Ingin menjauh dari serangan stroke dan jantung?
“Jangan alpa mengecek tekanan darah di pagi hari,” ujar dosen kardiovaskular di Jichi Medical University School of Medicine in Tochigi, Jepang, Kazuomi Kario
“Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi seringkali telat disadari oleh sang penderita,” ujarnya
“Kebanyakan orang baru menyadari menderita risiko ketika muncul gejala.”
Pengecekan lebih dini di pagi hari dapat jadi antisipasi terhadap serangan jantung.
Kario dengan timnya telah melakukan penelitian terhadap dua puluh satu ribu pasien tekanan darah tinggi selama lebih dari dua tahun.
Usia mereka rata-rata enam puluh lima tahun dan seratus dua puluh tujuh di antaranya mengalami stroke serta seratus dua puluh satu bermasalah dengan jantung tahap lanjut.
Tim Kario mengukur tekanan darah ketika pasien bangun tidur di pagi hari.
Hasilnya?
Para pasien yang mengalami stroke ternyata memiliki tekanan darah di pagi hari lebih tinggi, dibandingkan dengan pasien bukan stroke.
Hal yang tidak jauh berbeda terjadi dengan pasien berpenyakit jantung.
Tekanan darah pasien penyakit jantung memiliki tekanan darah di pagi hari yang tinggi dibandingkan non-berpenyakit jantung.
“Dalam praktik klinis, tekanan darah di pagi hari dapat memprediksi penyakit jantung dan stroke lebih baik dibandingkan tekanan darah lainnya seperti di kantor,” kata Kario.
Dan dengan pengecekan ini memungkinkan kelola tekanan darah menjadi lebih efektif.
“Beberapa laporan telah menyelidiki kemampuan prediktif tekanan darah di rumah untuk penyakit jantung dan stroke,” kata Kario.
“Penelitian tekanan darah di rumah adalah yang pertama mendemonstrasikan bahwa tekanan darah di rumah bisa jadi lebih unggul dibandingkan pengecekan secara medis,”
Penelitian ini menunjukkan pengecekan tekanan darah ketika di kantor lebih tinggi dibandingkan di rumah. Untuk penyakit jantung, baru akan terdeteksi ketika tekanan darah lebih besar dari kondisi normal.
Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama stroke dan penyakit jantung, serangan jantung, gagal ginjal dan kematian dini.
The American Heart Association atau disebut AHA merekomendasikan penggunaan beberapa alat pengecekan tekanan darah seperti yang otomatis, cuff-style, dan upper-arm monitor karena keakuratannya.
AHA menyebutkan tekanan darah dapat merujuk ke banyak hal dan bervariasi sepanjang hari, sehingga pembacaan hanya sekali bukan serta merta menjadi rujukan kewaspadaan penyakit serius.
Namun jika ditemukan tekanan darah tinggi, maka harus dilakukan pengecekan ulang serta berkonsultasi dengan dokter.
Dan apakah stroke hanya dialami orang tua?
Memang selama ini stroke dikenal sebagai penyakitnya orang tua. Padahal sebenarnya stroke juga bisa menyerang orang muda, anak-anak, bahkan balita.
Kebanyakan orang tua yang kena stroke sekitar lima puluh tahun ke atas. Tapi paling muda ada yang tujuh tahun waktu itu. Biasanya sih karena faktor genetik.
Pernah ditemukan kasus stroke pada anak yang lebih muda yaitu usia dua tahun karena defisiensi protein C dan S.
Protein itu, dibutuhkan untuk mencegah pembekuan darah. Jika jumlahnya kurang di dalam tubuh, darah akan cepat membeku.
Selain faktor genetik dan kekurangan protein, asap rokok juga bisa menjadi salah satu faktor risiko stroke.
Hal itu disebabkan, paparan asap rokok di dalam rahim atau selama masa anak-anak meningkatkan risiko kelainan irama jantung dikenal dengan fibrilasi atrium yang menjadi salah satu penyebab stroke.
Oleh sebab itu, para peneliti mengatakan, mencegah di awal kehidupan seseorang adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko fibrilasi atrium yang bisa menyebabkan stroke di kemudian hari.
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute di Amerika Serikat, fibrilasi atrium menyebabkan ruang atas dan bawah jantung berhenti bekerja bersamaan.
Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko stroke, serta menyebabkan nyeri dada dan gagal jantung