Mantan kepala mekanik Valentino Rossi, Jeremy Burgess, bersedih melihat penampilan The Doctor yang menurun di ajang MotoGP
Burgess adalah salah satu sosok yang pernah bekerja sama dalam waktu lama dengan Rossi di MotoGP.
Bersama Burgess dari dua ribu hingga dua ribu tiga belas, Rossi meraih tujuh gelar juara di ajang balap motor kelas utama tersebut.
Menengok performa Rossi yang gagal bersaing di papan atas klasemen, Burgess lantas menilai ada perbedaan besar yang terjadi pada diri pebalap asal Italia tersebut.
“Menyedihkan bagi saya, adalah hasil akhir yang dia dapat lebih kurang sama dengan hasil kualifikasi. Beberapa tahun lalu kita tidak pernah khawatir jika dia hanya menempati peringkat sepuluh di kualifikasi.”
“Kita tahu dia akan mampu memperbaiki posisi hingga empat atau lima posisi dan bisa meraih podium, atau setidaknya dia akan berusaha untuk mendapatkannya. Kita tidak tahu apakah ini langkah mundur dari kariernya,” terang Burgess dikutip dari Tuttomotoriweb.
Rossi musim ini hanya mampu dua kali naik podium, yakni pada MotoGP Argentina dan MotoGP Amerika Serikat. Rossi bahkan sudah empat kali gagal finis.
Sempat finis di posisi empat dalam tiga balapan beruntun di awal paruh kedua MotoGP , Rossi kemudian hanya mampu finis di peringkat kedelapan sebanyak dua kali dan terjatuh di MotoGP Jepang.
Burgess tak menampik ingin melihat Rossi bangkit dari keterpurukan, namun pria asal Australia itu menilai saat ini Marc Marquez benar-benar mencuri perhatian di lintasan MotoGP.
“Dia begitu menarik untuk dilihat, dan saya tidak yakin Honda memiliki motor terbaik. Lihat hasil yang didapat pebalap Honda lain, seperti Cal Crutchlow. Saya pikir dia mampu melaju lebih dekat ke peringkat pertama dibanding apa yang dia lakukan hari ini,” kata Burgess.
Sementara itu, penggemar MotoGP dibuat takjub dengan perubahan teknik pengereman yang dilakukan Valentino Rossi saat tampil pada MotoGP Jepang di Sirkuit Twin Ring Motegi.
MotoGP Jepang jadi salah satu balapan sulit buat Rossi. Setelah tidak mampu tampil cepat di kualfikasi, Rossi mengalami kecelakaan pada saat balapan yang membuatnya gagal finis.
Meski demikian, penampilan Rossi tetap mendapatkan pujian dari para penggemar MotoGP. Pujian ini diberikan usai melihat perubahan teknik pengereman yang dilakukan Rossi.
Rossi diketahui lebih sering menggunakan teknik three finger braking atau pengereman tiga jari saat menarik tuas rem depan untuk memperlambat laju motor. Ketika tampil di Sirkuit Twin Ring Motegi, Rossi menggunakan teknik pengereman menggunakan dua jari.
Komentar penggemar pun seolah menunjukkan rasa takjub ketika kamera BT Sport menangkap gaya pengereman dua jari Rossi yang begitu mudah.
“Wow, itu yang pertama. Biasanya dia melakukan pengereman empat jari,” kata seorang penggemar dikutip Daily Star.”Saya memperhatikan hal yang sama. Dia masih bereksperimen dengan ide-ide baru di usianya yang sekarang,” ucap fan MotoGP lainnya menambahkan.
Ada juga yang menyebut aksi Rossi mengerem dengan dua jari karena The Doctor suka mengadaptasi dan mempelajari hal-hal baru.
“Mungkin Rossi harus balapan untuk timnya sendiri. Saya yakin dia mampu melakukannya. Dan akan jadi jalan terbaik untuk menyelesaikan kariernya,” kata penggemar lainnya.
Rossi saat ini menempati posisi ketujuh dalam klasemen sementara pebalap MotoGP
Sementara itu, pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menilai Valentino Rossi sudah tidak mampu bersaing dengan pebalap-pebalap muda seperti Marc Marquez dan Fabio Quartararo.
Pernat mengklasifikasikan pebalap ke dalam dua kategori, pebalap berpengalaman dan pebalap muda. Menurutnya pebalap-pebalap lawas yang masih berkompetisi di MotoGP tidak lagi mampu bersaing dengan generasi-generasi baru.
“Valentino berupaya untuk tetap berada di posisi sepuluh besar di setiap balapan dan keputusan mengganti kepala teknisi adalah cara terakhir yang bisa dia lakukan untuk bersaing dalam perebutan juara dunia,” ucap Pernat dikutip dari GPOne.
Rossi saat ini bahkan terlempar dari posisi enam besar pada klasemen pebalap setelah gagal finis di MotoGP Jepang.
Pernat juga menganggap Jorge Lorenzo dalam kondisi yang berbeda.
Pemilik lima gelar juara dunia itu dianggap membalap dalam keadaan takut sehingga selalu tertinggal di belakang selama musim balap tahun ini.
Sedangkan Andrea Iannone yang juga masuk dalam kategori pebalap veteran dinilai salah memilih tim. Pebalap gaek yang masih mendapat nilai positif dari Pernat adalah Andrea Dovizioso.
“Satu-satunya pebalap generasi lama yang masih bisa melawan adalah Dovizioso, peringkat dua dunia dan masih bisa mengalahkan pebalap-pebalap muda. Ducati harus berterima kasih kepadanya, karena dia satu-satunya pebalap yang mampu tampil lebih baik dibanding Marquez pada beberapa balapan,” kata Pernat.
“Jadi pebalap tua yang bisa melawan adalah Dovi, dan saya rasa dia masih bisa bersaing dengan Marc pada tahun depan. Kita akan menghadapi pergantian generasi, seperti pada olahraga lain,” sambungnya.
Pernat menyebut Marquez bakal menjadi pemecah segala rekor lantaran terus tampil meyakinkan di setiap balapan.
“Dia melakukan apa yang dia mau dan memiliki tim yang hebat, situasi tersebut begitu sempurna,” puji Pernat soal Marquez.
Seluruh pebalap MotoGP bakal kembali beradu cepat di Australia pada Minggu mendatang.
Sebelumnya diberitakan Rossi cemburu melihat penampilan apik dari Marquez di MotoGP Jepang pekan lalu.
Marquez berhasil menang di MotoGP Jepang dengan mengalahkan pebalap Petronas Yamaha Fabio Quartararo. Marquez tampil dominan sepanjang balapan di Sirkuit Motegi dan unggul nol koma delapan detik atas Quartararo usai melewati garis finis.
Usai balapan Marquez harus mendapat bantuan pebalap Hafizh Syahrin setelah sepeda motor Honda yang ditungganginya kehabisan bahan bakar. Marquez harus jalan kaki ke parc ferme sebelum merayakan kemenangan di podium MotoGP Jepang
Insiden itu mendapat respons dari Rossi. The Doctor menganggap kondisi yang dialami Marquez adalah hal biasa, terutama Honda saat ini memiliki sepeda motor terbaik.