Ya. Itulah pertanyaan yang mencuat ketika ahli kesehatan di Inggris memperingatkan akan bahaya terlalu banyak minum air putih.
Dan peringatan itu mencuat ketika seorang wanita dirawat gara-gara intoksikasi air.
Sang perempuan yang merupakan penderita gejala infeksi saluran kencing semula berharap air putih itu akan “membersihkan tubuhnya”.
Namun, ia justru mengalami sakit serius dan dirawat di King’s College Hospital.
Kadar garamnya amat rendah dalam darah. Ini merupakan kondisi fatal jika tak dirawat.
Saat ini dokter sedang bertanya-tanya apakah ada jumlah air putih yang “aman” untuk diminum. Dokter minta bukti lebih banyak seberapa banyak air putih jadi berlebihan.
Dalam kasus laporan British Medical Journal, Dr Laura Christine Lee dan Maryann Noronha bertanya,Kami sering menyarankan pasien untuk banyak minum air putih ketika mereka tak sehat.
Tetapi apa artinya itu?
Apakah ada risiko potensial dari saran yang tampaknya tak berbahaya itu?”
Laporan tersebut menggambarkan kondisi pasien terus memburuk setelah dirawat di rumah sakit.
“Selama kunjungan di ruang gawat darurat, ia menjadi gemetar dan kacau. Muntah beberapa kali, gemeteran serta sulit bicara,” catat para dokter.
“Sepanjang hari pasien mengonsumsi beberapa liter air setelah mendapat saran medis dari penyakit sebelumnya,” tambah catatan itu.
Intoksikasi air merupakan gejala yang terdokumentasi dengan baik dari olahraga ketahanan dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti MDMA, yang dapat menyebabkan haus berlebihan.
Namun penyakit ini dapat mematikan dengan gejala seperti mual, muntah, sakit kepala dan dalam kasus serius otak membengkak, bingung, kejang, koma dan bahkan terjadi kematian.
Pasien dengan kadar garam tak normal akibat hyponatremia atau intoksikasi air memiliki tingkat kematian hampir tiga puluh persen.
“Saya ingin diberi pertanyaan yang saya tahu jawabannya tetapi tak mampu menjawab dan ini sangat menyedihkan.”
“ Saya ingat pasangan terlihat suram dan sedih. Saya tak paham apa yang sedang terjadi,” begitu pengalaman seorang pasien yang ditulis dalam jurnal yang sama.
“Tangan di depan mata bergetar hebat dan heran kenapa tak dapat menghentikannya. Kemudian saya sadar seluruh tubuh juga gemetaran,” tambahnya.
Dr Imran Rafi, ketua inovasi klinis dan peneliti di Royal College of GP menyebutkan penting bagi kita untuk terhidrasi dengan baik tetapi belum ada rekomendasi kuat berapa banyak air yang harus diminum.
“Cukup minum itu penting untuk tubuh dan mental sehat. Pasien harus menjaga asupan cairan khususnya ketika sedang dalam kondisi yang dapat menyebabkan dehidrasi,” katanya.
“Kami mendorong pasien untuk minum lebih ketika menderita gejala dehidrasi seperti haus, termasuk saat berada di cuaca panas atau sedang olahraga. Demikian juga ketika urin terlihat berwarna gelap,” tambahnya.
“Belum ada rekomendasi pasti berapa banyak air yang harus kita minum agar tetap sehat. Kuncinya hanya tetap terhidrasi dan urin berwarna terang adalah indikasi yang baik untuk itu,” lanjutnya.
“Laporan kasus ini menggarisbawahi, bahwa asupan air berlebihan dapat memberi konsekuensi penting bagi pasien. Ini sesuatu yang harus diperhatikan profesional di bidang medis dan pasien,” ujarnya.
Kekurangan cairan tubuh alias dehidrasi adalah musuh bagi performa seseorang
Walau begitu, minum terlalu banyak air sebenarnya juga bisa berakibat fatal.
Kelebihan konsumsi air minum disebut juga dengan intoksikasi air. Kondisi ini terjadi saat seseorang minum terlalu banyak air sehingga kadar garam dalam darah menjadi encer.
“Saat konsentrasi sodium atau garam dalam darah rendah, air bisa bocor dari darah ke jaringan lain. Kondisi ini dikenal dengan hiponatremia,” kata Dr.Aaron Baggish, wakil direktur medis ajang Boston Marathon.
Otak merupakan organ yang paling terpengaruh oleh hiponatremia. Ketika air bocor dari darah dan masuk ke sel-sel otak, maka otak akan membengkak.
Biasanya, gejalanya ringan, misalnya linglung, sakit kepala, dan mual. Tapi, jika tidak ditangani maka bisa menyebabkan kejang.
Pada kasus yang terburuk, pembengkakan otak menjadi tidak terkontrol sehingga menyebabkan kondisi fatal yang disebut herniasi batang otak.
“Otak adalah jaringan lembut yang mengisi tempurung kepala.
“Saat otak membengkak, maka hanya ada satu jalan keluar, yaitu di bagian bawah tengkorak yang terdapat lubang untuk menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang,” kata Dr.William Roberts, mantan presiden American College of Sport Medicine.
Kejadian fatal akibat kelebihan air minum memang jarang terjadi. Biasanya ditemui pada para atlet lari jarak jauh.
“Pelari yang lambat punya banyak waktu untuk minum air. Jika Anda berlari selama 6 jam dan berhenti untuk minum banyak air di tempat perhentian minum, Anda bisa beresiko mengalaminya,” kata Roberts.
Walau begitu, menurut Roberts pelari marathon yang meninggal kebanyakan karena serangan jantung atau serangan panas.
Untuk mencegah hiponatremia, disarankan untuk mengonsumsi garam atau minum minuman olahraga yang mengandung elektrolit.
Di luar ajang olahraga, kita disarankan untuk mengonsumsi cairan sekitar 2 liter sehari. Harus diingat pula bahwa “cairan” tidak harus berupa air minum, tapi juga buah-buahan atau sup sayuran.
Dokter selama ini merekomendasikan minum antara enam hingga delapan gelas air per hari. Sementara di Inggris dokter menyarankan untuk banyak minum air putih.