Ferasta “Pepeng” Subardi, dikenal dengan sapaan akrab “Pepeng,” telah berpulang.
Rabu pagi, memasuki waktu dhuha, 06 Mei 2015, komedian yang terkenal dengan jargon “jaree.. jaree..”nya itu, akhirnya “memenangkan” pertarungannya dengan penyakit kelumpuhan dengan “menyerahkan” diri ke hadapan Illahi.
Pepeng adalah tipikal komedian “smart.” Ia dikenal dan populer lewat kuis “jareee… jaree..” di tayangan sebuah stasion televisi terkenal pada tahun sembilan puluhan.
Selain kocak, Pepeng juga berhasil membetot semua orang lewat dialognya yang khas dan sangat intelektual.
Pepeng telah mengajarkan banyak orang untuk terus berkarya di tengah keterbatasan.
Perjuangan hidupnya sampai bisa sukses itu panjang.
Tapi di tengah keterbatasan, dia tidak berhenti untuk berkarya dengan cara menulis buku dan memberi motivasi.
Pepeng dapat menginspirasi anak muda yang masih punya banyak kesempatan untuk tidak mudah putus asa.
Pepeng dikenal sebagai sosok yang supel dan disiplin.
Pepeng juga seorang figure yang memiliki magnet sebagai seorang komedian.
Menghabiskan waktu di tempat tidur dan di kursi roda, tak membuat Pepeng berhenti berkarya.
Ia telah menyelesaikan pendidikan di Strata 2 Jurusan Psikologi Intervensi Sosial di dari tempatnya berbaring.
Pepeng itu luar biasa.
Walaupun sakit dan memakai kursi roda, ia masih memiliki semangat yang tinggi
Tak hanya pendidikan, Pepeng yang bernama asli Ferrasta bin Soebardi juga menyelesaikan karya berupa buku juga dari pembaringannya Buku ia selesaikan beberapa bulan sebelum “pergI” ke Penciptanya.
Bahkan selama ia di pembaringan, Pepeng telah mengajarkan kepada banyak orang untuk tidak pernah kalah dalam berkreasi.
Selama lebih dari satu dekade, Pepeng menunjukkan bahwa ia memenangkan pergulatannya dengan penyakitnya dengan tetap aktif dari tempat berbaringnya.
Ia pernah datang ke sebuah studio televisi untuk sebuah wawancara tanpa ingin diistemewakan walau pun harus sedikit ribet dengan menggotong tempat tidur dorong karena ia harus berbaring melayani setiap pertanyaan.
“Saya bukan manusia invalid yang harus didatangi. Saya tak ingin diistimewakan dengan alasan kelumpuhan. Saya juga tak ingin terlihat kalah dari mereka yang lain. Saya masih ‘sempurna,” kata Pepeng sebagai alasan tetap menginginkan wawancara di studio.
Untuk itulah ketika kabar ia meninggal di waktu dhuha yang senyap itu banyak orang terkejut dan saling mengirim rasa duka di media sosial.
Bahkan di sepanjang jalan arah rumah duka secara spontan tetangganya memasang puluhan bendera kuning.
“Pepeng sudah sepuluh tahun berjuang. Ia tetap berkarya. Ia harus jadi pembelajaran bagi semua orang”
“Sakit bukan halangan berkarya. Bang Pepeng orang yang kuat, elegan, punya power luar biasa,” ucap salah satu seliweran di twit media sosial
Ucapan duka mengalir deras di sejumlah media sosial, terutama di Twitter sejak siang ini. Banyak warga Twitter yang turut mengucapkan belasungkawa terhadap pria dengan nama asli Ferrasta Soebardi itu.
“Ya ampun.. Om Pepeng Perasta meninggal dunia? Innalillahi, semoga jd kedamaian dr sekian tahun perjuangan kesabarannya, Amin,” tulis pemilik akun @motulz.
“Innalilahi wainnaillahi roji’un….telah meninggal dunia mas pepeng…semoga di terima amal ibadah beliau. Aamiiin,” tulis pengguna Twitter lainnya, @SupraptiTatik.
Aktor sekaligus politikus kondang Raden Mas Haryo Heroe Syswanto Ns. Soerio Soebagio atau yang lebih dikenal dengan nama Sys NS juga mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya.
“Innalillahi Wa’innailaihi Roji’un. Telah meninggal dunia tokoh komedi “Ferasta PEPENG Soebardi” pada hari ini” ciap Sys NS lewat akun Twitter pribadinya.
Pepeng meninggal di usia enam puluh tahun setelah mengidap penyakit langka yang dikenal dengan nama multiple sclerosis.
Sepuluh tahu sudah ia mengidap penyakit multiple sclerosis, sehingga harus bolak-balik ke Rumah Sakit Puri Cinere sebelum akhirnya meninggal.
Rumah Sakit Puri Cinere barangkali sudah menjadi rumah kedua bagi tokoh komedi dan seniman Ferasta Pepeng Soebardi.
Direktur RS Puri Cinere Judiwan Maswar mengatakan, komedian presenter kuis Jari-Jari itu memang sudah lama menderita sakit menahun. Pepeng bahkan terbaring cukup lama di tempat tidur di rumahnya.
laporan wartawan “nuga” di jakarta, gerry haryanto