Anda ingin mengandalkan kopi sebagai stimulan kinerja setelah tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup selama berhari-hari?
“Ah, lupakan,” tulis “fox news,” dalam tulisannya Rabu, 29 Juni 2016.
Menurut tulisan di “fox news” tersebut, sebuah studi terbaru menemukan orang-orang yang tidak mendapatkan cukup tidur selama beberapa hari berturut-turut tidak bisa mengandalkan kafein untuk memberikan stimulan kinerja.
Studi ini telah melakukan pengamatan terhadap lima puluhan orang yang hanya mendapati lima jam tidur malam selama lima hari berturut-turut.
Dua kali sehari, peserta mengambil plasebo atau dua ratus miligram kafein, yang terdapat dalam secangkir besar kopi.
Penelitian ini dilakukan secara acak, yang berarti peserta tidak tahu siapa yang mendapat kafein atau siapa yang mendapat plasebo.
Setelah tiga malam, kewaspadaan dan kinerja peserta mulai menurun, bahkan setelah mereka mendapatkan kafein, para peneliti menemukan.
“Hasil ini penting, karena kafein adalah stimulan banyak digunakan untuk melawan penurunan kinerja,” kata penulis utama studi Tracy Jill Doty, seorang ilmuwan biologi perilaku di Walter Reed Army Institute of Research di Silver Spring, Maryland.
“Data dari studi ini menunjukkan, bahwa dosis harian kafein tidak cukup efektif untuk mencegah penurunan kinerja bila peserta mengalami kekurangan tidur lebih dari semalam.”
Penelitian juga menunjukkan bahwa kelompok berkafein memiliki waktu reaksi yang lebih cepat selama dua hari pertama dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Selain itu, orang-orang yang mengambil kafein dilaporkan merasa lebih bahagia ketimbang mereka yang mengambil plasebo, namun hanya pada beberapa hari pertama percobaan.
Doty menyebutkan bahwa temuan ini “penting”, karena menunjukkan bahwa jumlah harian kafein yang sama mungkin tidak efektif dalam menstimulasi kinerja orang yang kurang tidur dalam beberapa malam.
Namun, studi ini tidak memperhitungkan bahwa individu yang kurang tidur dapat meningkatkan asupan kafein, kata Doty.
“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi jika lebih banyak kafein yang diasup,” katanya.
“Peningkatan dosis kafein akan meningkatkan efek samping negatif seperti gelisah, tetapi saat ini kami tidak tahu apakah dosis yang meningkat akan mencegah penurunan kinerja,” lanjutnya pada pertemuan Associated Professional Sleep Societies, di Denver.
Dalam tulisan lainnya di “health,” para ilmuwan juga mengingatkan, jangan mengandalkan kafein untuk mengatasi rasa lelah dan kurang konsentrasi akibat kurang tidur.
Untuk efek begadang selama tiga malam berturut-turut, kafein ternyata tak efektif.
Minuman berkafein memang meningkatkan kewaspadaan dan juga mengurangi kantuk akibat kurang tidur.
Namun, dalam penelitian terbukti, dosis kafein yang biasa kita konsumsi ternyata tidak bisa mencegah penurunan performa akibat kekurangan tidur beberapa hari.
Selain itu, para partisipan juga diberi tes mental setiap jam saat mereka terjaga.
Pada beberapa hari pertama, mereka yang diberi kafein mendapatkan hasil tes yang baik.
Namun, setelah beberapa hari kurang tidur, ternyata efek kafein tidak sekuat sebelumnya.
Orang dewasa disarankan tidur tujuh hingga delapan jam setiap malam.
Tidur cukup bukan hanya membuat kita lebih produktif, tapi juga membuat tubuh tak mudah sakit dan tentunya lebih bugar
Kafein, menurut sejumlah penelitian, memang merupakan pembangkit
Kafein akan diserap masuk ke darah dan jaringan t setelah dikonsumsi.
Tetapi, butuh waktu lebih lama dari itu untuk dipecah tubuh dan dikeluarkan dari sistem tubuh.
Hampir separuh dari waktu kafein, atau waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan satu setengah kafein yang ada dalam tubuh adalah sekitar empat jam.
Tetapi, bukan berarti seluruh kafein akan menghilang setelah 8 jam, malah butuh waktu sekitar dua belas jam untuk benar-benar menghilangkan kafein yang kita minum saat pagi.
Menurut James Lane, peneliti dari Duke University School of Medicine, kafein akan bertahan tiga jam lebih pendek pada orang yang merokok.
Sebaliknya, wanita yang mengonsumsi pil KB justru kafein akan bertahan empat jam lebih lama dibandingkan pada wanita yang tidak mengonsumsi pil KB.
Karena diperlukan waktu sampai dua belas jam untuk membersihkan kafein dari tubuh, maka efek kafein bisanya baru memudar saat akan tidur.
Akibatnya esok hari seseorang kembali ingin mengonsumsi kafein.
Perasaan bingung, sakit kepala, atau agak lemas saat bangun tidur menurut Lane merupakan gejala dari efek “nagih” kafein yang dikonsumsi kemarin.
“Gejala tersebut bisa diatasi saat mereka minum secangkir kopi setelah bangun tidur,” katanya.