Ini bukan berita hoax. Tapi benar adanya.
Dan ternyata Facebook mulai diinggal penggunanya.
Sebuah enelitian yang dilakukan firma riset Pew Research juga menunjukkan fakta empat puluh dua persen pengguna Facebook menganggurkan akun mereka tanpa mengeceknya selama berminggu-minggu.
Sebanyak tujuh puluh empat persen pengguna Facebook mengaku melakukan salah satu dari tiga aksi tersebut.
Hasil dari penelitian ini kemungkinan adalah imbas dari skandal Cambridge Analytica yang menyalahgunakan data terhadap lebih dari 87 juta akun Facebook pada Maret lalu.
Lantas?
Ya, Facebook mulai kehilangan pesonanya di kalangan milenial dan generasi Z.
Di tahun ini, setengah dari pengguna internet yang berusia dua belas hingga tujuh belas tahun diprediksi tidak tertarik memakai Facebook, demikian prediksi eMarketer yang dikutip TechRadar
Untuk di Inggris sendiri, pengguna Facebook di negara itu akan berkurang tujuh ratus ribu pengguna.
Penyebab berkurangnya para pengguna muda karena mereka lebih memilih menggunakan aplikasi seperti Snapchat dan Instagram.
Bill Fisher, seorang analis senior di eMarketer, menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir Snapchat berhasil menambah penggunanya di Inggris sebanyakempat puluh tiga persen.
Akan tetapi, Facebook masih tetap merajai media sosial dengan dua miliar pengguna. Angka tersebut masih jauh di atas pengguna Instagram, Snapchat, dan Twitter yang jumlahnya masih di bawah satu miliar.
Kabar baik lainnya, Facebook diperkirakan bakal kebanjiran pengguna berusia di atas lima puluh lima tahun.
Sebanyak lima ratus ribu pengguna baru Facebook berusia lima puluh lima tahun akan mendaftar Facebook.
Angka tersebut menambah pengguna berusialima puluh lima sampai enam puluh lima tahun menjadienam koma empat juta.
Pada Desember lalu, Facebook meluncurkan aplikasi pesan instan khusus untuk pengguna anak-anak. Aplikasi bernama “Messenger Kids” tersebut bisa digunakan anak-anak berusia di bawah dua belas tahun.
Sayangnya, kehadiran Messenger Kids tidak disambut baik.
Kalangan ahli pediatrik dan ahli kesehatan mental mengkritik dengan mengatakan langkah Facebook meluncurkan aplikasi pesan instan untuk anak-anak adalah kesalahan yang fatal.
Menurut yang dilansir New York Times, para ahli yang tergabung dalam organisasi Campaign for a Commercial-Free Childhood
Kampanye untuk Masa Kecil Bebas dari Komersial) mendesak raksasa media sosial ini agar segera menghapus Messenger Kids.
Saat meluncurkan Messenger Kids, Facebook mengklaim aplikasi ini sangat aman untuk digunakan anak-anak.
Bahkan, para orangtua bisa mengontrol aplikasi Messenger Kids langsung dari akun Facebooknya.
Mereka juga bisa mengetahui langsung isi percakapan anak-anaknya serta daftar kontak yang ada di dalam aplikasi.
Facebook sendiri mengklaim aplikasi ini aman digunakan anak-anak dan tidak bersifat eksploitatif.
“Tak ada iklan di dalam aplikasi dan informasi anak-anak Anda tidak akan digunakan untuk keperluan iklan. Aplikasi ini bisa diunduh gratis dan tak ada fitur tambahan berbayar,” tulis Facebook dalam keterangan resminya.
Pengguna aktif harian Snapchat naik menjadi seratus delapan puluh tujuh juta pada kuartal empat tahun lalu dari seratus tujuh puluh delapan juta pada tiga bulan sebelumnya.
Hasil ini lebih tinggi daripada rata-rata ekspektasi analis sebesar seratus delapan puluh empat koma dua juta pengguna.
Pengguna aktif harian Snapchat naik 18 persen dari satu tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dianggap investor dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan dari iklan.
Reuters dalam laporannya menyampaikan pencapaian tersebut sekaligus dinilai “menghidupkan” kembali harapan Snapchat bisa bersaing dengan Instagram.
Selain itu, hal itu juga bisa membangkitkan antusiasme investor yang sempat memudar setelah Snap (induk usaha Snapchat) melantai di bursa pada tahun lalu.