Hubungan seks di usia tua?
“Ya,” tulis laman situs “mens fitness,” Rabu, 02 November 2016, tentang bahaya yang bisa ditimbulkannya terhadap fungsi jantung.
Menulis hasil penelitian dari tim ahli Michigan State Univesity, “mens fitness” mengingatkan, sebaiknya hubungan seks di usia tua dilakukan lebih bijaksana.
Bila tidak, hubungan seks bisa berakibat fatal.
Memang, selama organ reproduksi masih berfungsi normal, sebenarnya tak ada alasan bagi pria atau wanita yang berusia paruh baya untuk berhenti melakukan hubungan seks.
Dalam penelitian itu, para peneliti mengamati data ribuan orang di National Social Life, Health and Aging Project.
Para partisipan studi itu berada di rentang usia lima puluh tujuh hingga delapan puluh lima tahun saat gelombang pertama data dikumpulkan sebelas tahun silam. Data pada tahap kedua dikumpulkan lima tahun kemudian.
Lantas bagaimana seks memengaruhi kesehatan jantung pria dan wanita berusia lanjut?
Studi itu menilai risiko kardiovaskular, jantung dan pembuluh darah, partisipan bisa menjadi penyebab serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.
“Kami menemukan bahwa berhubungan seks seminggu sekali atau lebih bisa membuat pria usia lanjut mengalami kejadian kardiovaskular dua kali lebih tinggi dibanding dengan pria yang kehidupan seksualnya kurang aktif,” kata Hui Liu dalam siaran persnya.
Lebih dari itu, pria yang merasakan seksnya sangat memuaskan justru memiliki risiko yang lebih besar.
Hubungan seksual bisa membuat tekanan yang besar pada tubuh.
Seiring dengan usia, massa otot pun menjadi lemah dan berkurang, sehingga tubuh akan bekerja lebih keras untuk mengatasi gangguan seksual dan menggapai orgasme.
“Pria usia lanjut memiliki kesulitan lebih besar mencapai orgasme, untuk alasan medis dan emosional dibanding saat muda.”
“ Hal ini menyebabkan kelelahan dan stres pada sistem kardiovaskular mereka saat mencapai klimaks,” kata Liu.
Berbeda dengan kaum pria, risiko tersebut ternyata tidak berlaku pada wanita. Memiliki hubungan seks yang luar biasa di usia lanjut justru menurunkan risiko hipertensi dan risiko serangan jantung, serta stroke dalam waktu 5 tahun mendatang.
Walau demikian, bukan berarti kehidupan seks pria berusia di atas enam puluhan tahun harus diakhiri.
Jika sejak muda Anda memiliki gaya hidup sehat dan aktif, maka tubuh akan tetap bugar sampai tua.
Dalam tulisan yang sama, “mens fitness” juga memberi kabar gembira bagi wanita matang atau wanita paruh baya.
Penelitian terbaru menemukan, wanita paruh baya menikmati seks lebih baik kendati terdapat sejumlah perubahan fisik yang menyebabkan penurunan fungsi seksual.
Periset dalam penelitian itu mengatakan, wanita paruh baya beradaptasi dengan baik terhadap perubahan itu.
Kendati mereka berhubungan seks lebih jarang, wanita-wanita itu menemukan kepuasan yang justru meningkat seiring pertambahan waktu.
Wanita matang justru lebih percaya diri, memiliki kemampuan komunikasi lebih baik dan punya kemampuan lebih baik membujuk pasangannya mengonsumsi obat anti disfungsi ereksi.
Profesor Holly Thomas dari Pittsburgh University mengatakan,”Penemuan yang paling mencerahkan dari penelitian ini adalah banyak wanita yang berhasil beradaptasi terhadap perubahan negatif dengan mengubah ekspektasi terhadap aktivitas seksual.”
“Mereka menempatkan aspek emosional dan keintiman daripada sekedar seks atau beradaptasi terhadap aktivitas seks itu sendiri,” jelasnya.
Peneliti dengan penemuan yang akan dipresentasikan di pertemuan tahunan North American Menopause Society di Orlando bulan depan itu mencatat ada banyak studi kuantitatif mengenai penurunan fungsi seksual di kalangan wanita paruh baya.
Mereka lantas memutuskan melakukan studi kualitatif yang terdiri dari wawancara tiga kelompok fokus.
Wanita cenderung menunjuk perselisihan dalam sebuah relasi dan masalah disfungsi seksual atau kesehatan pada pasangan, sebagai alasan mengapa berhubungan seks lebih jarang .
Beberapa wanita mengatakan, libido mereka lebih tinggi dibandingkan pasangan mereka.
Wanita-wanita yang melaporkan menikmati seks lebih baik melaporkan menggunakan sejumlah teknik seperti pelumas vagina, pemanasan lebih panjang dan menggunakan beragam jenis seks dibanding hubungan penetrasi.
Mereka juga cenderung mencoba posisi seks berbeda, lebih sering masturbasi dan mendorong pasangan menjalani pengobatan disfungsi ereksi.
Dr JoAnn Pinkerton, direktur eksekutif perkumpulan itu mengatakan,”Penyedia layanan kesehatan perlu membuat dialog jujur dengan pasien wanita paruh baya untuk mengevaluasi sepenuhnya perubahan fungsi seksual dan siap mengeksplorasi faktor psikososial dan interpersonal juga perubahan fisik agar efektif memberikan pengobatan yang tepat.”
Desa Acciaroli di Italia khususnya memperoleh perhatian khusus dari ilmuwan, karena di desa itu terdapat banyak orang, satu di antara sepuluh yang hidup lebih dari 100 tahun. Seks mungkin bagian dari alasan panjang usia itu.
Dr Alan Maisel, ahli jantung dari University of California San Diego mengatakan,”Aktivitas seksual di kalangan lanjut usia tampaknya makin menjadi. Mungkin panjang usia berhubungan dengan itu.”
Penemuan ini juga senada dengan sebelumnya yang menemukan pengendara mobil lanjut usia tak secara bermakna lebih berbahaya dibanding pengguna jalan yang lain.
Kendati terjadi penurunan waktu reaksi dan perubahan fisik lain, pengendara lanjut usia cenderung beradaptasi dengan menyetir lebih berhati-hati.