Facebook akan menambah jangkauan platform Lite yang dibuat lebih ringan dari sisi akses data.
Mengusung nama Facebook Lite, perusahaan internet raksasa ini menyasar negara-negara berkembang dengan pengguna yang memiliki akses data seluler lambat.
Facebook memang sudah meluncurkan platfom ini pada tiga tahun lalu dengan menyasar sekitar seratus negara yang didominasi negara berkembang.
Namun, saat ini Facebook pun akan menjangkau negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris, Prancis hingga Selandia Baru.
Facebook melihat negara maju pun terkadang memiliki konektivitas yang rendah, sehingga mereka membutuhkan aplikasi yang dapat diakses dengan sinyal ‘lelet’.
“Kami telah melihat bahwa di pasar negara maju pun masyarakat dapat memiliki konetivitas yang rendah. Sehingga kami ingin memastikan setiap orang memiliki opsi untuk menggunakan aplikasi ini ketika mereka inginkan,” ujar Manajemen Facebook kepada Reuters.
Aplikasi ini akan tersedia untuk diunduh mulai Kamis mendatang.
Selain itu, nampaknya Facebook tengah gencar memperbaharui seluruh layanannya. Selain aplikasi utamanya, aplikasi pesan singkat miliknya pun mulai berganti wajah.
Messenger yang saat ini sudah berpisah dari aplikasi utamanya mulai menambah beberapa fitur layaknya aplikasi pesan instan kebanyakan.
Facebook mengumumkan upaya terbarunya untuk memperbaiki linimasa pengguna yang selama ini diwarnai postingan spam.
Perusahaan jejaring sosial tersebut akan menyembunyikan status pengguna yang terlalu sering update berisi tautan artikel atau berita dengan judul menyesatkan, memancing dan palsu.
“Kami membuat update untuk membantu mengurangi artikel berkualitas rendah di News Feed,” demikian keterangan resmi Facebook.
“Riset kami menunjukkan bahwa ada sebagian kecil orang di Facebook yang secara rutin membagikan banyak postingan secara publik, dengan begitu menjadi spam di feed pengguna lain”.
Lebih jauh, studi juga menemukan bahwa kebanyakan tautan yang dibagikan sebagian pengguna ini berkualitas rendah.
Kontennya salah informasi atau judulnya dibesar-besarkan.
Selain itu Facebook juga telah memutuskan untuk mengurangi dampak spammer, mengingat tautan yang dibagikan tidak akan diprioritaskan jika dibandingkan tautan dari pengguna lain.
Namun, kebijakan baru ini hanya berlaku untuk artikel individu atau domain. Konten pengguna lainnya termasuk halaman, video, foto, check-in and update status masih tak tersentuh.
Sementara itu, Facebook memang telah disebut-sebut sebagai salah satu media sosial yang paling banyak berisi berita-berita palsu dengan judul heboh.
Perusahaan yang dibangun Mark Zuckerberg sejauh ini telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi penyebaran artikel semacam itu.
Facebook membuat alat yang memungkinkan pengguna untuk melaporkan berita sesat.
Pihaknya juga bekerjasama dengan organisasi pihak ketiga yang membantu memonitor laporan dan penyebaran berita palsu.
Disamping itu Facebook juga telah membangun alat untuk mengetahui keamanan penggunanya di kala terjadi krisis, Safety Check.
Hal itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan krisis yang lebih besar, perusahaan yang dibangun oleh Mark Zuckerberg itu mengumumkan bahwa mereka meluncurkan Respon Krisis.
Layanan ini termasuk pemeriksaan keamanan, bantuan komunitas dan pengumpulan dana untuk mendukung pemulihan setelah krisis yang disajikan dalam satu wadah.
Facebook juga memberikan pembaruan tautan untuk artikel, video, dan foto yang bisa diunggah secara publik oleh komunitas Facebook untuk membantu orang agar lebih terpapar informasi mengenai sebuah krisis.
“Hari ini, kami mengumumkan Respon Krisis, sebuah pusat informasi di Facebook di mana masyarakat bisa menemukan lebih banyak informasi mengenai krisis yang baru terjadi dan perangkat kami untuk merespon krisis,” demikian tulis Facebook dalam keterangan resmi.
Facebok mengatakan telah mengembangkan alat-alat untuk merespons krisis berdasarkan apa yang mereka pelajari dari komunitasnya.
Fitur ini pun akan segera bisa diakses dalam beberapa minggu ke depan dari homepage desktop atau tombol menu di ponsel pengguna Indonesia.
Pengguna akan melihat beberapa alat yang disediakan Facebook untuk merespons krisis.
Pemeriksaan keamanan, misalnya, adalah sebuah cara mudah yang memungkinkan teman-teman dan keluarga mengetahui bahwa pengguna berada dalam keadaan aman.
Fungsinya akan tetap sama seperti yang sudah ada saat ini dan akan ditampilkan di bagian atas dari laman krisis jika pengguna sedang berada di area yang sedang terkena krisis.
Sementara itu, tautan ke artikel, foto dan video memungkinkan pengguna membagikan konten yang berhubungan dengan krisis dari unggahan publik yang dapat membantu orang memahami informasi yang lebih banyak mengenai sebuah krisis.
Selain itu, pengguna juga bisa meminta bantuan untuk komunitas yang terkena krisis melalui alat ‘Bantuan Komunitas’. Pengguna juga bisa melakukan penggalangan dana melalui ‘Respon Krisis’.
“Kami harap pembaruan ini akan terus memberikan orang-orang informasi yang membantu mereka untuk tetap aman dan membantu komunitas untuk melakukan pemulihan keadaaan,” pungkas aplikasi jejaring sosial media dengan dua miliar pengguna bulanan ini.