Ducati, di dua musim terakhir ini, bukan lagi merupakan era ketika Valentino Rossi menjadi pebalap utamanya yang gagal menorehkan kecepatan, dan performa motor Ducati saat ini jauh lebih baik.
Pernyataan tentang era Ducati dua tahun terakhir ini disampaikan Andrea Dovizioso kepada “crash,” Kamis, 01 September 2016, sebagai jawaban atas kritikan belum mampunya Ducati melewati torehan kecepatan Repsol Honda dan Movistar Yamaha.
“Ddibanding era Ducati saat Valentino Rossi jadi pebalapnya kini kami jauh lebih cepat dan berada di puncak persaingan,” ujar Dovi, begitu sang pebalap Ducati itu disapa.
Ducati terus disebut-sebut sebagai motor yang kini bisa menandingi performa Yamaha dan Honda di lintasan MotoGP.
Pada musim ini, Ducati sudah enam kali naik podium dan sekali juara seri MotoGP lewat nama Andrea Iannone di GP Austria.
“Bila dibandingkan saat ada Rossi di sini, semuanya telah berubah. Motor Ducati saat ini sangat berbeda.”
“Dalam pandangan saya, motor Ducati saat ini lebih bagus dibandingkan motor yang ditunggangi Rossi saat itu. Karena itulah, harapan terhadap motor Ducati kali ini lebih besar,” ujar Dovizioso yang juga dikutip “Tuttomotoriweb,” pada hari yang sama
Untuk keberhasilan Ducati musim ini, Dovizioso pun tak menutup fakta bahwa kehadiran juara dunia MotoGP dua kali, Casey Stoner sebagai pebalap tes merupakan salah satu sebabnya.
“Setelah Stoner selesai melakukan tes motor, maka para mekanik akan mendengarkannya dengan sangat detail. Stoner adalah pebalap yang bagus dan itu berdampak sangat positif bagi kami,” ucap Dovizioso.
Meski demikian, Dovizioso dan Iannone masih punya pekerjaan rumah besar di sisa musim.
Mereka harus bisa meminimalisir kesalahan dan rutin naik podium.
Dalam sejumlah seri, Iannone dan Dovizioso sering mengalami kendala di tengah perlombaan, baik itu kendala mesin maupun tergelincir keluar lintasan.
Disamping kecepatan yang dimiliki Ducati, sang pebalap, Andrea Dovizioso, mengaku sangat antusias menantikan kedatangan Jorge Lorenzo sebagai pebalap Ducati musim depan.
Kedatangan Lorenzo dianggap akan memberikan dampak positif bagi Ducati.
Lorenzo sudah dipastikan bakal mengisi satu slot di Ducati musim depan.
Dengan demikian, Dovizioso bakal berganti rekan di Ducati. Bila sebelumnya ia seolah memiliki kedudukan sejajar dengan Andrea Iannone, maka nanti Lorenzo tentunya akan lebih difavoritkan dibandingkan dirinya.
Meski demikian, Dovizioso tetap menilai kedatangan Lorenzo akan lebih banyak mendatangkan sisi positif bagi Ducati dan juga dirinya.
“Saya rasa akan sangat menyenangkan memiliki rekan setim yang merupakan juara dunia MotoGP di Ducati musim depan.”
“Dengan demikian Ducati akan berusaha lebih keras dalam mempersiapkan balapan. Pastinya hal itu juga otomatis bakal berdampak positif bagi saya,” ucap Dovizioso.
Pebalap asal Italia ini sendiri tak bisa menjawab dengan detail mengenai peluang Lorenzo menjinakkan Ducati.
Sejauh ini Ducati sering disebut memiliki performa bagus namun tak mudah untuk dikendalikan.
Hanya Casey Stoner yang sukses menjadi juara dunia bersama Ducati sedangkan Valentino Rossi gagal melakukannya.
“Sejauh ini Lorenzo belum pernah mengendarai motor lain di MotoGP selain Yamaha. Tentu saja nanti performa Lorenzo tergantung bagaimana ia beradaptasi dengan Desmosedici,” ujar pebalap asal Italia ini.
Dovizioso juga mengaku sedang menjalani salah satu musim MotoGP teraneh sepanjang kariernya.
Dovizioso menganggap kemenangan sulit diprediksi musim ini.
Enam seri terakhir balapan MotoGP memunculkan enam pemenang yang berbeda. Sebuah situasi yang dianggap aneh oleh Dovizioso sepanjang sembilan musim pengalamannya tampil di MotoGP.
“Tahun ini kami memiliki sejumlah pebalap berbeda yang memenangi balapan, dan itu sesuatu yang aneh. Tidak biasa untuk kelas MotoGP,” ujar Dovizioso seperti dikutip dari Speedweek.
Dalam enam seri terakhir Jorge Lorenzo, Valentino Rossi, Jack Miller, Marc Marquez, Andrea Iannone, dan Cal Crutchlow bergantian meraih kemenangan.
Terakhir Crutchlow berhasil memenangi GP Republik Ceko, 21 Agustus lalu.
Dovizioso mengaku timnya mengambil keputusan yang salah dalam pemilihan ban pada balapan di Sirkuit Brno Ceko. Namun, pebalap asal Italia itu tetap menganggap MotoGP musim ini sangat aneh.
“Rossi sempat berada di posisi kedua belas, finis kedua. Crutchlow sempat di belakang Rossi, berhasil menang. Tentunya mereka lebih pandai karena mengambil pemilihan ban yang tepat, tapi tetap cukup aneh,” ujar Dovizioso.
“Musim ini pebalap sering meraih kemenangan karena pemilihan strategi yang tepat atau mengambil risiko lebih besar,” sambungnya.
Dovizioso mengatakan salah satu faktor yang membuat musim ini sulit ditebak adalah Michelin yang baru menjadi distributor ban musim ini serta tidak menentunya kondisi cuaca.
“Kami sudah memiliki sepuluh balapan menggunakan ban Michelin, dan tetap saya setiap pebalap melakukan kesalahan. Setiap pekan kondisinya berbeda,” ucap Dovizioso