Pebalap Ducati, Danilo Petrucci menegaskan Marc Marquez tidak punya rasa takut sehingga ia makin sulit dikalahkan di MotoGP.
Marquez berhasil memastikan gelar juara dunia MotoGP saat kompetisi ini masih menyisakan empat seri. Marquez tidak pernah finis di luar posisi dua besar musim ini.
Satu-satunya kesalahan fatal yang ia lakukan adalah saat kecelakaan di MotoGP Amerika Serikat ketika tengah unggul jauh di depan.
Bagi Petrucci, ia butuh lonjakan besar untuk bisa menandingi Marquez dan memberikan ancaman pada pebalap asal Spanyol tersebut.
“Tentu saja butuh peningkatan dari dua sisi, baik dari sisi pebalap maupun tim, plus komitmen yang luar biasa.”
“Marc Marquez sepertinya tidak takut pada apapun atau siapapun. Kalian bisa lihat berapa kali dia melaju hingga mencapai batas,” ucap Petrucci pada Sky Sport, dikutip dari Tuttomotoriweb.
Petrucci mengakui bahwa rasa tak kenal takut yang dimiliki Marquez itu yang harus bisa ia tiru di musim depan.”Secara pribadi, hal itulah yang masih tidak ada dalam diri saya, menempatkan usaha sepenuh hati agar melewati rintangan,” kata Petrucci.
“Sangat sulit mengatakan cara mengalahkan Marquez saat ini karena dia baru saja mengalahkan kami. Tentu saja kami harus bisa lebih berkomitmen di musim depan. Selain itu tentu saja kami harus paham hal-hal yang masih harus ditingkatkan,” tutur pebalap asal Italia ini menimpali.
Petrucci menjalani musim pertama sebagai pebalap pabrikan utama dengan hasil cukup lumayan. Petrucci memenangkan satu seri di MotoGP Italia dan duduk di posisi kelima saat ini.
Petrucci masih punya peluang besar untuk masuk tiga besar di akhir musim karena ia hanya berjarak lima angka dari Alex Rins
Marc Marquez berhasil menjadi ‘Raja’ MotoGP dengan merebut enam gelar juara dunia dalam tujuh musim terakhir.
Bagaimana Marquez bisa mendapatkan status ‘Raja’ di MotoGP hanya dalam waktu singkat?
Marquez merebut enam gelar juara dunia MotoGP sejak promosi pada enam tahun silam.
Hanya pada musim empat tahun lalu pebalap itu gagal menjadi juara dunia. Hanya dalam waktu tujuh musim di MotoGP, Marquez sudah mendekat dengan status pebalap dengan koleksi gelar juara dunia terbanyak.
Marquez hanya tertinggal dua gelar dari Giacomo Agostini untuk menjadi pebalap dengan koleksi gelar juara dunia kelas primer Grand Prix terbanyak.
Khusus untuk Valentino Rossi, The Baby Alien hanya kurang satu gelar juara dunia untuk menyamai sembilan gelar juara dunia The Doctor di semua kelas.
Banyak pihak menganggap Marquez bisa mendominasi MotoGP dalam tujuh musim terakhir karena Honda menjadi satu-satunya tim berhasil mengembangkan sepeda motor dengan sempurna.
Honda sukses mengembangkan sepeda motor menjadi lebih sempurna dalam beberapa tahun terakhir, mengimbangi kecepatan milik Desmosedici Ducati dan akselerasi M1 Yamaha.
Tapi jika Marquez selalu menjadi juara dunia MotoGP karena Honda memiliki sepeda motor yang sempurna, maka seharusnya Dani Pedrosa bisa menjadi juara dunia, atau Jorge Lorenzo dan Cal Crutchlow serta Takaaki Nakagami di LCR bisa setidaknya bisa meraih kemenangan di MotoGP.
Kenyataannya di MotoGP 2019 hanya ada satu pebalap Honda yang mampu naik podium selain Marquez hingga seri ke-15 di Thailand berakhir. Pebalap itu adalah Crutchlow, yang finis ketiga pada balapan MotoGP Qatar dan MotoGP Jerman.
