Depresi adalah kondisi mental yang serius namun sering disepelekan.
Terkadang bahkan depresi yang parah bisa dianggap hanya sekadar stress atau galau biasa.
Padahal, depresi mengakibatkan banyak efek buruk pada kesehatan fisik, dan salah satunya ditandai oleh berat badan yang menurun drastis.
Apa penyebab berat badan turun banyak saat seseorang sedang mengalami depresi?
Rasa sedih, tak bergairah atau bad mood adalah perasaan yang sering kali Anda alami.
Namun saat perasaan-perasaan tersebut Anda alami tanpa alasan dan ternyata bertahan beberapa minggu, bulan, bahkan tahun, bisa jadi yang Anda alami adalah depresi.
Depresi walaupun sudah dianggap umum, sebenarnya adalah gangguan suasana hati yang sebaiknya ditanggapi dengan serius.
Depresi dapat terjadi pada usia berapa pun dan masih tidak diketahui dengan pasti apa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya depresi.
Namun beberapa kasus menunjukkan bahwa rasa gelisah yang teramat pada usia anak-anak memiliki kecenderungan untuk tumbuh menjadi perasaan gelisah dan suasana hati yang buruk pada tingkat kronis saat usia dewasa.
Pada beberapa kasus, depresi juga bisa terjadi, karena efek samping dari beberapa pengobatan seperti diabetes, kanker, gagal jantung dan penyakit Parkinson
Bisa juga karena terjadinya peristiwa yang tidak menyenangkan dan tak mudah untuk dilupakan
Atau kepribadian tertentu, seperti mudah khawatir, rasa percaya diri yang rendah, perfeksionis, dan sebagainya
Bahkan konsumsi obat-obatan dan alkohol.
Depresi sering kali dikaitkan dengan berat badan. Depresi bisa mengakibatkan peningkatan berat badan, namun depresi juga bisa menurunkan berat badan.
Berdasarkan beberapa literatur sebenarnya hal itu tak bisa dipastikan dapat terjadi, namun beberapa kondisi yang terjadi saat depresi ini mungkin dapat memicu turunnya berat badan Anda:
Pada beberapa kasus, terjadinya depresi juga disertai dengan kesulitan tidur saat malam hari.
Jika depresi Anda juga seperti itu, mungkin saja Anda dapat menurunkan berat badan dengan depresi.
Suatu penelitian yang dipublikasikan pada American Dietetic Association mengungkapkan bahwa kalori yang akan Anda bakar saat Anda tak bisa tidur pada saat waktunya tidur, lebih besar dibandingkan dengan kalori yang dibakar selama Anda tidur
Kombinasi kalori yang akan Anda bakar saat Anda tidak bisa tidur di malam hari, disertai dengan depresi, tentu mengharuskan pembakaran kalori yang lebih banyak, bukan?
Beberapa pasien depresi biasanya menangani depresinya dengan menggunakan anti-depresi tertentu.
Beberapa anti-depresi mungkin memiliki efek samping yang menyebabkan meningkatnya berat badan, namun ternyata anti-depresi yang mengandung selective serotonin reuptake inhibitor akan memberi efek samping diare kepada konsumennya.
Kondisi diare inilah yang kemudian memperbesar peluang Anda dalam menurunkan berat badan dengan depresi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Maryland Medical Center, timbulnya depresi seringkali dikaitkan dengan timbulnya kondisi bulimia seseorang.
Kondisi ini bisa terjadi karena pada beberapa gejala depresi, seseorang akan cenderung kehilangan selera makannya.
Bulimia sendiri adalah kelainan pola makan seseorang yang ditandai dengan pengeluaran secara paksa makanan yang baru saja dimakan.
Bila kondisi depresi Anda diikuti dengan bulimia, tentu berat badan Anda akan menurun drastis.
Namun pada beberapa kasus, jika Anda sudah makan dengan porsi yang banyak, selain karena kondisi-kondisi yang disebutkan di atas, bisa jadi karena adanya penyakit kesehatan lain pada tubuh Anda sedang terjadi.