Penampilan Valentino Rossi di Silverstone Circuit, MotoGP Inggris, pekan lalu, menuai kekaguman para pengamat, mantan pebalap dan publik “kuda besi” itu karena konsistensinya menaklukkan trek basah, di bawah guyuran hujan, dengan penetrasi tinggi dan tanpa cela.
Salah satu yang sangat kagum dengan penampilan Rossi itu adalah pembalap legendaris Australia, Mick Doohan, yang dulu di awal karir “The Doctor” pernah terlibat persaingan ketat.
Doohan menilai Rossi sudah menunjukkan bahwa usia bukan masalah untuk bersaing menjadi juara.
Tak heran mengapa Doohan berpendapat demikian.
Pasalnya di musim ini, Rossi memang pembalap yang berusia paling tua pada ajang balap motor kelas premier itu.
“Umur secara umum bukanlah masalah. Secara fisik, Rossi berada dalam bentuk yang luar biasa,” puji Doohan, seperti yang diberitakan Fox Sports Asia, Kamis , 03 September 2015.
Menurut juara dunia lima kali beruntun itu, ada satu hal yang dimiliki Rossi yang tidak terdapat pada pembalap-pembalap lain. Suatu pendekatan membalap yang semakin terkalkulasi dengan baik sehingga ia berada dalam posisinya saat ini.
“Tidak alasan mengapa dia tidak bisa mengakhiri musim di posisi teratas. Itulah yang membuat balapan ini semakin menarik,” tuntas Doohan.
Doohan yakin, kemenangan Rossi di Silverstone semakin mendekatkannya ke gelar juara ke-sepuluh sepanjang kariernya.
Saat ini, Rossi bertengger di puncak klasemen sementara, unggul dua belas poin dari rekan setimnya yakni Jorge Lorenzo yang duduk di posisi dua.
Tua-tua keladi, semakin tua semakin jadi. Itulah gambaran rider Movistar Yamaha, Valentino Rossi saat ini.
Berusia tiga puluh enam tahun, tak melunturkan kualitasnya dalam menggeber motor M1.
Lantas, apa rahasia dari kehebatan dan konsistensi pria humoris asal Italia itu?
Rossi menjabarkan rahasia kehebatannya, yang berasal dari passion atau mengerjakan sesuatu dari hobi yang disukainya.
“Paling pertama, saya suka mengendarai sepeda motor. Ini passion saya untuk balapan di level tertinggi,
di MotoGP bersama tim pabrikan Yamaha. Saya suka hidup ini, saya suka menjadi rider, terutama ini passion saya,” ungkap Rossi di Crash, Kamis, 03 September 2015.
“Sudah tentu menang itu penting, tapi saya pikir rasa yang Anda alami ketika Anda mengendarai motor. Apa yang Anda rasakan lima menit sebelum balapan dimulai, ketika Anda naik motor, ini menjadi pembeda. Itulah motivasinya,” lanjutnya.
Pembalap Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, menyebut hal yang tak bisa dipisahkan darinya sejauh ini.
The Doctor –julukan Rossi– menilai menemukan hidup yang sebenarnya ketika turun membalap bersama motor YZR-M1 kepunyaannya.
Wajar rider ia berkata demikian. Semenjak bergabung dengan Yamaha pada sebelas tahun lalu, sudah empat gelar juara dunia yang sukses dipersembahkannya. Selain gelar juara dunia sebagai bukti cinta rider kelahiran Urbino, Italia, kepada Yamaha, ada bukti lain kecintaan Rossi kepada pabrikan asal Jepang tersebut.
Sempat hengkang ke Ducati selama dua musim, Rossi kembali ke pangkuan Yamaha dua tahun lalu. Saat membela Ducati, Rossi mengaku tak mendapat kehangatan seperti yang ia rasakan saat membela Tim Garpu Tala.
Kehangatan itu juga lah yang membuat juara tujuh kali kelas utama –500 cc dan MotoGP– sukses tampil cemerlang musim ini.
“Saya sangat suka membawa motor ke arah tikungan. Sebagai tambahan, saya menemukan diri saya sebenarnya ketika membalap bersama tim pabrikan Yamaha. Saya suka itu, saya suka membalap. Saya pikir motivasi hidup saya ialah untuk membalap,” jelas Rossi seperti mengutip dari Speedweek
Unggul di klasemen sementara tak membuat Valentino Rossi jemawa. Ia menilai segalanya masih bisa berubah. Sebab, rekan setimnya memiliki kemampuan yang tak bisa diremehkan.
Sejatinya perbedaan dua belas poin bukan berarti membuat juara tujuh kali juara kelas itu bisa berleha-leha.
“Keunggulan ini tidak begitu penting, sebab Jorge begitu kuat. Namun tentu saja, unggul 12 poin berarti penting bagi saya karena secara psikologis memberikan keuntungan nyata bagi saya,” jelas Rossi.
Selain Doohan yang kagum terhadap Rossi, Marc Marquez akhirnya buka suara perihal persaingan Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi di sirkus MotoGP musim ini.
Pembalap Repsol Honda itu menilai, persaingan keduanya mengandalkan keunggulan masing-masing hingga mampu menguasai puncak klasemen pembalap sementara.
Kemenangan Rossi di Sirkuit Silverstone membuat The Doctor kembali mengudeta posisi Lorenzo di puncak klasemen. Rossi menang setelah melahap 20 lap di tengah guyuran hujan di Inggris untuk mengungguli pesaing lainnya termasuk Jorge Lorenzo, Marquez, dan Dani Pedrosa.
“Ini sangat menarik sebab Lorenzo sangatlah cepat, tetapi di sisi lain Rossi punya pengalaman yang luar biasa dan sangat konsisten sehingga bisa mengambil segala keuntungan dari segala situasi,” ungkap Marquez sebagaimana diberitakan Crash
Rossi memang jadi pembalap paling senior di sirkus MotoGP musim ini dan masih tak tergoyahkan di puncak klasemen pembalap