Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, mengakui kehebatan Marc Marquez di MotoGP. Dia mengklaim jika tak ada Marquez, maka Ducati pasti sudah pasti jadi juara dunia.
Harapan Ducati merebut gelar juara dunia pembalap pada MotoGP musim ini semakin jauh dari kenyataan. Andrea Dovizioso yang digadang-gadang menjadi ujung tombak Ducati justru semakin ditinggalkan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez.
Setelah MotoGP Inggris Dovizioso sudah tertinggal tujuh puluh delapan poin dari Marquez. Pada balapan tersebut, Marquez menjadi runner up setelah kalah berduel dengan pembalap Suzuki, Alex Rins. Nasib Dovizioso bahkan sangat apes karena sudah terjatuh pada lap pertama.
Dovi sempat disebut-sebut sebagai salah satu favorit juara dunia MotoGP Ramalan tersebut tampak masuk akal ketika dia menjuarai balapan pertama di MotoGP Qatar. Namun, setelah itu dia puasa kemenangan, hingga baru kembali naik podium utama di MotoGP Austria, dua pekan lalu.
Kemampuan Dovizioso untuk menjadi pesaing Marquez dalam pacuan juara dunia MotoGP mulai diragukan. Marquez seperti sosok dari planet lain, nyaris tak tersentuh.
“Marquez pembalap yang fenomenal, tentu saja seperti Casey Stoner. Tak ada pembalap lain yang saat ini bisa membalap sekonsisten dirinya dan menyamai level Marquez. Saya rasa itu adalah fakta,” kata Ciabatti, seperti dilansir Speedweek
“Fakta lainnya, jika Marc Marquez tak jadi bagian olahraga ini, kami jelas menjadi juara dunia MotoGP bersama Dovi. Kami juga akan memimpin klasemen sementara musim ini di posisi kedua dan ketiga,” imbuh Ciabatti.
Menurut Ciabatti, keberadaan Marc Marquez telah mengubah MotoGP.
“Ingat saja bahwa Cal Crutchlow, pembalap kedua terbaik Honda di klasemen, berada di posisi kesembilan, kita bisa melihat Marquez telah membawa balapan MotoGP ke level baru,” ujar Ciabatti.
“Saya bilang ini dengan respek penuh terhadap seluruh pembalap. Satu hal lagi, siapa yang memenangi balapan tahun ini selain Marquez? Dovi dua kali, Danilo Petrucci sekali, dan Alex Rins sekali. Keseimbangan kami benar-benar impresif,” ujar Ciabatti.
Persaingan MotoGP semakin memanas memasuki seri ke-12. Namun pembalap Spanyol, Marc Marquez masih menjadi pemuncak klasemen sementara.
Pembalap Repsol Honda itu mengumpulkan dua ratus lima puluh poin dari dua belas balapan MotoGP 2019. Meskipun pada dua seri terakhir Marquez hanya finis di podium kedua.
Di posisi kedua masih ditempati oleh Andrea Dovizioso. Pembalap Suzuki, Alex Rins menjadi kejutan musim ini. Ia mampu berada di posisi ketiga
Bahkan pada seri terakhir di MotoGP Inggris, ia mampu meraih podium pertama. Mengalahkan Marquez dan pembalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales.
Marc Marquez, belum juga tergusur dari puncak klasemen MotoGP musim ini. Bahkan pembalap asal Spanyol itu diprediksi bisa mengamankan gelar juara dunia pada seri Buriram, Thailand, yang akan berlangsung pada Oktober mendatang.
Prediksi itu dilontarkan pengamat MotoGP, Carlo Pernat, selepas MotoGP Inggris Meski gagal juara pada balapan di Sirkuit Silverstone tersebut, Marquez makin kukuh di puncak klasemen sementara MotoGP
Marquez, yang finis kedua setelah kalah dalam duel dramatis kontra Alex Rins, telah mengantongi dua ratus lima puluh poin.
Dovizioso terpaksa menyudahi balapan di lap pertama karena ikut terseret Fabio Quartararo yang jatuh. Hilang sudah harapan Dovi untuk memangkas jarak dengan Marquez.
“Faktanya meski semua yang terjadi di Silverstone, Marquez sudah unggul tujuh puluh delapan poin dalam pacuan gelar juara dunia ” kata Pernat, seperti dilansir Speedweek.
“Saya rasa dengan performanya saat ini, Marc Marquez dalam posisi memenangi titel juara dunia pada balapan MotoGP Thailand,” imbuh Pernat.
Meski meramalkan Marc Marquez akan juara saat balapan masih tersisa empat seri, Pernat masih memberikan catatan untuk Baby Alien. Dia menyebut Marquez ternyata masih bisa dikalahkan.
Komentar itu merujuk pada kekalahan Marquez dalam duel dengan Alex Rins di MotoGP Inggris. Kekalahan itu sangat menyakitkan karena Rins menyalip di lap terakhir.
“Sang Alien ternyata bisa dikalahkan. Di Austria dan Inggris, kita melihat Marquez kalah dua kali beruntun. Tapi, saya merasa kekalahan dari Dovi lebih menyesakkan, karena melawan rivalnya dalam perburuan gelar juara dunia,” ujar Pernat.
“Sekarang dia kalah dari Rins. Dia seharusnya bisa menguranginya, karena kekalahan Marc di Silverstone mungkin karena kesalahan pemilihan ban. Di Austria, talenta Andrea yang membuat perbedaan,” sambung Pernat.