Metode diet unggulan? Jangan percaya tulis hasil penelitian Universitas McMaster, Ontario dan Rumah Sakit Riset Penyakit Anak-anak di Toronto. Apapun metodenya, rilis penelitian itu, seperti dikutip “Daily Mail,” hasilnya tak berbeda. Artinya sama saja.
Penelitian itu telah mengamati penurunan berat badan para pelaku diet selama satu tahun untuk melihat perbedaan hasilnya
“ Saat ini ada berbagai jenis metode diet yang bisa disesuaikan dengan gaya hidup dan kemampuan kita dalam melakoninya. Ternyata, apa pun nama dietnya, semua sama-sama bisa menurunkan berat badan asalkan dijalankan dengan konsisten,” tulis “Mail” mengutip hasil penelitian itu.
Tanpa melihat “merek” metode dietnya, para ahli menyebutkan bahwa pada prinsipnya perbedaan penurunan berat badan pada berbagai metode diet sangat kecil. Jika dilakukan dengan konsisten maka berat badan akan turun. Jadi, tinggal dipilih saja cara diet yang termudah untuk dirinya.
Setelah setahun, studi yang diterbitkan di Journal of American Medical Association itu menemukan bahwa pelaku diet rendah kalori dan rendah karbohidrat menurunkan berat badan yang serupa..
Dalam enam bulan pertama, pelaku diet rendah karbohidrat berhasil menurunkan lebih banyak, tapi setelah dua belas bulan, hasilnya tidak terlalu berbeda.
Selain itu, peneliti mencatat bahwa diet yang diikuti dengan pola hidup yang mendukung dan olahraga akan membuat hasilnya semakin baik. Dalam 6 bulan saja, diet dengan pola hidup sehat membantu menurunkan tiga kilogramberat badan. Olahraga rutin selama dua belas bulan, akan membantu efektifitas diet hingga dua kilogram.
Oleh karenanya para ahli menyimpulkan, perbedaan hasil dari berbagai metode diet sangat kecil. Jadi, tak masalah diet apa yang kita jalani asalkan konsisten.
Metode diet yang diobervasi dalam penelitian ini adalah Atkins, South Beach, Zone, Biggest Loser, Jenny Craig, Nutrisystem, Volumetrics, Weight Watchers, Ornish, dan Rosemary Conley.
Jika Anda ingin menurunkan berat badan sekaligus meningkatkan kesehatan, maka pilihlah pola makan rendah karbohidrat ketimbang rendah lemak.
Dalam suatu percobaan terhadap orang dewasa yang obesitas, peneliti menemukan bahwa mereka yang mengikuti diet rendah karbohidrat lebih banyak menurunkan bobot tubuhnya selama lebih dari satu tahun daripada mereka yang mejalankan diet rendah lemak.
Selain itu, keuntungan lain yang didapat adalah penurunan kadar kolesterol dan trigliserida. Demikian laporan peneliti dalam jurnal Annals of Internal Medicine.
“Rata-rata, mereka kehilangan lebih dari delapan kilogram dan lemak tubuh,” kata peneliti Dr Tian Hu, dari Tulane University School of Public Health di New Orleans.
Sementara itu, meski beberapa ahli menilai diet rendah karbohidrat kurang baik bagi kesehatan jantung, temuan terbaru ini justru menunjukkan sebaliknya.
“Diet rendah karbohidrat secara tradisional dilihat berpotensi menimbulkan risiko,” kata Bazzano, seorang profesor peneliti gizi di Tulane.
Namun dalam penelitian ini, mereka yang melakukan diet rendah karbohidrat kadar kolesterolnya jadi lebih baik dan juga trigliserida. Menurut Tian Hu, hal itu bisa terjadi karena penurunan berat badan yang lebih banyak, atau dari lemak tak jenuh dalam makanan mereka.
Sayangnya, studi ini hanya dilakukan selama setahun sehingga belum diketahui apa efek diet tersebut dalam jangka panjang.
Diet rendah karbohidrat tidak berarti kita menghindari karbohidrat sama sekali, namun mengganti karbohidrat sederhana seperti nasi atau tepung dengan karbohidrat kompleks.
Menurut Hu, hasil temuan ini tidak berarti diet rendah karbohidrat adalah diet terbaik untuk menurunkan berat badan. Bagaimanapun, tidak ada satu jenis diet yang cocok untuk setiap orang.
Hu menyarankan agar menyesuaikan pola makan dengan kebutuhan masing-masing. Untuk kesehatan jantung misalnya, diet yang dianggap terbaik adalah diet mediterania yang menyarankan konsumsi karbohidrat kompleks dan lemak sehat seperti minyak zaitun.
Pada akhirnya, pilihlah diet yang bisa bertahan dalam jangka panjang, bukan hanya sampai berat badan turun. Karena berat badan Anda akan dengan mudah kembali lagi ke bobot semula.
sumber : www.healthday.com dan www.dailymail.co.uk