Alasan kenapa Marquez begitu mendominasi di MotoGP tergambar dari pernyataan Lorenzo. Dalam wawancara dengan Motorsport, Lorenzo mengungkapkan harapannya untuk Honda Racing Corporation di MotoGPmusim depan.
“Yang akan saya lakukan [jika saya pihak HRC] adalah berusaha mendesain sepeda motor yang bisa ditunggangi lebih dari satu pebalap,” ujar Lorenzo.
Pernyataan Lorenzo di atas merupakan ungkapan frustrasi pebalap Honda, kecuali Marquez, musim ini. Pasalnya, hanya Marquez yang mampu menunggangi sepeda motor dengan sempurna.
Sementara tiga pebalap lainnya kesulitan beradaptasi dengan yang lebih agresif.
Sejak awal Manajer Teknik HRC Takeo Yokoyama mengatakan fokus utama Honda tahun lalu adalah membuat mesin lebih bertenaga di jalur lurus demi mengimbangi kecepatan Desmosedici milik Ducati.
Yokoyama mengaku tidak khawatir Honda membuat mesin lebih agresif, karena dia yakin Marquez bisa mengatasinya.
“Kami tahu sepeda motor ini lebih sulit daripada musim lalu, karena target kami adalah memiliki mesin dengan tenaga maksimal, karena kami tahu kami punya Marquez yang bisa menghadapi berbagai macam masalah sulit dengan sepeda motor.”
“Kami memutuskan untuk melakukannya, dan sesuai harapan, Marquez bisa mengatasi dengan baik, bahkan lebih baik daripada yang kami harapkan,” ujar Yokoyama.
HRC membuat mesin berdasarkan keyakinan Marquez bisa menggunakannya dengan sempurna di MotoGP 2019, tapi tidak terhadap tiga pebalap Honda lainnya.
Maka bisa disimpulkan Honda membuat mesin yang tepat ‘hanya’ untuk Marquez. Itulah jawaban kenapa Marquez dan Honda bisa menguasai MotoGP dalam beberapa musim terakhir.
Perpaduan antara pengembangan sepeda motor Honda yang tepat ditambah gaya membalap Marquez yang agresif dan tidak kenal takut, menjadi perpaduan pas yang tidak mampu digoyahkan tim-tim pabrikan lainnya di MotoGP.
Untuk mengetahui betapa Marquez menguasai sepeda motor RC213V bisa dilihat dari catatan waktu di MotoGP Thailand, akhir pekan lalu. Ketika itu Marquez memenangi balapan dengan keunggulan k atas Crutchlow dan dari Lorenzo.
“Marquez bukan saja pebalap terbaik Honda, tapi juga di MotoGP, jadi sulit bagi Honda untuk mengubah sepeda motor untuk kami, karena Marquez bisa terus menang. Itu masalahnya. Jika saya bos HRC, saya akan melakukan hal yang sama,” ujar Crutchlow.
Sukses Honda dan Marquez mendominasi MotoGP juga tidak lepas dari peran Dani Pedrosa. Kenapa bisa begitu? Karena Pedrosa tidak mampu mengimbangi kecepatan Marquez selama menjadi rekan setim Ant of Cervera
Andai Pedrosa mampu mengimbangi raihan jumlah kemenangan Marquez di MotoGP, Honda mungkin tidak akan hanya fokus mengembangkan hanya berdasarkan ‘keinginan’ Marquez. Fokus Honda bisa terbagi dan berpeluang tidak mampu mengembangkan dengan sempurna.
Itulah salah satu alasan kenapa tim rival Honda tidak mampu melawan. Yamaha terbagi fokus antara menerima masukan Valentino Rossi dan Maverick Vinales dalam mengembangkan M1.
Nama Rossi memang lebih menjual, tapi faktanya justru Vinales yang meraih kemenangan lebih banyak di MotoGP sejak dua tahun lalu
Begitu juga Ducati. Andrea Dovizioso memang pebalap paling dominan di tim asal Italia itu, tapi ternyata Ducati belum juga mampu memberikan Desmodovi sepeda motor yang ideal untuk mengalahkan Marquez.
Kesimpulannya adalah Marquez dan Honda merupakan perpaduan yang pas, dan dominasi The Baby Alien berpeluang berlanjut di MotoGP dalam beberapa musim ke depan.