Marc Marquez dengan setengah riang berterus terang bahwa manuvernya menempel ketat Andrea Dovizioso di lap terakhir balapan MotoGP Austria, Red Bull Ring Circuit, Minggu malam WIB, memang harus ia lakukan agar dirinya bisa tidur tenang
Marquez memutuskan menyusul Dovizioso dari sisi dalam pada lap terakhir.
Manuver ini mengundang bahaya karena kedua pebalap bisa bertabrakan dan gagal finis.
Marquez hanya dalam hitungan detik berada di depan Dovizioso, namun pebalap Italia itu mampu mengambil alih posisi pertama dan jadi yang tercepat melintasi garis finis.
Marquez mengakui tindakannya berisiko besar dan bisa membuatnya mengakhiri balapan tanpa raihan poin di tangan.
Marquez, pebalap asal Spanyol itu menyatakan, ia merasa perlu melakukannya agar pikirannya tenang.
“Saya sudah berpikir untuk menyusul Dovizioso di tikungan sebelumnya, namun dia mampu menutup ruang dengan baik.”
“Pada akhir balapan saya mencapai batas saya. Namun, saya berusaha di tikungan terakhir karena bila saya tak melakukannya, maka saya tak akan bisa tidur dengan tenang,” kata Marquez seperti dikutip dari Crash.
Marquez pun memberikan pujian pada Dovizioso yang tetap berpikir tenang setelah The Baby Alien sempat menyalipnya di tikungan terakhir.
“Dovizioso sangat memahami situasi yang terjadi di tikungan terakhir. Dia berhasil kembali menyusul saya memanfaatkan akselerasi motornya selepas tikungan.”
“Hal itu sendiri terasa normal karena Dovizioso dalam kondisi siap menghadapi balapan ini,” kata Marquez.
Marquez dan Dovizioso saat ini jadi pebalap teratas di klasemen.
Duo Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi tertinggal di belakang Dovizioso dan Marquez.
Sebelumnya diberitakan Andrea Dovizioso marah besar atas maneuver Marc Marquez di tikungan terakhir yang memotong jalur pebalap Ducati itu dan hampir mencelakan keduanya.
Walau pun mengaku gembira bisa memenangkan duel Dovi tak bisa menyembunyikan keberangannya terhadap Marquez.
Manuver itu dilakukan Marquez setelah keduanya saling unjuk kebolehan di beberapa lap terakhir dan Dovizioso mampu berada di depan Marquez di lap pamungkas.
Beruntung bagi Dovizioso, ia tetap berpikir jernih dan tenang sehingga bisa melewati Marquez tanpa terjadi kontak yang berpotensi membuat keduanya bertabrakan dan terjungkal.
“Bisa memenangkan perlombaan di tikungan terakhir tentunya sangat berbeda dan jadi spesial, terutama melawan Marc Marquez karena ia sangat hebat dalam duel.”
“Namun saya mendapatkan perasaan aneh di tikungan terakhir. Saya lebih merasa marah dibandingkan gembira karena Marquez coba melewati saya dengan cara seperti itu,” kata Dovizioso seperti dikutip dari Autosport.
Setelah Dovizioso kembali melewati Marquez, pebalap Italia itu sempat melayangkan tangan ke udara pertanda rasa kesal dirinya terhadap Marquez.
“Saya melakukan gerakan itu berdasarkan insting semata karena menurut saya tikungan itu bukanlah tikungan yang tepat untuk menyusul pebalap lain.”
“Namun saya sangat paham, begitu juga dengan semua orang tentang karakter Marc Marquez. Saya sukses melakukan yang terbaik di tikungan terakhir tersebut,” kata Dovizioso.
Dovizioso sendiri mengakui bahwa pada awalnya ia tak menduga Marquez akan nekat coba menyusulnya di tikungan terakhir.
“Karena tak ada ruang dan tempat yang ideal untuk melakukan pengereman maksimal. Namun, kemudian saya mendengar ia membuka gas dan suara mesinnya. Ia coba melibas tikungan dengan lebih baik dari saya dan coba menyusul saya.”
“Jadi saya biarkan ia melewati saya untuk kemudian saya bisa melaju lebih cepat setelah tikungan dilalui,” ujar Dovizioso.
Kemenangan di GP Austria membuat Dovizioso naik ke peringkat dua klasemen sementara MotoGP musim ini dan hanya tertinggal enam belas poin dari Marquez di puncak.
Dovizioso menyambut gembira keberhasilannya jadi juara GP Austria.
Kemenangan itu merupakan kemenangan ketiga Dovizioso musim ini.
Dovizioso pada awal perlombaan hanya sanggup bertahan di posisi ketiga, tertinggal dari Marc Marquez dan Jorge Lorenzo yang ada di depannya.
Namun memasuki pertengahan lomba, Dovizioso mampu melesat ke depan dan meninggalkan Lorenzo. Ia pun terus terlibat dalam duel ketat lawan Marquez hingga akhir balapan.
“Saya sangat gembira dengan kerja keras yang kami lakukan. Sungguh sebuah pekan yang sulit bagi kami.”
“Motor dan fairing baru benar-benar menunjukkan performa luar biasa. Tiga kemenangan dalam musim ini. Sungguh sangat bagus,” kata Dovizioso seperti dikutip dari Crash.
Sebelum GP Austria, Dovizioso sudah mengantongi dua kemenangan di GP Italia dan GP Katalonia. Jumlah tiga kemenangan membuat Dovizioso sejajar dengan Vinales dan Marquez sebagai pengoleksi kemenangan terbanyak.
Untuk bisa meraih kemenangan ketiga ini, Dovizioso perlu kerja keras karena ia terus terlibat duel hingga tikungan terakhir.
“Sungguh sebuah duel yang menyenangkan,” ucap Dovizioso.
Dovizioso saat ini ada di posisi kedua klasemen MotoGP dengan nilai 158, tertinggal 16 angka dari Marc Marquez yang jadi pemuncak klasemen sementara MotoGP saat ini.
Seri berikutnya akan berlangsung di sirkuit Silverstone, Inggris