Partai Golongan Karya di goncang Laporan Utama Majalah TEMPO, edisi Senin, 15 April 2013, dengan judul “cover”nya “Bandar Proyek Partai Beringin,” yang menyerempet peran Bendahara Umumnya Setya Novanto dalam pusaran arus korupsi PON Riau yang juga menjadikan Rusli Zainal, salah seorang Ketua DPP-nya sebagai tersangka.
Laporan yang mengungkapkan peran Setya Novanto dalam meloloskan anggaran proyek venues PON Riau, di “investigasi” secara menyeluruh oleh TEMPO dalam beberapa tulisannya itu. Laporan itu membuat Golkar mengalami “tsunami” kecil bagi partai beringin dengan warna kuning itu. Apalagi, keterlibatan Setya Novanto, salah seorang sohib Aburizal Bakrie, sang ketua umum, menyebabkan berpindahnya isu korupsi dari Partai Demokrat.
Setya Novanto memang sejak beberapa bulan lalu ramaikan diberitakan media karena perannya dalam memuluskan anggaran proyek PON Riau. Beberapa media malah sempat memberitakan Setya Novanto memegang peran sentral dalam kasus ini. Ia memang sempat dibidik KPK, tapi belum diperiksa untuk didengarkan keterangannya.
Gambar sampul Majalah Berita Mingguan itu, yang dilatari warna kuning menampilkan “close up” Setya Novanto yang juga berbaju kuning. Gambar wajah Setya Novanto adalah hasil lukisan.
Sejak diedarkan, pagi Senin, majalah yang sangat prestise dengan laporan investigasi reportingnya itu tiba-tiba menghilang dari tangan agen dan penjual eceran. Biasanya majalah itu ditawarkan oleh para pengecer di jalan-jalan, lampu stop dan kaki lima. Tiba-tiba majalah itu menghilang.
Menurut Kepala Regional Sirkulasi Tempo Bagian Selatan, Iman Sukarnadi, majalah Tempo diborong oleh sejumlah orang. “Laporannya, sejak tadi subuh sudah mulai diborong,” kata Iman.
Iman sendiri belum berhasil menemukan satu eksemplar pun majalah Tempo di tangan agen atau pengecer pinggir jalanan. Meski dia sudah menyusuri sejumlah agen yang ada di kawasan Blok M dan Blok A. “Tapi semuanya juga sudah habis dan tidak ada satu eksemplar pun.”
Wilayah sirkulasi majalah Tempo di Jakarta Selatan meliputi kawasan Blok M, Panglima Polim, dan Blok A. Setiap pekan, sekitar 5.000 eksemplar majalah Tempo didistribusikan ke 20 agen untuk dijual kepada masyarakat. “Ada juga pengecer yang ambil ke agen,” kata dia.
Untuk alur distribusi majalah Tempo, sebagian besar agen mengambil langsung ke percetakan TemPrint, sehari sebelum diedarkan. “Sekitar pukul 21.00 hingga 22.00 majalah Tempo mulai diambil,” ujarnya. “Ada juga beberapa agen yang mendapat kiriman dari percetakan TemPrint.”
Iman menduga pemborongan majalah terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta. Soalnya, dia tidak melihat satu pun lapak yang menjual majalah Tempo, mulai dari Blok M, Blok A, hingga kawasan Pramuka, Jakarta Timur. “Dari beberapa lampu merah, tidak satu pun yang jual,” katanya.
Menurut salah seorang agen, majalah itu memang diborong. Ia tidak tahu identitas pemborong. “Orang itu bukan pelanggan saya,” kata seorang pengelola agen koran dan majalah. Menurut dia, orang yang datang sekitar pukul 05.00 itu memborong 100 eksemplar majalah Tempo.
Setiap pekan, lanjut Sumino, lapaknya menerima 500 eksemplar majalah Tempo. Sayangnya, pada pekan ini, dia mengaku hanya menerima 100 eksemplar dan semuanya dibeli orang misterius tadi.
Agen koran dan majalah lainnya di Terminal Blok M juga menyatakan bahwa majalah Tempo diborong pagi tadi. “Pemborongnya bilang dia dari perusahaan,” ujar Kezia Sitompul, pengelola agen.
Kezia menerima 50 eksemplar majalah Tempo pada pukul 05.00, dan semuanya langsung dibeli orang tersebut. “Mungkin sedang ramai beritanya,” ujarnya.
Yogi Gesang, 33 tahun, petugas sirkulasi majalah Tempo, menyatakan, di wilayah Jakarta Selatan, ada tiga agen melaporkan aksi borong majalah edisi pekan ini. Tiga agen penjualan majalah Tempo itu ada di Liston Agensi, Jakarta Timur; Van Agency, Tangerang; dan agen di Panglima Polim, Jakarta Selatan.
Di Banda Aceh majalah TEMPO juga menghilang. Biasanya majalah itu beredar siang hari. “Tiba-tiba ada orang yang beli banyak. Ya saya jual habis,” kata seorang pengecer di kawasan Penayong.
Ia tidak tahu siapa yang borong. Yang ia tahu gambar depannya berwarna kuning dan ada kata bandar beringin. Selebihnya saya tidak tahu motof majalah itu diborong. Ya sudah, rezeki kami.