumbuh seperti itu,” kata gadis keturunan Mexico yang menyandang nama panjang Demetria Devonne Lovato.
Apa yang dialami ayah dan ibunya, sempat pula dirasakan Demi.
Beruntung, di usia lima belasan ia berubah, hingga dipercaya melakoni karakter Mitchie Torres di tayangan remaja berjudul Camp Rock yang juga dibintangi Jonas bersaudara.
Setelah itu, Demi mendapat tawaran untuk memandu acara sendiri, Sonny with a Chance, yang ditayangkan Disney Channel.
Di satu sisi, kariernya makin cemerlang, namun di sisi lain ia juga menghadapi banyak masalah pribadi.
Selain memikul tanggung jawab finansial untuk seluruh anggota keluarganya, ia juga harus membiayai pengobatan dirinya sendiri agar terbebas dari ketergantungan alkohol, kokain dan obat berbahaya setara morfin, OxyContin.
“Saya hidup dengan ketergesaan dan merasa bakal mati muda,” kata dara kelahiran Albuquerque, New Mexico
“Saya tidak yakin saya bisa mencapai usia seperti sekarang.”
Meski sempat pesimis, akhirnya Demi bangkit.
Upaya pertama yang dilakukannya adalah mendapat perawatan di panti rehabilitasi di Midwest.
Di situ, baru lah Demi menyadari dirinya juga mengidap gangguan bipolar. Ia pun mendapat perawatan untuk mengatasi bulimia.
Meski sudah diobati, diakui Demi, dirinya sempat beberapa kali terseret kembali ke kebiasaan lama yang buruk.
“Setelah saya mulai makan lagi, semua kebiasaan itu akan [muncul lagi dan] bertambah buruk,” ia mengenang.
Akhirnya, sang penyanyi sekaligus penulis lagu memutuskan untuk menetap di sebuah rumah di West Hollywood selama satu tahun.
Sejenak, Demi beristirahat dari hingar bingar dunia hiburan yang telah membesarkan namanya.
Sejak saat itu, ia menyadari tanggung jawabnya untuk membela kaum perempuan muda terutama terkait isu self-image. Ia juga tergerak untuk melakukan langkah positif: meningkatkan kesadaran terhadap penyakit kejiwaan.
“Ketika acara meet and greet, saya tidak bisa mengatakan berapa banyak perempuan muda yang menunjukkan lengan mereka yang terluka,” ungkapnya.
Luka itu menunjukkan mereka pernah berniat bunuh diri dengan memotong urat nadi.
“Mereka menyatakan kepada saya, ‘Anda menolong saya untuk melalui [masalah hidup] ini. Berkat Anda, saya berhenti menyakiti diri sendiri,'” kata Demi tentang penggemarnya.
“Mendengar hal itu, memberikan arti hidup baru untuk saya.”