Suzuki, seperti ditulis laman situs “crash,” Kamis, 31 Desember 2015, sedang membujuk Valentino Rossi untuk bergabung ke tim mereka begitu kontraknya dengan Movistar Yamaha berakhir pada balapan musim depan.
“Suzuki memang sedang mengusahakan kehadiran Rossi di tim mereka. Itu mungkin sulit karena eksistensi Suzuki sangat kecil dibanding dari ketenaran pebalap asal Italia itu,” tulis “crash” dalam komentarnya.
Dalam pemberitaan pekan ini berbagai media “sports” menuliskan bahwa Suzuki tertarik untuk mendatangkan Valentino Rossi sebagai pembalap utama.
Pertanyaannya adalah, apakah The Doctor berkenan hengkang dari Yamaha menuju Suzuki?
Belum lagi dengan fakta bahwa performa Suzuki masih labil sejak comeback di tahun ini.
Suzuki dikenal sebagai pabrikan yang selalu sulit menyaingi dua saudaranya yakni Yamaha dan Honda, baik di balapan MotoGP atau pun saat membicarakan penjualan motor di pasar global.
Suzuki bahkan menarik diri dari MotoGP usai musim empat tahun laluuntuk mengurangi pengeluaran karena saat itu sedang pailit.
Empat tahun kemudian, Suzuki kembali ke MotoGP dengan menggunakan line up Aleix Espargaro dan Maverick Vinales.
Suzuki menurunkan mesin terbaru yakni GSX-RR, dan merombak ulang organisasi tim dengan menunjuk Davide Brivio sebagai “kepalanya”.
Untuk musim dua tahun mendatang Suzuki memiliki rencana besar yakni ingin menduetkan Valentino Rossi dan Dani Pedrosa.
Pindah ke Suzuki bisa menjadi pembuktian kualitas buat Rossi dan Pedrosa, mengingat keduanya seperti dianaktirikan oleh masing-masing tim yakni Yamaha serta Honda.
Situasi Rossi di Yamaha menjadi rumit setelah terlibat perang urat syaraf dengan Jorge Lorenzo.
Meski tidak terlibat konflik secara langsung, The Doctor tidak terima dengan posisi X-Fuera –julukan Lorenzo– yang memihak kepada Marc Marquez.
Dipastikan, MotoGP depan akan menjadi musim yang sulit bagi Rossi di Yamaha.
Belum lagi sempat ada kabar bahwa sekat pemisah akan kembali didirikan paddock. Ketimbang Rossi, Yamaha lebih memprioritaskan Lorenzo.
Tak lagi meraih gelar MotoGP sejak enam tahun lalu, Yamaha pasti akan berpikir dua kali memperpanjang kontrak Rossi yang akan kedaluwarsa di musim depan.
Berbeda dengan Lorenzo yang masih bisa tampil konsisten dan menjabat sebagai juara bertahan, meski memiliki durasi kontrak serupa.
Hengkang ke Suzuki mungkin menjadi satu-satunya jalan bagi Rossi untuk kembali berprestasi. The Doctor bisa membuktikkan kalau dirinya masih berkaliber besar, malah juara dunia.
Jika menuju Suzuki, Rossi akan bereuni dengan mantan bos, Davide Brivio. Brivio dan Rossi pernah bekerja sama selama enam tahun sebelum keduanya pisah ranjang setelah musim lima tahun silam.
Terdapat catatan menarik bahwa Suzuki adalah satu-satunya pabrikan yang tak pernah Rossi jajal.
Dengan perjalanan karier dan segala prestasinya, Valentino Rossi menjadi salah satu pebalap MotoGP yang paling populer di dunia.
Banyaknya pendukung Rossi membuat Jorge Lorenzo merasa terancam.
Rossi sudah malang melintang di dunia balap profesional selama hampir dua puluh
Maka tak heran jika popularitas Rossi di antara pebalap-pebalap lainnya merupakan yang paling tinggi.
Di setiap seri balapan, penggemar Rossi yang identik dengan warna kuning itu tak pernah absen mendukung idolanya.
Jika Rossi mendapat simpati dari banyak kalangan, Lorenzo kadang justru mendapat sorakan dari beberapa sektor di sirkuit saat naik podium.
Hal seperti itu juga sempat dialami Marc Marquez menyusul perselisihannya dengan Rossi di putaran terakhir MotoGP lalu.
Meski demikian, Lorenzo tak merasa dirinya sedang bertarung melawan seluruh dunia. Rider asal Spanyol itu juga tidak merasa terancam dengan banyaknya dukungan yang didapat Rossi.
“Setiap orang di dunia bertarung menentang dunia. Valentino, dengan karier dan kepribadiannya dan semua yang dia menangi, sudah membuatnya mendapat fans lebih banyak daripada kami,” ujar Lorenzo seperti dikutip Autosport.
“Dan penggemar-penggemar ini bersuara lantang karena mereka ada banyak dan mereka ingin mendukung pebalap favoritnya dengan cara berbeda.”
“Itu bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Saya tetap oke dengan orang-orang saya. Anda mendengar orang-orang bicara macam-macam, tapi itu tidak mengubah hidup saya, kebahagiaan saya, atau pekerjaan saya,” katanya.