Sebuah penelitian menemukan fakta baru bahwa pola tidur pada pria, amat berpengaruh pada kualitas spermanya
Ya, waktu tidur yang diatur secara rutin adalah hal yang paling penting bagi kesehatan.
Konsep tersebut tentu sudah menjadi pemahaman banyak orang.
National Sleep Foundation, Amerika Serikat, juga merekomendasikan lama tidur sekitar tujuh hingga sembilan jam untuk orang berusia produktif.
Sebaliknya, waktu tidur yang tidak menentu bagi mereka yang bekerja sampai larut malam, atau yang melakukan shift malam diyakini amat mempengaruhi kondisi kesehatan.
Namun, sebuah penelitian juga menemukan fakta bawa pola tidur pada pria, amat berpengaruh pada kualitas sperma.
Seperti diberitakan laman NDTV, para ahli dari Fakultas Kedokteran, Universitas Harbin di China mempelajari hampir seribu peserta pria.
Dari penelitian itu, muncul kesimpulan bahwa mereka yang tidur antara jam delapan hingga sepuluh malam mendapatkan sperma terbaik.
Hal ini mengindikasikan dengan tidur awal, sperma menjadi baik, dan berpotensi lebih besar membuahi sel telur.
Kondisi berbeda dialami peserta lain yang menjalani pola tidur larut malam.
Para peserta dalam penelitian ini diminta untuk menyetel alarm tidur dalam tiga kategori, enam jam atau kurang, lalu tujuh hingga delapan jam, dan sembilan jam atau lebih.
Selanjutnya, para ilmuwan mengambil sampel air mani secara teratur, untuk memeriksa jumlah sperma, bentuk, dan motilitasnya.
Penelitian yang dipublikasikan di dalam jurnal Medical Science Monitor melaporkan, tidur selama enam jam atau kurang membuat sperma menjadi lebih buruk.
Kondisi yang sama dialami oleh mereka yang tidur selama lebih dari sembilan jam.
Waktu tidur yang terlambat, atau pun kualitas istirahat yang tidak memadai berbahaya, karena meningkatkan kadar antibodi anti-sperma.
Antibodi anti-sperma adalah sejenis protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh yang berdampak menghancurkan sperma sehat.
Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan sebelumnya telah mengungkapkan, pria yang tidur enam jam semalam menghasilkan jumlah sperma dua puluh lima persen lebih rendah daripada yang tidur selama delapan jam penuh.
Gaya hidup yang sehat memang berpengaruh pada kualitas sperma yang dihasilkan pria. Namun, bahkan sperma yang kualitasnya bagus pun tidak bisa bertahan lama.
Hal ini berpengaruh pada kemampuannya membuahi sel telur.
Ada batas waktu tertentu sperma baik bisa bertahan.
Menurut WHO tujuh tahun lalu sperma terbaik tersimpan dua sampai tujuh hari
Oleh karena itu, pasangan yang sedang program kehamilan, justru tidak disarankan berhubungan seks setiap hari.
Sebab, kualitas sperma dianggap masih buruk dan memengaruhi proses pembuahan.
Orang yang mau punya anak dianjurkan berhubungan seks tiap dua hari sekali. Karena sperma tersimpan dua sampai tujuh hari. Kemudian sperma pria hanya bisa hidup dua hari pada tubuh perempuan.
Oleh karena itu, dengan dua kali sehari berhubungan seks maka akan ada sperma yang tersimpan dan bisa diganti dengan sperma berkualitas pada waktu hubungan selanjutnya.
Frekuensi seks dua hari sekali ini juga terkait masa ovulasi perempuan.
Perempuan ovulasi sebulan satu kali dan bertahan satu hari. Kapannya, enggak ngerti. Makanya daripada gitu, stok aja terus. .
Lantas, apakah kualitas sperma bisa dilhat secara kasat mata?
Untuk melihat itu harus diperiksa lewat laboratorium. Baik atau buruknya kualitas sperma tidak dapat dilihat dari warnanya.