Majalah “paling” terkenal di Inggris, di eranya, lebih dari lima puluh tahun, “Penthouse,” mengucapkan “bye..bye..” kepada pembacanya usai mengumumkan akan mengakhiri edisi cetaknya.
“setelah lebih dari setengah abad kami bersama Anda, kini kami memutuskan tidak menjajakan edisi cetaknya lagi di kios-kios,” tulis rilis resmi “Penthouse,” Rabu, 20 Januari 2016.
Perusahaan penerbit Penthous, FriendFinder Networks asal Inggris, mengatakan hanya akan menerbitkan majalah dalam edisi digital.
FriendFinder Networks meyakini perubahan tersebut diperlukan untuk “menjaga Penthouse kompetitif di masa depan.”
“Menata kembali konsumsi konten yang disukai konsumen saat ini, versi digital dari Penthouse akan menggabungkan dan mengkonversi semua pembaca atas apa yang mereka kenal dan cintai tentang pengalaman membaca majalah secara digital,” tulis FriendFinder Networks.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh The Wall Street Journal.
Kantor Penthouse di New York akan ditutup sebagai bagian dari kebijakan baru, dan pindah ke kantor FriendFinder Networks di Los Angeles.
Sambil menjalankan Penthouse, FriendFinder Networks juga mengoperasikan sejumlah situs web kencan termasuk JewishFriendFinder.com
SeniorFriendFinder.com, dan AsiaFriendFinder.com.
Perusahaan ini telah mengajukan perlindungan kebangkrutan pada 2013.
Keputusan Penthouse beralih ke digital diambil setelah tahun lalu FHM juga tutup edisi cetaknya serta Plyboy yang menghentikan penerbitan gambar telanjang sepenuhnya sebagai bagian dari upaya desain ulang majalah.
Menurut rencana, kebijakan baru ini diterapkan Playboy pada Maret 2016.
Playboy mengatakan akan membuat majalah dengan gambar yang “sedikit lebih mudah diakses, sedikit lebih intim.”
Era Internet membuat sejumlah perusahaan penerbitan menghadapi masa “senjakala” yang memaksa mereka menyesuaikan diri dengan perilaku pembaca yang dimudahkan oleh akses Internet.
Sebelum Penthouse tutup FHM juga telah menyampaikan salam “Last Edition. Good Bye”
“Keluaran terakhir. Selamat tinggal”.
FHM mencukup penerbitan cetaknya selama tiga puluh satu tahun.
Majalah ini juga terbit di London.
“FHM, ” yang nggak lagi “laku” dan harus memahatkan nisannya dengan kata “in memorium.”
Ya. “FHM,” yang persis semacam saudaranya “majalah Playboy” terbitan New York, harus hengkang dari dunia nyata karena tergerus oleh kemajuan teknologi informasi.
Setelah tiga puluh satu tahun majalah khusus pria ini akhirnya berhenti terbit.
FHM pertama kali terbit pada 1985 dengan nama For Him Magazine.
Majalah tersebut telah beredar dalam berbagai versi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Pada masa emasnya, FHM pernah mencapai oplah sebanyak hampir satu juta eksemplar sekali terbit.
Media raksasa Inggris “The Guardian,” Jumat, 08 Januari 2016, melaporkan, sirkulasi majalah ini turun drastis hingga di bawah seratus ribu eksemplar sejak tiga tahun belakangan.
Akhir perjalanan FHM itu menandai senja kala penerbitan majalah yang menyuguhkan kemolekan tubuh wanita.
Dua bulan lalu, penerbit Bauer Media sudah mengumumkan bahwa FHM dan majalah panas Zoo akan berhenti beredar.
Zoo mencetak lembar penghabisan pada Desember 2015 atau sebelas tahun sejak terbit perdana.
Penerbit majalah itu menyebutkan bahwa penutupan dilakukan karena sulitnya kondisi pasar majalah khusus pria.
Perubahan perilaku pembaca, yang lebih suka internet dan media sosial, menjadi salah satu alasan pelanggan meninggalkan media kertas.
Playboy juga mengalami kondisi serupa.
Edisii Januari/Februari 2016-nya, dengan foto sampul Pamela Anderson menjadi keluaran terakhir yang menampilkan model bugil.
Selanjutnya, majalah berumur enam puluh dua tahun milik Hugh Hefner itu akan menyudahi konten foto-foto wanita tanpa busana.
Anda, para pria dewasa, pasti mengenal majalah kontroversial bernama Playboy.
Ya…. Rasanya tidak ada pria yang tidak mengetahui mengenai majalah yang menawarkan “fantasi” liar di benak nyaris sebagian besar pria di dunia.
Majalah Playboy yang kali pertama terbit pada tahun 1953 itu memang hadir sebagai majalah pria dewasa yang terkenal dengan foto-foto wanita bugil di halaman bagian tengah majalah.
Pada hari Senin, 12 November lalu Playboy mengumumkan sesuatu yang sangat mengejutkan.
Majalah Playboy tak akan lagi menampilkan foto-foto wanita telanjang di dalam majalah.
Tentunya, keputusan fantastis ini akan membuat sejumlah pembaca setianya kecewa berat.
Berita ini secara perdana dilaporkan oleh The New York Times yang menguraikan bahwa Playboy sudah mulai berbenah diri untuk menanggulangi “hantaman” krisis yang dialami bisnis media cetak.
Langkah reorientasi yang dilakukan Playboy ini bertujuan untuk menangani tingginya kompetisi yang terjadi pada industri film biru dan foto seks di dunia maya.
Rencananya, majalah Playboy konsep baru akan dirilis pada Maret 2016 mendatang.
Selama lebih kurang enam puluh dua tahun, majalah berlambang kelinci ini telah menjadi ikon budaya pop di Amerika Serikat.