“RCTI” Rabu dinihari menyiarkan wawancara “eksklusif” dengan Anas Urbaingrum dengan tajuk “Perlawanan Anas.” Dalam wawancara yang tidak banyak ditonton pemirsa itu, dan kemudiannya menghebohkan itu, Anas mulai menuding beberapa “jargon” kader partai tentang “matahari kembar,” dan minta keterusterangan kepada Amir Syamsuddin, anggota majleis tinggi partai yang juga Menkumham, untuk menjawab peranan Ibas, Sekjen Demokrat sekaligus putera SBY, dalam kasus Hambalang.
Anas dalam wawancara itu masih tampil kalem dan tetap beretorika seperti tidak bersalah, menyatakan bahwa tak ada matahari kembar di partainya. Matahari Partai Demokrat merupakan tujuan. Adapun Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono mejadi tokoh utama di partai berlambang Mercy itu.
“Masak SBY dibandingkan dengan anak kecil macam Anas,” ujar Anas mantan Ketua Umum Demokrat yang sudah mentakan keluar dari partai pada wawancara khusus yang ditayangkan Rabu dinihari tadi.
Anas mengungkapkan pernah berseberangan dengan SBY. Namun ia menganggap itu sebagai dinamika politik yang biasa. Kata Anas, “Perbedaan itu dianggap keluar dari loyalitas.”
Anas menganggap tak ada yang aneh dari perbedaan sikap dalam menjalankan tugas sebagai ketua umum dalam kewenangan di Majelis Tinggi. “Tidak ada yang aneh,” kata Anas. “Ada keputusan politik yang beda perspektif, kan biasa, itulah partai. Tapi kadang itu dilihat sebagai keluar dari garis loyalitas.”
Anas mengaku merasa bahwa SBY menganggap Anas tak loyal terhadap Partai. “Yang saya rasakan seperti itu,” kata dia. “Ya, dianggap tidak loyal. Saya jelaskan ini tidak terkait loyalitas, tapi dinamika biasa saja. Saya berharap beliau (SBY) bisa mengerti dan memahami.”
Dalam wawancara tersebut, Anas mengungkapkan pula perihal pertemuan Majelis Tinggi Demokrat. Saat itu Anas menolak isi pidato SBY, yang meminta Ketua Umum berkonsentrasi pada kasus hukumnya di KPK. “Kalimat itu tidak relevan,” kata Anas. Namun Majelis tetap menggunakan kalimat tersebut.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Amir Syamsudin, menegaskan, Edhie Baskoro Yudhoyono a.k.a Ibas sama sekali tak disebut Nazaruddin perihal aliran dana proyek Hambalang. “Tidak ada nama Ibas disebut-sebut,” kata Amir saat dihubungi Tempo, Rabu, 27 Februari 2013.
Bekas Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dalam wawancara khusus RCTI meminta menanyakan kepada Amir Syamsudin perihal rumor aliran dana proyek Hambalang ke Ibas. “Kalau soal itu, silakan tanya ke Pak Amir (Syamsuddin). Karena waktu itu saya hanya ikut rapat, mendengarkan,” kata Anas dalam wawancara khusus dengan RCTI.
Menanggapi wawancara Anas yang minta dirinya mengungkap tentang peranan Ibas dalam kasus Hambalang, Amir yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu pagi mengatakan, “Waktu itu kami meminta keterangan Nazaruddin berkaitan dengan Hambalang agar Nazar melepaskan jabatannya sebagai Bendahara Umum di Partai Demokrat.
Anas sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, kata Amir, hadir dalam pertemuan itu. “Saya yang jadi panitera sidangnya,” ujar dia. Amir menyatakan, Nazaruddin selama ini banyak sekali menyebutkan nama. “Sebagian saya pikir asal menyebut. Saya juga dituduhnya macam-macam kan?” kata Amir.
Amir mengakui, pada waktu itu, belum bisa mempercayai seluruh tudingan Nazaruddin, yang menyebutkan banyak nama. “Saya tidak percaya sebelum itu terbukti,” kata dia. “Dan enggak ada sebut-sebut Ibas.”