Valentino Rossi membuat “gaduh” lewat aksi kocaknya di konferensi pers jelang balapan GP Austria di Sirkuit Red Bull Ring, dengan melibatkan mantan rivalnya: Sete Gibernau.
Rossi membuat Gibernau keki ketika mendapat pertanyaan terkait pertarungan lap terakhir terbaik yang pernah dialami The Doctor di ajang MotoGP.
Rossi ditanya apakah pertarungan di tikungan terakhir melawan Jorge Lorenzo di GP Katalonia musim delapan tahun lalu sebagai yang terbaik.
Dan sang pebalap gaek itu langsung menyetujuinya.
“Saya pikir duel lawan Lorenzo yang terbaik, terutama di tikungan terakhir. Saya tidak bisa ingat insiden di tikungan terakhir lainnya Saya pikir itu di level yang sama, tapi menyalip Lorenzo lebih menarik,” ujar Rossi seperti dikutip dari Crash.
Ketika berusaha menjawab lebih jauh pertanyaan dari penggemar, Rossi tiba-tiba diganggu Marc Marquez.
Juara bertahan MotoGP itu berusaha memberitahu Rossi kalau Gibernau ada di dalam ruang konferensi pers.
Awalnya, Rossi terlihat bingung dengan keputusan Marquez yang memberitahu Gibernau juga ada di ruangan konferensi pers.
Hingga akhirnya Rossi ingat juga punya insiden lap terakhir melawan Gibernau di GP Spanyol musim dua belas tahun silam.
“Ah Sete! Ah tikungan terakhir,” ujar Rossi yang membuat pebalap lainnya dan wartawan yang hadir dalam konferensi pers tertawa.
Sete kemudian terlihat kecewa dengan Rossi dan berusaha membantah pilihan pebalap asal Italia tersebut.
“Setelah insiden itu, kami punya sedikit masalah. Tapi ya, begitu juga pertarungan lawan Gibernau. Pertarungan di tikungan terakhir selalu hebat, dan pertarungan dengan Lorenzo saya pikir yang terbaik,” ucap Rossi.
Rossi dan Gibernau bersenggolan di tikungan tiga belas pada balapan GP Spanyol dua belas tahun lalu, hingga membuat Gibernau keluar jalur.
Rossi kemudian berhasil meraih kemenangan dan Gibernau finis kedua. Gibernau sendiri saat ini berstatus penasihat pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa
Ketika pertanyaan tentang sistem flag to flag muncul Rossi juga setuju.
Dalam balapan terakhir di GP Rep.Ceko, balapan dilakukan dalam sistem flag to flag karena kondisi lintasan kering dengan cepat setelah sebelumnya diguyur hujan.
“Kami memang harus mempertegas peraturan tentang pergantian motor. Balap motor memang baru dalam hal ini jadi itulah mengapa kami harus mengenalkan peraturan yang lebih jelang terkait tata cara pergantian motor,” kata Rossi menegaskan seperti dikutip dari Motorsport.
Namun Rossi meyakini bahwa sistem flag to flag masih jadi opsi terbaik saat kondisi lintasan tak menentu
“Ada alternatif menghentikan perlombaan, namun saya rasa opsi yang ada saat ini masih lebih baik, terutama untuk para penonton,” ujar The Doctor.
Berbeda dengan Rossi, Jorge Lorenzo menyatakan bahwa sistem flag to flag mengandung risiko besar terkait keselamatan pebalap.
“Saya menolak sistem ini karena terbilang berbahaya. Lihat saja apa yang terjadi pada Andrea Iannone. Beruntung bahwa tak ada satupun yang terluka,” kata Lorenzo.
Jorge Lorenzo, menyatakan tak setuju dengan sistem flag to flag yang saat ini diterapkan di ajang MotoGP.
Lorenzo menilai balapan flag to flag memiliki risiko yang tinggi bagi para pebalap karena kondisi pit MotoGP belum teratur seperti F1.
“MotoGP bukan F1, karena kami tak punya budaya untuk mengganti ban. F1 lebih baik dan lebih siap. Sedangkan agak aneh melihat situasi di MotoGP ketika semua orang ada di pit.”
“Saya menolak sistem ini karena terbilang berbahaya. Lihat saja apa yang terjadi pada Andrea Iannone. Beruntung bahwa tak ada satupun yang terluka,” kata Lorenzo seperti dikutip dari Motorsport.
Lorenzo menyatakan bahwa dirinya sempat mengajukan protes secara resmi pada Dorna agar ada perubaham pada sistem flag to flag.
“Namun pada akhirnya Dorna adalah pihak yang memutuskan. Mereka yang menyelenggarakan balapan meski kami sebenarnya bisa mendiskusikan hal ini di Komisi Keselamatan.”
“Saya sudah mengajukan proposal tentang perubahan ini. Namun pada akhirnya Dorna lebih memprioritaskan pertunjukan balapan meski hal ini juga mengundang banyak risiko,” kata pebalap asal Spanyol ini.
Flag to flag adalah kondisi ketika pebalap bisa mengganti motor di saat kondisi lintasan berubah secara drastis. Pada balapan GP Rep.Ceko, flag to flag diaplikasikan karena lintasan kering dengan cepat setelah sempat diguyur hujan.