Laman situs “mensjournal,” hari ini, Kamis, 04 Mei, menurunkan laporan “ilmiah” menarik tentang kaitan serangga sebagai makanan manusia.
Menurut “mensjournal,” serangga oleh sebagian orang di dunia memang masih dianggap bukan makanan.
Padahal serangga adalah sumber makanan di planet ini yang paling banyak tersedia.
Seandainya dibudidayakan pun, “peternakan” serangga berpotensi menyediakan makanan bagi seluruh manusia di Bumi, dengan sumber daya jauh lebih kecil dibanding pengelolaan peternakan ayam atau sapi misalnya.
Serangga bereproduksi dengan cepat, tidak membutuhkan banyak tempat, dan memakan hampir semua makanan.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah serangga adalah makanan yang sehat? Isu selanjutnya adalah apakah Anda bisa menghilangkan rasa jijik menyantap seekor belalang misalnya.
Sebenarnya kandungan nutrisi serangga sudah sering diteliti, dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka kaya akan asam lemak baik, mineral, dan vitamin. Serangga juga rendah lemak dan kaya protein.
Belalang misalnya, mengandung protein sebanyak daging sapi namun dengan lebih sedikit lemak tiap gramnya.
Sedangkan ulat hongkong yang biasa kita umpankan pada burung ternyata mengandung protein, vitamin, dan mineral setara daging sapi dan ikan.
Sementara beberapa jenis ulat mengandung lebih banyak protein dibanding paha kalkun. Selain itu, serangga adalah sumber zat besi yang bagus.
Sekelompok peneliti yang dipimpin Dr Yemisi Latunde-Dada dari King’s College di London juga menemukan manfaat zat besi setelah menganalisanya dari serangga-serangga yang sering kita jumpai, seperti jangkrik, belalang, atau ulat hongkong.
Para peneliti itu membuat tepung dari serangga di atas dan mengukur kandungan mineralnya.
Hasilnya, jangkrik memiliki kandungan zat besi
Jangkrik juga mengandung kalsium
Serangga-serangga itu juga memiliki kandungan zinc dan tembaga lebih tinggi dibanding daging sapi.
Selanjutnya para peneliti mencari tahu seberapa banyak mineral yang bisa diserap tubuh manusia.
Mereka mencampur tepung serangga itu dengan enzim-enzim pencernaan untuk menciptakan kondisi seperti di dalam usus.
Hasilnya ditemukan bahwa serapan zat besi dari buffalo worm atau larva kumbang mengalahkan daging sirloin.
Begitu juga dengan belalang, ulat hongkong dan jangkrik. Hasil penelitian ini dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry.
Kesimpulannya, jelas bahwa beberapa jenis serangga merupakan makanan sehat bagi manusia.
Namun mengapa sedikit saja orang yang doyan makan jangkrik? Menurut Fred Bassett, peneliti makanan di Brigham Young University, kendala utama menjadikan serangga sebagai makanan adalah soal bentuknya, bukan rasanya.
Basset pun berusaha menjdikan tepung jangkrik menjadi produk yang lebih menarik dan bisa diterima kebanyakan orang.
Dengan cara itu, ia berharap orang akan mau mencoba menyantap makanan yang sebenarnya adalah belalang, jangkrik, atau ulat hongkong. Mau mencoba?
Berita tentang serangga ini juga datang dari artis Angelina Jolie yang sedang mengajar anak-anaknya mengolah serangga menjadi camilan.
Terus terang, pilihan camilan mereka lebih sehat dibanding kebanyakan camilan olahan di pasaran.
Penasaran tentang preferensi makanan ringan Angelina Jolie dan bagaimana makanan yang nampak aneh bagi sebagian besar kita dianggap lebih sehat?
Makan serangga bukan hal yang aneh bagi Jolie.
“Pertama kali saya memakan serangga ketika pertama menginjakkan kaki di Kamboja,” katanya.
“Jangkrik, Anda mulai dengan jangkrik. Jangkrik dan bir dan kemudian Anda naik level ke tarantula.”
Mengunyah serangga mungkin bukan ide yang membangkitkan selera, tetapi mereka sarat dengan gizi. Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu dalam Journal of Agriculture and Food Chemistry menemukan bahwa serangga kaya akan magnesium, zat besi, dan nutrisi lainnya.
Para peneliti melaporkan bahwa ketika dibandingkan dengan daging sapi, jangkrik benar-benar memiliki zat besi yang lebih tinggi.
Sementara belalang, mealworm, dan jangkrik, semuanya memiliki kadar magnesium yang lebih tinggi selain juga kaya kalsium, tembaga, dan seng dibanding steak sirloin.
Menurut ahli gizi Vandana Sheth, RD, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, serangga bisa menjadi alternatif yang sehat untuk diet Anda.
“Secara umum, serangga tinggi protein rendah karbohidrat dan sarat vitamin, mineral serta lemak,” katanya.
Namun, ada lebih dari seribu spesies serangga yang dapat dimakan dan tidak semuanya padat gizi. “Karena ada banyak jenisnya, nilai gizi mereka sangat bervariasi,” jelas Sheth.
Terlebih lagi, ada beberapa serangga yang bersentuhan dengan pestisida dan bahan kimia lainnya. Jadi, jika Anda tertarik mencobanya, penting untuk membeli mereka dari sumber yang terpercaya.
Jika Anda tertarik dengan manfaat nutrisi dari serangga, tetapi tidak cukup siap untuk menelan seekor laba-laba, pertimbangkan untuk mencoba produk yang dibuat dari tepung serangga, seperti keripik atau protein bar kriket.
Jika Anda membandingkan rasa keripik atau protein bar kriket dengan hot dog, percayalah bahwa rasanya tidak terlalu buruk.
Anak-anak Angelina Jolie bisa menghabiskan sekantung keripik serangga seperti menghabiskan sekantung keripik kentang.