Majalah terkenal global “reader’s digest,” dalam edisi terbarunya pekan ini, mengingatkan tentang bahaya diet rendah karbohidrat
Menurut tulisan di rubric kesehatannya, “digest, mengungkapkan, , meski bikin berat badan turun dengan cepat, tetapi diet ini bisa berdampak negatif bagi tubuh.
Diet rendah karbohidrat atau pola makan yang membatasi konsumsi karbohidrat sedang naik daun.
Diklaim cepat menurunkan berat badan, banyak orang tertarik mencoba menjalankan diet ini. Namun, apakah diet ini aman bagi kesehatan?
Ada berbagai macam diet rendah karbo, tetapi yang sekarang ini populer adalah diet ketogonik.
Penganut diet ini membatasi karbohidrat dan memperbanyak asupan lemak. Ternyata, diet semacam ini dapat membuat tubuh menjadi lemas.
Para ahli gizi juga menilai diet ini bisa menjadi bumerang bagi kesehatan.
“Tubuh mendapatkan energi yang dibutuhkan dengan memecah karbohidrat dari makanan yang kita asup. Tapi karena kekurangan nutrisi vital ini, tubuh akan mulai memecah lemak,” ucap Rachel Clare seoarang ahli diet terdaftar.
Memang hal ini terdengar bagus. Namun saat tubuh memecah lemak, ia melepaskan keton, yang merupakan molekul yang diproduksi oleh hati dari asam lemak.
Kadar keton yang tinggi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan mengubah keseimbangan kimiawi darah.
Terlebih lagi, diet rendah karbo sulit bertahan dalam jangka panjang sehingga justru menyebabkan berat badan Anda berfluktuasi. Semua hal ini berefek buruk bagi kesehatan.
“Dalam beberapa kasus medis kecil, diet ketogenik sebenarnya memberi manfaat, seperti untuk penderita epilepsi. Tapi untuk masyarakat umum, diet ketogenik cukup berbahaya,” kata Clare.
Lalu, bagaimana cara diet yang tepat?
Untuk menurunkan berat badan, dokter menyarankan untuk menukar karbohidrat sederhana favorit Anda dengan karbohidrat kompleks seperti serelia utuh, beras merah, atau pun oatmeal.
Bila ragu dengan jenis karbo yang harus dipilih, telusuri merek yang menyertakan kata “utuh” di depan bahan utamanya.
Setidaknya setiap bahan makanan memiliki 3 gram serat per sajian. Cara seperti ini akan membuat perut tidak kelaparan dan kesehatan tetap terjaga.
Memang beberapa pihak yang mendukung metode ini mengatakan diet ketogenik dapat menurunkan berat badan dalam waktu singkat dan memberikan energi yang lebih.
Namun di sisi lain, pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa metode ini merupakan cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badan.
Diet keto merupakan diet yang membatasi konsumsi karbohidrat secara ketat, dengan tujuan membuat tubuh jatuh dalam keadaan ketosis.
Dalam keadaan normal, ketosis terjadi saat seseorang tidak mengonsumsi karbo atau mengonsumsi sedikit sekali karbohidrat.
Kekurangan karbohidrat membuat kadar glukosa turun dalam tubuh, sehingga tubuh mulai memecah lemak untuk dijadikan sebagai sumber energi. Hal ini membuat hasil pemecahan lemak yang disebut keton menumpuk dalam tubuh.
Ketosis sebenarnya merupakan bentuk ringan dari ketoasidosis.
Ketoasidosis biasanya menyerang penderita diabetes tipe 1, dan merupakan penyebab kematian utama pada penderita diabetes di bawah usia dua puluh empat tahun.
Namun, terlepas dari fakta ini, beberapa ahli mengatakan bahwa keadaan ketosis tidaklah berbahaya.
Beberapa penelitian bahkan mengatakan bahwa diet ketogenik dapat dikatakan aman bagi penderita obesitas atau orang yang kelebihan berat badan.
Diet keto pertama kali diperkenalkan oleh dr. Gianfranco Cappello, seorang profesor dari Universitas Sapienza di Italia.
Dalam penelitiannya, sebanyak lebih dari sembilan belas ribu peserta diet keto mengalami penurunan berat badan yang cepat dengan efek samping yang minimal.
Selain itu, kebanyakan peserta juga tidak mengalami kenaikan berat badan yang signifikan setelah satu tahun.
Menurut laporan penelitiannya, rata-rata peserta mengalami penurunan berat sebear sepuluh koma dua kilogram setelah dua setengah siklus diet ketogenik.
Capello menyimpulkan bahwa metode diet ini merupakan cara yang baik untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas dengan efek samping seperti kelelahan yang minimal.
Rudy mawer, seorang ahli nutrisi dalam bidang olahraga, menambahkan bahwa terdapat banyak keuntungan dari metode ini.
Salah satunya adalah hasilnya yang cepat. Selain itu, diet ketogenik memiliki konsep yang sederhana yaitu dengan mengeliminasi satu golongan makanan (karbohidrat), membuat semua orang mudah memahaminya.
Diet ini juga membuat seseorang merasa kenyang walau mengonsumsi makanan dengan kalori yang lebih sedikit.
Disisi lain, Bette Klein, seorang ahli nutrisi di Cleveland Clinic Children’s Hospital memanfaatkan metode ini untuk meringankan gejala epilepsi pada anak.
Ia menyatakan bahwa diet ini efektif diterapkan pada anak yang tidak mempan diterapi dengan dua jenis obat anti-epilepsi.
Sekitar lima puluh persenanak yang menjalani diet ini mengalami penurunan frekuensi kejang. Akan tetapi, sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan hal ini terjadi.
Lisa Cimperman, seorang ahli nutrisi dari Cleveland, kurang setuju terhadap diet jenis ini. Beliau menjelaskan bahwa berat yang berkurang saat seseorang menjalani diet ketogenik adalah berat air dalam tubuh.
Saat tubuh masuk ke dalam keadaan ketosis, seseorang akan segera kehilangan massa otot dan menjadi sangat kelelahan.
Singkatnya, pada fase ini, seseorang akan masuk ke dalam fase kelaparan. Dan saat seseorang berada pada fase kelaparan, maka orang tersebut cenderung akan lebih sulit kehilangan berat badan
Ahli nutrisi lain mengatakan bahwa diet ini harus dikontrol ketat oleh tenaga medis dan hanya boleh dilakukan dalam waktu yang singkat.
Menurutnya, metode ini hanya boleh dilakukan pada kasus yang ekstrem dan lebih banyak memberi kerugian daripada keuntungan apabila diterapkan pada populasi kebanyakan. Diet ketogenik dapat merusak otot, termasuk otot jantung.
Ia berpendapat bahwa masih banyak metode diet lain yang lebih menguntungkan.
Pada akhirnya, tidak ada cara yang instan untuk menurunkan berat badan secara sehat. Saat Anda menerapkan sebuah program diet tertentu, maka tanyakan tiga hal berikut:
Apakah metode tersebut baik untuk jangka panjang? Apakah metode tersebut melibatkan olahraga?
Apakah metode tersebut baik untuk kesehatan Anda di masa mendatang?
Jika jawabannya tidak, maka Anda harus berhati-hati.
Pada intinya, sayangilah tubuh Anda dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan melakukan aktivitas fisik seperti berlari, jogging, atau bersepeda. Ingat, tidak ada yang instan dalam hal diet sehat.