Nasi putih sejak lama diyakini sebagai sumber celaka dari resiko diabetes.
Benarkah?
Para peneliti, seperti ditulis laman situs Independent, mengiyakan, “Konsumsi nasi putih relatif tinggi, bisa meningkatkan risiko diabetes.”
Tulisan “independent ini diambil dari sebuah tinjauan empat peneliti yang melibatkan sekitar tiga ratus lima puluh ribu orang yang lebih banyak mengunsumsi nasi putih
Orang Asia cenderung memiliki asupan nasi putih jauh lebih tinggi yaitu tiga sampai empat porsi per hari.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli dari Harvard School of Public Health, dan Harvard Medical School, dua studi dari Asia menunjukkan bahwa orang Asia memiliki kesempatan lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Para ahli mengatakan bahwa setiap porsi ekstra nasi putih risiko diabetes tipe 2 meningkat sekitar sebelas persen.
Penulis di British Medical Journal menyimpulkan, “Kami menemukan bahwa konsumsi beras putih lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang signifikan dari diabetes tipe 2. Ini tampaknya lebih kuat di Asia daripada populasi Barat.”
Dr Glenys Jones, ahli gizi di Medical Research Council’s Human Nutrition mengatakan, “Sangat penting untuk dicatat bahwa studi ini tidak menunjukkan atau membuktikan bahwa konsumsi beras putih menyebabkan diabetes.”
Dr Frame, direktur penelitian diabetes di UK menjelaskan, “Penelitian baru ini adalah review penelitian sebelumnya yang mengamati hubungan antara konsumsi beras putih dan diabetes tipe 2. Tapi belum terlihat apakah makan nasi putih sebenarnya meningkatkan risiko diabetes tipe 2 atau tidak.”
“Beras adalah karbohidrat khas yang menyertai makanan, terutama pada populasi Asia.”
Sebagai konsultan diabetes, Anda hanya ditekankan perlunya manajemen berat badan untuk mencegah diabetes, dan penurunan berat badan sebagai bagian penting dari tipe 2 manajemen diabetes, ujar Dr Katarina Kos, konsultan kehormatan pada diabetes dan endokrinologi di Peninsula College of Medicine, dan Kedokteran Gigi.
Mengenai masalah diabetes, ada penelitian terbaru lainnya yang dilakukan oleh para peneliti Harvard University. Mereka menyarankan bahwa mengonsumsinya lebih sedikit akan memberikan suatu perbedaan
Menurut penelitian, setiap porsi nasi putih yang merupakan makanan pokok orang Asia dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar sepuluh persen.
Hal ini merupakan hasil dari empat penelitian sebelumnya yang melibatkan peserta dari empat negara, yakni Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan Australia.
Mereka yang makan banyak nasi putih memiliki risiko dua puluh tujuh persen lebih tinggi dibanding dengan mereka yang sedikit memakannya.
Selain itu, risiko tersebut paling menonjol pada orang Asia. Studi tersebut melihat asupan makanan para peserta selama empat hingga dua puluh dua tahun.
Semua peserta tersebut bebas diabetes pada awal penelitian.
Namun, mengapa nasi putih berpengaruh pada risiko diabetes belum jelas.
Hal ini mungkin berkaitan dengan indeks glikemik atau GI, yaitu pengukuran bagaimana makanan mempengaruhi kadar gula darah dalam nasi putih.
Kadar GI yang tinggi dalam makanan sebelumnya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.
“Nasi putih juga tidak memiliki nutrisi seperti serat dan magnesium. Orang-orang yang banyak mengonsumsi nasi putih mengalami kekurangan nutrisi dan populasi Asia banyak yang mengonsumsinya.”
“ Namun jika Anda mengonsumsi beras merah sebagai alternatifnya, Anda akan mendapatkan nutrisi tersebut,” ujar penulis studi Qi Sun, serang profesor kedokteran di Harvard School of Public Health, di Boston.
Namun sebelum Anda membenci nasi putih, para penulis studi dan ahli gizi lainnya mengingatkan bahwa nasi putih bukan satu-satunya penyebab risiko diabetes.
Sebaliknya, aktivitas fisik yang menurun dan meningkatnya konsumsi makanan, mungkin yang bertanggung jawab dalam kenaikan obesitas dan resistensi insulin di negara-negara Asia.
“Nasi putih telah lama menjadi bagian dari diet orang Asia, di mana risiko diabetes dulu sangat rendah. Namun karena nasi putih ditambah ke dalam aspek kehidupan modern, termasuk aktivitas fisik yang kurang, hal ini kemudian bersekongkol dalam meningkatkan kasus diabetes tipe 2,” ujar profesor kesehatan masyarakat, Dr. David Katz, di Yale University.
Juga menurut Sun, walaupun nasi putih bukan satu-satunya penyebab naiknya risiko penyakit tersebut, ia merekomendasikan untuk mengurangi makanan karbohidrat olahan.”Orang-orang harus mencoba beralih dari makanan karbohidrat olahan seperti nasi putih dan roti putih. Lebih baik makan gandum utuh, karena Anda akan mendapatkan lebih banyak nutrisi dan serat secara keseluruhan.”
Nasi putih adalah jenis makanan ringan dan mudah dicerna oleh tubuh. Hal ini membantu sistem organ tubuh menyerap energi dari nasi dan membuat perut kenyang tanpa harus mengalami gangguan pencernaan.
Meski nasi putih memberikan keuntungan. Namun terlalu banyak mengonsumsinya juga menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti diabetes atau obesitas. Ahli gizi Neha Chandna asal Mumbai berpendapat setiap individu dapat mengonsumsi nasi setiap hari. Namun hal itu tergantung pada berat badan dan tujuan mengonsumsi nasi.
Jika Anda sedang menjalani pola diet untuk turunkan berat badan, maka sebaiknya konsumsi nasi dua kali seminggu dan padukan dengan sepiring salad. Sedangkan bagi Anda yang ingin menaikkan berat badan, konsumsilah nasi setiap hari dengan beberapa potong kentang atau ubi jalar.
“Saran saya, konsumsilah nasi saat makan siang untuk meningkatkan metabolisme tubuh. Juga membantu Anda meningkatkan karbohidrat dari nasi untuk diserap tubuh menjadi energi.”
“Dibandingkan mengonsumsi nasi saat malam hari, akan menyebabkan menumpuknya lemak,” kata Neha dalam The Health Site.
Menalsir Healthy Food, agar berat badan tetap terjaga meski mengonsumsi nasi setiap hari, cobalah dengan cara beraktivitas fisik atau bergerak lebih aktif usai mengonsumsi nasi putih. Dengan cara tersebut karbohidrat akan terbakar dan lemak tak menggumpal di tubuh Anda.