Kata narsis dan psikopat kini menjadi dua kata paling popular di Amerika Serikat bersamaan dengan tuduhan yang dilontarkan media terhadap kandidat calon presiden AS, Donald Trump.
Trump diejek dengan sebutan narsis dan psikopat.
Untuk Anda tahu kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian.
Namun sebenarnya, ada perbedaan utama antara kedua gangguan ini yang kita harus tahu.
Cukup sulit untuk mengidentifikasi seseorang sebagai seorang psikopat.
Mereka bisa cukup normal dan bahkan tampil menarik, tapi kenormalan mereka adalah semu belaka.
Psikopat tidak memiliki hati nurani dan empati sehingga mengarah ke manipulatif, impulsif dan kadang-kadang kriminal.
Di sisi lain, psikopat biasanya memiliki kecerdasan yang luar biasa.
Ada cukup banyak predator di alam.
Mereka terus-menerus mencari orang untuk disalahgunakan demi keuntungan egois mereka, lalu pindah ke orang berikutnya tanpa banyak berpikir.
Psikopat tidak takut pada siapa pun dan memiliki kepercayaan diri yang luar biasa.
Psikopat dan narsisis memiliki satu sifat penting yang sama. Keduanya tidak memiliki empati dan hanya peduli pada diri sendiri.
Mereka bisa menyakiti dan memanfaatkan orang lain untuk tujuan pribadi mereka, kata Steven Reidbord, MD, psikiater dari Sacramento dalam tulisannya yang berjudul Narcissist, Psychopaths and Other Bad Guys di Psychology Today.
Namun, orang yang menderita Narcissistic Personality Disorder menunjukkan arogansi yang besar dan kebutuhan yang konstan untuk diperhatikan oleh orang lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Narsisis sering digambarkan sebagai “sombong, egois, manipulatif, dan menuntut.” Mereka percaya bahwa mereka berhak untuk hak-hak istimewa dibanding orang lain.
Meskipun di permukaan, narsisis tampaknya memiliki harga diri yang tinggi, biasanya mereka miskin harga diri.
Penampilan penuh harga diri hanyalah topeng.
Namun dalam beberapa kasus, memang ada orang narsisis yang memiliki harga diri yang tinggi.
Narsisis juga bisa sangat agresif, sering bertindak atas dorongan untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
Narsisis sering menampilkan emosi seperti seorang psikopat.
Bedanya, seorang narsisis bisa merasa malu dan terhina atas tanggapan orang lain terhadap dirinya, sedangkan psikopat tidak.
Seperti apa psikopat itu sebenarnya dan semudah itukah kita bisa membedakan seorang psikopat, jika dia ada di dekat kita?
Secara harafiah, psikopat berarti sakit jiwa.
Psikopat berasal dari kata psyche atau jiwa dan pathos atau sakit.
Sakit jiwa tidak sama dengan gila karena kalau gila, dia tidak sadar atas apa yang dilakukannya. Seorang psikopat sadar atas perbuatannya. Gejala psikopat disebut psikopati.
Untuk mendiagnosa apakah seseorang benar adalah psikopat atau bukan, butuh evaluasi yang ketat dan menyeluruh. Ada tujuh tahap pemeriksaan termasuk 20 checklist psikopati Hare yang harus dijalankan.
Hare adalah nama belakang dari Robert D. Hare, Bapak Psikopati Dunia, seorang ahli psikopati dari British Columbia University yang meneliti dunia para psikopat
Menurut penelitian, kecil sekali angka psikopat yang melakukan tindak kriminal.
Secara fisik, tidak ada perbedaan antara psikopat dengan nonpsikopat. Ciri paling nyata psikopat terlihat dari reaksi emosionalnya atas satu kejadian.
Seorang psikopat, kurang atau bahkan tidak memiliki reaksi emosi seperti takut, sedih atau tertekan.
Menurut Hare, selain kurang memiliki emosi, seorang psikopat juga seringkali bersifat manipulatif. Mereka bisa berpenampilan, bersikap, dan bertuturkata sangat menyenangkan.
Selain itu, mereka juga sangat egosentris, namun punya kemampuan analisa dan kecerdasan di atas rata-rata. Mungkin hal ini disebabkan karena mereka tidak melibatkan perasaan ketika menilai sesuatu.
Psikopat yang kriminal, hampir seluruhnya tercatat pernah berbuat keji di masa lalu. Awalnya pada hal-hal yang dianggap remeh, misalnya binatang. Setelah itu, meningkat menjadi menyakiti manusia.
Biasanya, kata psikopat mulai banyak dibicarakan orang ketika mulai menceritakan sikap pembunuh yang dianggap mampu melakukan perbuatan kejinya tanpa menunjukkan rasa bersalah.
Istilah ini mungkin banyak dikaitkan dengan perilaku karakter tokoh Hanibal Lecter di film Silence of The Lambs beberapa tahun yang lalu. Seorang pembunuh berdarah dingin yang memakan juga korbannya dan tidak menunjukkan rasa penyesalan.
Belakangan istilah psikopat juga muncul di beberapa pemberitaan berkaitan dengan kasus-kasus pembunuhan di Indonesia. Ada kisah sepasang muda mudi yang membunuh mantan kekasih, ada seorang ibu kepada anak dan mungkin belakangan ini dikatakan berkaitan dengan kasus pembunuhan di suatu kedai kopi. Sebenarnya apa psikopat itu?
Istilah psikopat sebenarnya sudah tidak dipakai dalam diagnosis gangguan jiwa dan gangguan kepribadian juga termasuk gangguan kejiwaan.
Secara umum dikatakan gangguan kepribadian antisosial adalah suatu kondisi mental yang kronis di mana terdapat gangguan yang bersifat destruktif pada cara seseorang berpikir, memahami situasi dan berhubungan dengan orang lain.
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial biasanya tidak menghargai benar dan salah, dan sering mengabaikan hak-hak, keinginan dan perasaan orang lain.
Mereka dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung memusuhi, memanipulasi atau memperlakukan orang lain baik kasar atau dengan tidak berperasaan. Mereka mungkin sering melanggar hukum, namun mereka tidak menunjukkan bersalah atau menyesal.
Mereka mungkin berbohong, berperilaku kasar atau impulsif, dan memiliki masalah dengan narkoba dan alkohol.