Siapa yang tak suka manisnya gula?
Ya, gula memang mempunyai rasa manis yang membuat makanan dan minuman jadi semakin lezat dan nikmat.
Namun Anda harus ingat, mengonsumsi gula berlebih bisa berisiko terhadap kesehatan Anda, loh!
Meski begitu, bukan berarti Anda dilarang mengonsumsi gula, hanya saja Anda perlu membatasi asupan gula per hari.
Gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan manusia. Namun, jika berlebihan, gula dapat menyebabkan Anda rentan mengalami gangguan kesehatan.
Pasalnya, kelebihan asupan gula per hari tidak hanya memicu penambahan bobot tubuh secara cepat, tapi juga bisa menyebabkan Anda mengalami obesitas yang merupakan penyebab utama dari diabetes dan penyakit jantung.
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengontrol asupan gula per hari. Batas konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan per orang dalam per hari yaitu lima puluh gram gula atau setara dengan lima hingga sembilan sendok the
Bagi Anda yang rutin beraktivitas dan berolahraga mungkin tidak perlu dikhawatiran karena sistem tubuh Anda mampu membakar banyak kalori.
Tapi bagi yang mengidap diabetes, sebaiknya Anda benar-benar mengontrol asupan gula dan karbohidrat supaya kadar gula darah Anda terkendali.
Berikut ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol asupan gula per hari:
Hal yang perlu diperhatikan untuk mengontrol asupan gula adalah dengan cara mengonsumsi makanan dalam bentuk aslinya, bukan olahan. Gula alami terkandung dalam makanan, terutama buah-buahan segar.
Oleh sebab itu, dengan mengonsumsi buah-buahan segar Anda harusnya tidak memerlukan gula dalam bentuk olahan lagi. Selain itu, Anda juga perlu mengimbangi asupan gula dari protein atau lemak.
Bila Anda mengonsumsi makanan kemasan, jangan lupa untuk memeriksa label nilai gizinya untuk mencari tahu berapa kandungan karbohidrat dan gulanya.
Kandungan gula bisa dilihat pada kemasan dengan memperhatikan kata-kata yang memiliki akhiran ‘osa’ atau ‘ol’, seperti glukosa, fruktosa, dekstrosa, maltosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan sorbitol dalam kemasan makanan olahan.
Hal lain yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol asupan gula per hari adalah dengan cara rutin melakukan pengecekan gula darah.
Pasalnya hal ini membantu Anda mengetahui bagaimana tubuh bereaksi terhadap makanan tertentu sehingga tubuh mampu melakukan penyesuaian dalam mengonsumsi makanan ataupun obat-obatan nantinya.
Selain tiga cara yang sudah disebutkan di atas, Anda juga bisa melakukan perubahan gaya hidup dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Mulai dari rutin berolahaga, mengontrol porsi makanan, istirahat yang cukup, mengendalikan stres, dan lain sebagainya.
Anda juga bisa menghindari makanan berdasarkan skala kepentingannya, seperti hindari mengonsumsi minuman ringan, jus buah yang ditambahkan gula, permen, kue, buah kaleng, dan buah kering.
Baiknya gunakan pemanis alami seperti kayu manis, ekstrak almon, vanili, jahe, madu dan lemon untuk membuat resep makanan.
Sementara itu, di balik manisnya rasa gula, terdapat bahaya yang tidak boleh Anda anggap sepele.
Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul jika terlalu banyak konsumsi makanan manis.
Leptin merupakan protein yang dibuat dalam sel-sel lemak, beredar dalam aliran darah, dan diedarkan ke otak. Leptin adalah suatu hormon penanda bahwa Anda sedang lapar atau kenyang.
Sebuah studi menemukan bahwa kadar gula yang berlebihan dalam tubuh Anda akan meningkatkan risiko resistensi leptin. Akibatnya, Anda tidak akan berhenti untuk makan karena otak Anda tidak akan merasa kenyang meskipun Anda sudah makan banyak.
Resistensi leptin inilah yang akan membuat Anda terus makan yang dapat berakibat pada meningkatnya risiko obesitas.
Robert Lustig, seorang pediatrik neuroendokrinologis, menyatakan bahwa terlalu banyak konsumsi makanan manis akan menumpuk lemak perut yang berbahaya dan membuat otak Anda selalu berpikir bahwa Anda sedang lapar.
Akibatnya, timbunan lemak di bagian perut dapat menjadi tanda kesehatan yang buruk, seperti masalah peradangan dan tekanan darah tinggi.
Selain itu, studi yang dilakukan oleh John L. Sievenpiper et al menyatakan bahwa kalori dalam gula jauh lebih berbahaya.
Menambahkan gula dalam makanan dan minuman akan memberikan dampak yang lebih membahayakan. Fruktosa dikaitkan dengan memburuknya tingkat insulin dalam tubuh dan menyebabkan toleransi glukosa, yang merupakan faktor penentu kondisi pradiabetes ataupun obesitas.
Tidak hanya dapat meningkatkan risiko peningkatan berat badan, terlalu banyak makanan manis juga dapat mengembangkan penyakit jantung koroner.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menemukan bahwa molekul pada gula yaitu glukosa -fosfat- dapat menyebabkan perubahan otot jantung yang dapat berujung pada gagal jantung.
Setiap sel dalam tubuh Anda membutuhkan gula untuk digunakan sebagai energi.
Glukosa tersebut nantinya akan dialirkan ke setiap sel dalam tubuh Anda untuk meningkatkan fungsi otak. Bahkan, tanpa karbohidrat, tubuh Anda akan tetap membuat gula dari sumber lain, termasuk protein dan lemak.
Sehingga jika Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, Anda akan mengalami peningkatan berat badan.
Kelebihan berat badan ternyata dapat menyebabkan perubahan kadar hormon seks atau insulin yang dapat meningkatkan risiko pengembangan kanker payudara, usus besar atau kanker rahim.
Selain itu, sebuah studi juga menemukan bahwa terlalu banyak asupan gula dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti kanker kerongkongan.
Biasanya, gula seringkali disembunyikan dengan nama lain seperti gula invert, molasses, sukrosa, sirup beras merah, madu, dan sirup maple.
Jika terlalu banyak jenis gulayang terkandung dalam makanan tersebut, Anda perlu berpikir ulang untuk membelinya. Atau, Anda perlu beralih untuk membeli makanan dan minuman yang rendah gula.
Untuk meminimalkan kenaikan dan penurunan gula darah yang cepat, kombinasikan protein, lemak sehat, dan serat pada makanan Anda.
Kombinasi tersebut dapat memperlambat pelepasan gula darah dalam tubuh Anda dan membuat Anda kenyang lebih lama.