Anda punya masalah dengan disfungsi ereksi atau impoten atau pun setengah impoten? Kalau iya, jangan “terlalu” percaya dengan obat-obat seperti “Viagra” dan berbagai ramuan tradisionil lainnya.
Dan Anda juga tak perlu harus percaya seratus persen versi pengobatan alternatik ala Mak Enoh.
Banyak pria yang menyelesaikan masalah impotensi atau disfungsi ereksi dengan jalan pintas yaitu minum obat. Padahal menurut studi terbaru, problem pria satu itu sebenarnya dapat diselesaikan tanpa obat.
Dengan diet, olahraga, dan perubahan pola hidup lainnya. Anda pernah mencobanya?
Studi yang dimuat dalam “Journal of Sexual Medicine” seperti di rilis oleh “healthday.co,” menemukan ada banyak hal yang berpengaruh terhadap perbaikan impoten.
Hal-hal tersebut antara lain mengurangi berat badan, makan lebih sehat, bergerak lebih aktif, mengurangi minum alkohol, dan tidur lebih baik. Sehingga melakukan hal-hal tersebut akan sangat membantu menyembuhkan impotensi.
Para peneliti menemukan, kebanyakan pria sembuh dari disfungsi ereksi dengan perubahan pola hidup. Bahkan mereka tidak membutuhkan obat sama sekali.
“Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat membantu meningkatkan kualitas hidup dan membuat panjang umur,” ujar para peneliti.
Gary Wittert, ketua studi sekaligus profesor dan direktur Freemasons Foundation Centre for Men’s Health di University of Adelaide, Australia, mengatakan, faktor terbesar penyebab impoten adalah usia tua, namun faktor-faktor lainnya mungkin pengaruhnya jauh lebih besar dalam pengembangan masalah tersebut.
“Karena menjadi tua tidak bisa dicegah, maka faktor-faktor lainnya lah yang perlu diubah yang merupakan penyebab disfungsi seksual,” ujarnya.
Ia menambahkan, mengubah pola hidup akan meningkatkan kualitas kesehatan secara keseluruhan, sehingga risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes pun akan menurun, termasuk risiko impotensi. Ini berhubungan dengan aliran darah yang lancar ke seluruh organ tubuh, termasuk otot jantung dan penis. Aliran darah yang lancar ke penis membuatnya mampu melakukan ereksi.
Obat disfungsi ereksi atau yang dikenal juga dengan istilah obat kuat sering dijadikan andalan para pria untuk menunjukkan “kejantanan” di tempat tidur. Obat kuat ada yang bekerja dengan meningkatkan libido hingga membantu ereksi lebih kencang.
Obat-obatan disfungsi ereksi diketahui bersifat stimulan yang berdampak bagi kerja jantung.
Lantas, amankah obat ini dikonsumsi setiap hari?
Menurut konselor seks sekaligus dokter spesialis kejiwaan Naek L Tobing, misalnya, obat disfungsi ereksi ada memiliki efek samping yang relatif kecil, sehingga aman dikonsumsi secara rutin.
“Namun ada juga kondisi yang membuat obat disfungsi ereksi atau obat yang bersifat erektogenesis berisiko tinggi untuk dikonsumsi,” ujarny. seperti di kutip “nuga.co” dari kepada “Kompas Health”.
Kondisi yang dimaksud Naek antara lain, jika obat tersebut dikonsumsi bersamaan dengan obat penyakit jantung atau anti-angina. Ini karena keduanya memiliki efek yang hampir sama yaitu melebarkan pembuluh darah.
Ia menjelaskan, jika pembuluh darah terbuka terlalu lebar, tekanan darah akan menurun. Jantung pun akhirnya bekerja lebih keras untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Namun jika jantung sudah dalam kondisi sakit, kerja yang terlalu berat bisa berakibat fatal.
“Minum obat erektogenik dengan obat anti-angina juga bisa menimbulkan gejala lain seperti sesak napas,” kata dokter yang mendapat gelar dari University of Minnesota, Amerika Serikat ini.
Selain perlu memperhatikan kondisi yang menjadi kontraindikasi obat, Naek juga menegaskan supaya obat disfungsi ereksi dikonsumsi sesuai dengan aturan. Artinya, dosisnya pun tidak berlebihan. Pasalnya stimulan yang terdapat dalam obat akan menyebabkan ketegangan pada jantung.
Apalagi jika obat disfungsi ereksi yang digunakan adalah obat palsu yang tidak jelas komposisinya. Stimulan yang terdapat di sana mungkin berkali-kali lipat lebih tinggi dari batas aman sehingga berisiko merusak sistem tubuh.
Obat disfungsi ereksi sejatinya bekerja dengan melebarkan pembuluh darah pada penis sehingga aliran darah menuju organ itu menjadi lebih lancar. Karenanya, ereksi pada penis pun dapat berlangsung dengan lebih baik.