Apakah Anda salah satu penggemar dari minuman bersoda?
Kalau jawabannya iya, maka Anda harus berpikir ulang karena minum soda ternyata memiliki banyak efek buruk pada tubuh kita.
Sekarang ini semakin banyak merek serta varian dari minuman bersoda. Penggemar dari jenis minuman ini juga tidak sedikit, dari anak kecil hingga kelompok usia lanjut sering mengonsumsi serta menyukai rasanya.
Rasanya yang manis dan hadir dengan berbagai rasa membuat minuman ini semakin digemari dari tahun ke tahun.
Telah banyak memang penelitian yang menyatakan bahwa kebiasaan minum minuman bersoda mempunyai dampak buruk bagi kesehatan, seperti obesitas, yang kemudian orang yang mengalami obesitas
Bagi Anda yang ingin memiliki tubuh lebih ramping, cobalah untuk mengurangi minum minuman bersoda.
Sebab, minuman jenis ini dapat memicu Anda untuk makan lebih banyak, yang berujung pada obesitas.
Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian yang digelar Universitas Birzeit di Palestina, dan didanai dengan hibah dari institusi yang sama.
Hasil riset ini kemudian dipublikasikan di jurnal Obesity Research and Clinical Practice.
Disebutkan, bukan hanya kandungan gula yang terdapat pada minuman bersoda, yang membuat Anda gemuk karena terpicu untuk makan lebih banyak, tapi juga karbonisasinya.
Karbonasi adalah fenomena di mana gas karbon dioksida tersuspensi dalam air, menciptakan gelembung kecil.
Karbonasi dapat terjadi baik secara alami dan buatan, sebagai akibat dari pengenalan karbon dioksida pada cairan.
Pada penelitian ini ditemukan fakta, tikus yang meminum soda secara reguler, makan lebih banyak dan lebih gemuk, dibandingkan dengan tikus yang tidak reguler meminum air biasa.
Penambahan berat badan ini dikaitkan dengan peningkatan produksi hormon ghrelin, yang memicu nafsu makan. Hormon ini diproduksi baik oleh hewan pengerat, maupun manusia.
Para periset kemudian melihat efek minuman berkarbonasi pada 20 pria muda, dan mendapati kadar ghrelin darah yang lebih tinggi setelah minum minuman bersoda daripada air biasa.
Namun, meningkatnya produksi karbonasi atau ghrelin belum menjadi jawaban mutlak terkait hubungan konsumsi minuman ringan dan obesitas.
Pasalnya, obesitas pun mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan, sosial, dan gaya hidup, bukan hanya minuman berkarbonasi.
Orang yang mengonsumsi banyak minuman bersoda mungkin juga lebih cenderung memiliki pola makan kurang sehat, dan kurang berolahraga.
Para peneliti lantas menyimpulkan, ada efek yang nyata dari gas karbondioksida dalam minuman bersoda terhadap peningkatan konsumsi makanan, dengan mendorong pelepasan ghrelin.
Kondisi itu kemudian memicu meningkatnya risiko penambahan berat badan, obesitas dan penyakit hati berlemak.
Mengurangi minuman bersoda juga perlu dilakukan untuk menghindari serangan jantung dan stroke.
Pada dasarnya, setiap cairan yang masuk ke dalam tubuh akan diproses oleh ginjal melalui tiga tahapan.
Pertama-tama, cairan itu akan terlebih dulu disaring untuk memisahkan mana zat yang bermanfaat untuk tubuh dan mana yang harus dibuang.
Setelah melalui proses penyaringan, zat-zat yang lolos tahapan tersebut akan dioper oleh ginjal menuju aliran darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Tahap terakhir adalah proses pengeluaran untuk membilas bersih zat-zat yang tidak terpakai oleh tubuh dan juga mungkin beracun, lewat urin.
Lain dengan air putih biasa yang bisa diproses langsung oleh ginjal tanpa masalah, minuman bersoda tinggi kandungan fruktosa dan asam fosfat atau asam nitrat.
Macam-macam senyawa tambahan ini memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk mengolah minuman soda tersebut.
Pada akhirnya, komponen-komponen ini malah terkumpul menjadi satu dan membentuk gumpalan batuan kalsium yang nantinya dapat menyumbat ginjal. Inilah cikal bakal penyakit batu ginjal dari kebanyakan minum minuman bersoda.
Selain batu ginjal, konsumsi soda secara rutin juga dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis.
Dan ada beberapa tip untuk Anda agar bisa mencampakkan minuman bersoda ini.
Pertama ambil segelas air kapanpun keinginan minum minuman bersoda datang.
Selain membantu Anda merasa kenyang, air juga sehat dan tidak menimbulkan perasaan bersalah sesudah meminumnya.
Air tidak harus tawar. Anda bisa menambahkan potongan buah segar seperti stroberi atau kiwi atau perasan lemon ke dalam air putih yang sudah didinginkan.
Minuman bersoda kerap dikonsumsi di saat-saat tertentu, misalnya ketika kumpul dengan teman-teman atau ketika menonton film di bioskop.
Mintalah kepada teman-teman sepergaulan Anda untuk bersama-sama menghindari minuman bersoda. Jika tak ada satu pun di antara kalian yang minum, godaan dalam diri Anda juga akan berkurang.
Misalnya, teh hijau. Teh hijau juga mengandung kafein seperti kebanyakan minuman bersoda tapi jauh lebih sehat.
Beberapa studi menunjukkan, teh hijau bisa melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari, menstabilkan kadar gula darah dan membantu mencegah beberapa jenis kanker.
Kebiasaan minum minuman bersoda juga sering terjadi karena kita sedang bosan. Tanpa sadar, kita berjalan menuju kulkas dan mengambil makanan atau minuman yang kita anggap menyegarkan.
Kalau itu yang terjadi pada Anda, begitu rasa bosan datang, segera alihkan dengan melakukan kegiatan lain yang Anda sukai. Bagaimana dengan menelepon atau chatting dengan sahabat baik Anda?
Apa yang ada di depan mata, itu yang lebih mungkin kita konsumsi. Singkirkan segala jenis minuman bersoda dari kulkas, laci dan dapur Anda. Ganti dengan yogurt Yunani atau sparkling water.