Laman kesehatan dunia “msn,” hari ini, Jumat, 22 September, menurunkan tulisan panjang tentang dampak kurang tidur dan berbagai akibatnya, seperti sakit kepala yang terjadi pada pagi hari.
Menurut Juline Bryson, MD, asisten profesor neurologi di Wake Forest Baptist Medical Center, ada beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan sakit kepala di pagi hari, dan bagaimana menemukan solusi.
Perubahan dalam siklus tidur, apakah Anda terlalu banyak tidur atau terlalu sedikit, dapat meningkatkan risiko sakit kepala, kata Dr. Bryson.
Jika Anda tidur atau bangun lebih awal dari biasanya, hal itu bisa mengganggu hipotalamus, yaitu struktur di otak yang bertanggung jawab untuk tidur dan bangun, yang dapat mempengaruhi besar kecilnya risiko migrain.
Jadi, bila Anda kerap pusing di pagi hari, coba jadwalkan jam tidur yang tetap setiap harinya, atau usahakan jumlah jam tidur mencapai tujuh atau delapan jam semalam, selama beberapa malam ke depan. Anda juga dapat mengonsumsi suplemen melatonin sebelum tidur, yang telah terbukti mencegah sakit kepala karena migrain.
Penting untuk menghindari makanan atau minuman pemicu migrain secara umum.
Bila Anda meminum segelas anggur merah atau makanan olahan dengan jumlah banyak pada malam sebelumnya, ada kemungkinan Anda bisa terkena migrain di pagi hari, Dr. Bryson mengatakan.
“Pada malam hari, tubuh berisiko lebih tinggi alami peradangan. Beberapa makanan, khususnya yang tidak sehat, dapat menjadi pemicunya,” katanya.
Pastikan Anda minum cukup air, karena untuk beberapa orang, dehidrasi juga bisa memicu migrain. Dan jika Anda minum alkohol pada malam sebelumnya, maka risiko dehidrasi dan pusing semakin meningkat, jadi minumlah air putih lebih banyak.
Ketika tubuh Anda terbiasa mengkonsumsi kafein pada waktu tertentu, seperti di pagi hari, dan tiba-tiba tubuh melewatkan kafein, Anda bisa mengalami sakit kepala, kata Dr. Bryson. “Begitulah cara tubuh Anda mengatakan, di mana kafein saya?”
Bagi beberapa orang, hanya menunda asupan kafein bisa memicu migrain. Jika Anda mencoba berhenti minum kafein sama sekali, cobalah untuk melepaskan diri secara perlahan, seperti mengurangi porsi, untuk mencegah gejala “candu” berupa sakit kepala.
Jika Anda adalah seseorang yang tidak terkena migrain, tetapi Anda memiliki sakit kepala tipe tegang di pagi hari, itu bisa menjadi tanda apnea tidur, Dr. Bryson mengatakan.
Atau jika Anda mendengkur secara teratur, itu bisa menyebabkan sakit kepala. Jadi, berinvestasi dengan memiliki bantal yang baik, dapat menjadi cara mengurangi risiko mendengkur.
Apnea yang parah, seperti henti napas yang berlangsung rutin saat tidur, baiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, sehingga tak mengganggu kesehatan Anda lebih lama.
Selain itu dampak kurang memang bukan fenomena baru yang dialami masyarakat modern. Bahkan mungkin Anda sendiri juga habis begadang semalam, entah karena kerja lembur atau bersenang-senang.
Tapi awas. Akibat kurang tidur tidak hanya membuat Anda jadi lesu dan mengantuk sepanjang hari, fungsi otak juga ikut merosot tajam sehingga dapat memicu munculnya beragam masalah kesehatan mental.
Apa saja masalah kejiwaan yang mungkin terjadi akibat kurang tidur?
Para peneliti telah menemukan bahwa akibat kurang tidur dapat menyebabkan kewaspadaan dan konsentrasi otak menurun. Tak heran jika setelah berjam-jam (atau bahkan berhari-hari) tidak tidur nyenyak, Anda jadi suka bingung sendiri, gampang lupa, dan sulit berpikir jernih.
Dalam dunia medis, kondisi gangguan berpikir akibat otak yang kelelahan ini sering disebut sebagai brain fog. Tapi Anda mungkin lebih familiar dengan istilah lemot. Otak yang lemot membuat Anda kesulitan mengambil keputusan penting.
Meski terkesan sepele, brain fog ini tidak boleh disepelekan karena bisa jadi merupakan gejala awal dari penyakit demensia.
Ketika Anda mengantuk, Anda cenderung gampang lupa. Selain karena konsentrasi dan fokus otak yang memburuk, akibat kurang tidur, ingatan juga perlahan memburuk.
Pasalnya selama Anda tidur, saraf-saraf dalam otak yang menyimpan ingatan punya kesempatan memperbaiki diri.
Seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Amerika Serikat, dr. Avelino Verceles, mengatakan, “Saat tidur, otak merekam berbagai hal yang telah kita pelajari dan alami seharian ke dalam ingatan jangka pendek.”
Kurang tidur bisa memengaruhi kemampuan Anda untuk memahami informasi baru lewat dua cara. Pertama, Anda akan menjadi tidak fokus sehingga sulit untuk menerima informasi baru. Dengan begitu, Anda tidak dapat belajar dengan efisien.
Kedua, seperti yang telah disebutkan di atas, kurang tidur berdampak pada kemampuan mengingat. Daya ingat yang lemah akan mempersulit Anda untuk menyimpan informasi baru yang Anda pelajari ke dalam ingatan.
Kurang tidur memang bukan penyebab langsung dari gangguan kejiwaan. Meskipun begitu, beragam penelitian menemukan adanya potensi besar kemunculan beberapa penyakit mental, seperti depresi, ADHD, gangguan kecemasan, dan gangguan bipolar sebagai akibat kurang tidur.
Sebuah penelitian di Michigan, AS, mengamati seribu orang berusia 21 hingga 30 tahun.
Hasilnya, mereka yang mengidap insomnia pada wawancara pertama memiliki risiko empat kali lebih besar menderita depresi ketika diwawancara lagi tiga tahun setelahnya.
Studi lain menemukan bahwa masalah gangguan tidur terjadi sebelum munculnya depresi. Selain itu, penderita depresi yang mengalami insomnia akan lebih sulit disembuhkan dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami insomnia.
Pada sebuah penelitian, para ahli menemukan bahwa insomnia dan gangguan tidur lainnya mungkin memperparah episode mania atau depresi pada pasien dengan gangguan bipolar.
Kurang tidur itu sendiri dipercaya dapat memicu episode mania, yaitu fase ledakan emosi atau perilaku yang tak terkendali.