Legenda MotoGP, Giacomo Agostini, meluruskan tuduhan Valentino Rossi bahwa ia dicurangi oleh konspirasi Spanyol di musim lalu untuk menjadi juara dunia. Ia dengan yakin berkata tidak ada konspirasi untuk menjatuhkan Rossi.
Kepada “speedweek,” Rabu, 27 Januari 2016, Agostini mengatakan, tidak ada konspirasi melawan Rossi.
“Baik Marquez atau Lorenzo serta Pedrosa ingin semuanya menang.
Segalanya benar berkembang untuk Lorenzo, tapi tak ada konspirasi,” tegas Agostini
Rivalitas sengit di MotoGP musim lalu masih terus melekat di benak hingga saat ini.
Rivalitas tersebut membelah pencinta balap motor bergengsi dunia itu menjadi dua kubu, yakni kubu Valentino Rossi dan pembalap-pembalap Spanyol seperti Marc Marquez, Dani Pedrosa, serta Marc Marquez.
Perpecahan tersebut terjadi setelah Rossi menuding Marquez berkonspirasi dengan Lorenzo untuk perebutan titel MotoGP 2015.
Kemudian, The Doctor tertangkap kamera menyenggol motor Marquez hingga jatuh di balapan yang berlangsung di Sepang, Malaysia.
Hal itu dilakukannya lantaran kesal melihat The Baby Alien menghalangi jalannya untuk mengejar Lorenzo yang ada di baris depan dalam perebutan trofi MotoGP.
Alhasil, hubungan Marquez dengan Rossi merenggang dan menambah sengit rivalitas keduanya.
Namun, cerita pembalap-pembalap tersebut sudah telanjur menyebar luar di media sosial dan menimbulkan pandangan yang berbeda-beda dari fans masing-masing pembalap.
Mulai tudingan konspirasi hingga meme yang memojokkan Marquez yang jadi pasangan Lorenzo.
MotoGP musim lalu berakhir tak menyenangkan untuk Rossi.
Meski mengalami musim yang mengecewakan, akan tetapi rider berjuluk The Doctor itu menegaskan sudah move on.
Musim lalu, pembalap yang menggunakan nomor 46 tersebut sejatinya tampil impresif.
Dari delapan belas seri yang diadakan, mantan rider Repsol Honda itu konsisten mendapatkan finis di zona podium.
Tercatat lima belas kali dirinya menyelesaikan balap di zona podium.
“Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Sekarang kami memulai lagi musim yang baru dari awal,” terang Rossi seperti dimuat oleh Read Motorsport.
Rossi tak menampik jika kemungkinan tantangan yang akan dihadapinya akan lebih berat pada musim yang baru nanti.
Berkaca pada musim lalu, pesaingnya seperti Marc Marquez, Jorge Lorenzo, hingga Dani Pedrosa tentunya akan jauh lebih kuat.
“Mungkin musim yang baru akan lebih sulit, tetapi saya akan coba berada di level yang sama,” tuntas pemilik total sembilan gelar juara dunia tersebut.
Sementara itu, bos Tim Movistar Yamaha, Lin Jarvis, mengomentari perihal kontrak dua pembalapnya yakni Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.
Bahkan tak hanya Rossi dan Lorenzo yang dikomentari, masa depan semua pembalap tim pabrikan yang tampil pada MotoGP 2016 juga disorot pria asal Inggris tersebut.
Menurut Jarvis, masa depan semua pembalap tim pabrikan akan ditentukan setelah MotoGP musim ini menggelar tiga sampai empat race.
Sebab pada periode tersebut, segala kekurangan dan kelebihan rider sudah diketahui.
Sekadar informasi, semua pembalap tim pabrikan akan habis kontrak pada tahun ini. Karena itu, masa depan Rossi, Lorenzo, Marc Marquez atau Dani Pedrosa akan membela tim apa pada MotoGP musim depan dapat terjawab pertengahan tahun ini.
“Sangat menarik menunggu jalannya balapan tahun ini. Semua kontrak pembalap tim pabrikan akan habis tahun ini. Normalnya, pembalap akan mendapat kontrak tambahan dua musim ke depan, namun masih banyak negosiasi yang dirundingkan,” jelas
“Menurut saya, kontrak baru bagi pembalap akan terjadi pada tiga sampai empat race MotoGP musim ini. Namun, mungkin masih bisa lebih lambat atau lebih cepat,” urai Jarvis
Seperti biasanya sebelum musim baru MotoGP dimulai, para tim mulai memperkenalkan motor barunya.
Belum lama ini Movistar Yamaha memperkenalkan tunggangan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yakni YZR-M1 versi 2016.
Secara kasat mata memang tak ada yang berubah dari kuda besi milik tim Garpu Tala tersebut.
Dari penggunaan liver, hingga bentuk motor secara keseluruhan tak jauh berbeda dengan yang digunakan oleh kedua pembalap pada musim lalu.
Namun meski bodi luar tak jauh berbeda, jeroan YZR-M1 tentunya sama sekali baru.
Jika merunut ke belakang, perkembangan motor gacokan milik Yamaha memang tak lepas dari perkembangan yang dilakukan ketika Rossi pertama kali datang ke tim4.
The Doctor dengan segala pengalamannya pada saat itu sama-sama mengembangkan prototipe motor untuk pabrikan asal Lesmo untuk digunakan di atas lintasan. Ketika pertama kali melakukan tes Rossi menyebut mesin M1 sebagai mesin yang sangat manis.
Manis dalam hal ini adalah mudah untuk ditunggangi serta cepat untuk dipacu.
Pada debut Rossi dan YZR-M1 di Grand Prix Afrika Selatan, pemilik nomor motor 46 tersebut sukses meraih kemenangan.
Selama sembilan musim bersama Yamaha, Rossi sukses meraih empat gelar juara dunia.
Pada musim depan Movistar Yamaha bukanlah satu-satunya tim yang mencicipi mesin YZR-M1. Tim lain yang juga mendapatkan jatah adalah Yamaha Monster Tech 3.