Jika kamu tidur kurang dari enam jam dalam sehari, ada baiknya untuk mulai mengubah kebiasaan yang satu ini.
Karena kekurangan tidur memiliki dampak buruk, lebih dari yang kamu bayangkan.
Idealnya, setiap manusia disarankan untuk tidur tujuh hingga sembilan jam. Namun di antara kesibukan dan aktivitas yang padat, hal ini sulit untuk diwujudkan.
Oleh karena itu, enam jam jadi batas minimal jam tidur yang harus kamu penuhi.
“Jika kamu tidur kurang dari enam jam setiap malam, kamu sungguh dalam masalah. Idealnya adalah tujuh setengah jam hingga delapan jam,” kata Lois Krahn, M.D., pakar tidur dari Mayo Clinic kepada Vogue.
Aturan ini ditetapkan dunia medis bukannya tanpa alasan. Ada banyak penelitian yang membuktikan buruknya dampak kekurangan tidur pada manusia.
Orang yang kekurangan tidur hingga dua jam terbukti sulit fokus pada pekerjaan. Mereka juga lebih lamban dalam mengingat sesuatu.
Kamu yang tidur kurang dari enam jam dalam semalam berisiko tinggi terkena diabetes, depresi, stroke, penyakit jantung, hingga kanker.
Selain itu, lingkar pinggang kamu juga mudah melebar, alias mudah gemuk.
Saat kekurangan tidur, tanpa disadari, manusia cenderung senang mengonsumsi makanan manis dan berlemak.
Sinyal ini disampaikan tubuh untuk menggantikan energi yang hilang akibat kekurangan tidur.
Ini juga menjadikan hormon jadi tidak seimbang dan sistem imun terganggu, sehingga kamu rentan terkena demam. Karena rendahnya fokus, kekurangan tidur bahkan menuntun pada hal yang jauh lebih berbahaya.
“Berbagai studi di seluruh dunia menemukan bahwa angka kecelakaan meningkat pada minggu pertama setelah seseorang kekurangan tidur selama satu jam,” ujar Krahn dilansir Kumparan.
Sebuah studi di Korea melaporkan bahwa jika seseorang menjalani tidur kurang daru enam jam setiap harinya, maka cenderung memiliki tingkat resiko lebih tinggi dalam menderita beberapa penyakit mulai dari diabetes, penyakit jantung, hingga stroke.
Beberapa penyebab yang menjadikan seseorang terkena penyakit tersebut adalah karena tingginya gula darah, kolesterol yang tinggi, tekanan darah menjadi naik, lemak yang tertimbun dalam tubuh, dan melemahnya sistem metabolisme karena tubuh kurang mendapatkan waktu istirahat yang tercukupi.
Menurur Dr Jang Young Kim dari Universitas Yonsei di Korea Selatan, seseorang dengan kebiasaan tidur singkat harus menyadari resiko sindrom metabolik.
Dimana sindrom ini dapat menyebabkan mereka menderita penyakit kronis yang mengancam nyawanya.
Dr Kim bersama dengan timnya kemudian mengawasi sekitar dua ribu enam ratus orang dewasa selama lebih dari dua tahun.
Mereka kemudian menemukan bahwa sebanyak empat puluh satu persen peserta memiliki setidaknya enam jam tidur dan sisanya tidak.
Peserta yang memiliki waktu tidur selama enam jam, lebih mungkin mengalami sindrom metabolik dibandingkan mereka yang memiliki jam tidur diatas enam jam.
Selain penelitian yang dilakukan di Korea Selatan, beberapa survei yang sudah di lakukan beberapa tahun belakangan ini juga menunjukan angka yang signifikan terhadap mereka yang memiliki jam tidur lebih sedikit.
Pada survei yang dilakukan Jurnal Sleep, ditemukan bahwa rata-rata dalam kurun waktu dua setengah tahun, sekitar lima ratus enam puluh orang atau dua puluh dua persen dari peserta yang dilakukan pada survei ini mengalami peningkatan sindrom metabolik.
Dengan kata lain, sebanyak lima ratus enam puluh memiliki resiko lebih besar terkena penyakit mematikan yang disebabkan oleh kurangnya jam tidur.
Dengan melihat begitu banyaknya survei yang dilakukan tentang betapa berbahayanya kekurangan tidur, kita mestinya sadar dan mulai berbenah diri dalam mengatur pola tidur.
Sesibuk apapun kita, sempatkanlah tidur yang cukup agar lebih sehat, segar, bugar dan konsentrasi pun lebih tinggi.
Jauh dari pada itu, dengan menjalani pola tidur yang cukup, kita juga terhindar dari penyakit mematikan seperti yang sudah dijelaskan diatas.
Yang menjadi masalah adalah, kebiasaan kurang tidur ini bisa meningkatkan resiko terkena berbagai macam penyakit seperti obesitas, depresi, serangan jantung, atau stroke.
Fakta ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh perusahaan kesehatan digital Quebec Medicals.
Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa mereka yang tidur kurang dari enam jam setiap malamnya akan mengalami kerusakan kognitif dengan signifikan.
Hal ini berimbas pada menurunnya kemampuan untuk fokus dan berpikir jernih. Selain itu, hal ini juga akan membuat berat badan kita cenderung semakin mudah naik.
Seorang neuroscientist yang berasal dari Western University dan Cambridge Brain Science bernama Dr. Adrian Owen menyebutkan bahwa tidur memiliki peran besar dalam mengendalikan hormon yang mempengaruhi rasa lapar layaknya hormon ghrelin, kortisol, serta leptin.
Jika kita terbiasa tidur kurang dari enam jam setiap malamnya, maka hormon tersebut akan tidak seimbang dan meningkatkan nafsu makan.
Hal ini tentu akan membuat kita cenderung makan dengan porsi atau frekuensi yang berlebihan sehingga lebih mudah meningkatkan berat badan.