Usai mendapat peringatan tentang pertumbuhannya yang stagnan, konten media sosial WhatsApp, kini, diancam penyebaran malware berbahaya yang bisa mengancam eksistensinya.
Separti ditulis laman situs “Ubergizmo,” Kamis, 10 September 2015,, layanan WhatsApp web sedang dalam ancaman penyerang atau pelaku kejahatan cyber bisa berulah untuk menyebarkan malware.
Perusahaan riset keamanan Check Point baru-baru ini menemukan kecacatan atau bug pada layanan tersebut.
Cacat pada layanan web ini membuka pintu bagi penyerang potensial, di mana hacker bisa dengan mudah mendistribusikan program berbahaya, seperti malware dan ransomware.
Bentuk penyerangan bisa berupa mengirimkan vCards yang berisi malware tersembunyi di dalamnya.
Saat membuka vCard, malware itu akan masuk ke dalam sistem smartphone. “Mengingat bahwa WhatsApp merupakan aplikasi pesan mobile cross-platform, kemungkinan Anda membuka vCard cukup tinggi,” tutur Mark James dari perusahaan keamanan ESET.
Setelah vCard tersebut terbuka, maka software berbahaya itu bisa menginfeksi sistem smartphone. Untuk memperbaiki kecatatan itu, WhatsApp telah mengeluarkan patch pada versi web mereka.
Sebelumnya, WhatsApp telah merilis versi web dari layanan pesan instan mereka, yang bisa menghubungkan antara smartphone yang menjalankan aplikasi WhatsApp dengan perangkat PC.
Layanan WhatsApp web tersebut juga meluncur untuk platform iOS. Sehingga, lebih banyak pengguna perangkat mobile yang dapat menggunakan fitur WhatsApp web tersebut.
Oleh karena perangkat smartphone terhubung ke PC via WhatsApp web, maka penyerang atau pelaku kejahatan cyber bisa berulah untuk menyebarkan malware.
Pekan lalu, pendiri WhatsApp, Jan Koum, membuat pernyataan mengagetkan dengan mengatakan, kemungkinan bahwa media sosial itu sedang menuju titik jenuh pertumbuhan.
Saat ini aplikasi ciptaannya tersebut telah memiliki sembilan ratus juta pengguna aktif.
Laju pertumbuhan ini sedang melambat. Sebabnya adalah, pertumbuhan selama empat bulan terakhir ini, dimulai dari Mei hingga Agustus, hanya meningkat sekira tiga belas persen.
Untuk mengatasi pelambatan pertumbuhan ini, WahtsApp bekerja sama dengan Google telah meluncurkan update untuk aplikasi Android yang memungkinkan pengguna mengirim pesan menggunakan suara.
Fitur ini didukung oleh perintah suara ‘OK Google’, dan sangat ideal saat Anda tidak bisa mengambil telepon dan mengetik pesan singkat.
Pengguna dapat memanfaatkan layanan ini dengan mengucapkan, “OK Google, mengirim pesan WhatsApp”. Setelah itu, Anda bisa menentukan siapa saja yang ingin dikirimkan pesannya.
Saat Anda ingin menjalankan aplikasi mengetik, secara otomatis perintah tersebut juga mendikte pesan.
Fitur ini tidak terbatas pada WhatsApp, namun perintah ini juga dapat dilakukan untuk media sosial lainnya seperti Viber dan WeChat.
Untuk menggunakannya, Anda harus meng-update versi terbaru dari setiap aplikasi. Google telah meluncurkan update untuk berbahasa Inggris dan diharapkan bisa segera bekerja pada dukungan bahasa lain.
WhatsApp juga sudah memperbaharui fitur pada aplikasinya melalui versi 2.12.250.
Sejumlah fitur baru ikut dibawa dalam update tersebut, salah satu di antaranya pengaturan konsumsi data saat menerima panggilan.
Fitur baru yang dinamakan low data usage, memungkinkan Anda sebagai pengguna mengaktifkan konsumsi penggunaan data internet yang rendah saat menggunakan panggilan melalui WhatsApp Call.
Selain itu, ada juga pembaruan pada fitur notifikasi. Update tersebut mengizinkan pengguna untuk mengkustomisasi pemberitahuan di WhatsApp. Demikian seperti dikutip Lifehacker.
Pengguna diizinkan untuk mengatur nada dering, dan lamanya getaran pada notifikasi yang masuk.
Kemampuan ini membuat Anda bisa menyetel nada dering yang berbeda-beda pada notifikasi pribadi, grup, dan panggilan. Ditambah lagi mengatur getarannya yang berlainan juga.
Satu lagi, update juga memunculkan fitur bernama ‘mark unread’. Fungsi tersebut akan menandai sejumlah pesan yang belum dibaca sehingga bisa dibalas nantinya.