Facebook Messenger akhirnya kebagian fitur mode selfie portrait dan boomerang di bagian kameranya.
Kedua mode itu telah hadir di Instagram beberapa tahun silam.
Bagi yang belum familiar, selfie potrait memungkinkan pengguna untuk mengambil gambar blur di background yang ramai. Atau, mode ini juga bisa digunakan untuk memfokuskan perhatian gambar ke obyek tertentu.
Sementara, boomerang adalah efek pengulangan video yang menjadi sangat populer di Instagram. Ada juga mode kamera baru dan stiker realitas tambahan berupa Augmented Reality .
Seperti ditulis laman Slashgear Facebook telah menambahkan filter bertema liburan baru pada aplikasinya.
Fitur itu ditambahkan sebelum liburan karena banyak pengguna akan memanfaatkan Facebook Messenger untuk tetap berhubungan dengan orang terdekat selama liburan tahun baru.
Messenger dan Instagram berada dalam perusahaan induk yang sama, sehingga tak terlalu mengejutkan apabila fitur ini akhirnya hadir juga.
Munculnya Boomerang dan Selfie Mode menambah total lima mode kamera di Facebook Messenger.
Semua mode kamera terletak di bagian bawah saat kamera aktif di Messenger.
Pengguna dapat menggulir melalui mode kamera yang berbeda yakni Boomerang, Normal, Video, Teks, dan Selfie untuk memilih salah satu yang ingin mereka gunakan.
Tata letak kameranya mirip dengan aplikasi lainnya seperti Facebook yang tepat dan Instagram.
Sementara itu, Ubergizmo menulis bahwa Facebook mengatakan bahwa fitur baru akan tersedia bagi sebagian besar pengguna Messenger secara global mulai hari ini.
Sebelumnya Facebook mengumumkan bahwa terdapat bug di layanan media sosialnya yang membuat foto
Dengan adanya kebocoran ini, aplikasi pihak ketiga bisa mengakses foto-foto pengguna
Dampak dari tereksposnya foto personal di Facebook mungkin tak akan seburuk dicurinya identitas kartu kredit. Namun, hal ini tetap dianggap melanggar privasi pengguna.
Untuk mengecek apakah foto Anda ikut terekspos dalam insiden ini, Facebook telah menyediakan laman khusus untuk mengecek status foto-foto Anda.
Jika foto-foto terkespos, maka Facebook akan memberikan instruksi langkah apa saja yang perlu dilakukan, seperti dilaporkan Life Hacker.
Isu bug ini terkait dengan masalah API foto Facebook dengan aplikasi pihak ketiga. Adanya bug ini membuat aplikasi pihak ketiga bisa mengambil foto-foto pengguna Facebook yang biasanya tak bisa mereka akses.
Biasanya aplikasi pihak ketiga hanya bisa memberikan akses pada foto-foto yang diunggah pengguna ke linimasa mereka.
Tapi bug ini membuat aplikasi pihak ketiga bisa mengakses foto yang dibagikan ke Facebook Stories atau Marketplace.
“Biasanya kami memberikan izin bagi aplikasi untuk mengakses foto pengguna di Facebook pada foto di linimasa mereka,” jelas Facebook dalam blognya, seperti dikutip Forbes.
Aplikasi pihak ketiga juga bisa mengakses foto pengguna yang diunggah ke Facebook namun tidak bisa diakses oleh publik. Fogto-foto ini tentu bersifat pribadi dan banyak alasan mengapa pengguna tidak menyebarkannya kepada publik
Dua pekan sebelumnya, Facebook telah meluncurkan fitur terbarunya yang dapat menghapus komentar, yang dinilai mengandung unsur negatif.
Pengguna dapat menentukkan berbagai bentuk komentar, seperti kata, frasa, atau emoji, agar tidak muncul pada berandanya.
Berdasarkan tangkapan layar akun Twitter milik Jane Machun Wong, Facebook telah menghadirkan fitur terbarunya yang memungkinkan para penggunanya untuk menentukan kata-kata serta emoji yang tidak ingin ditampilkan pada laman beranda Facebooknya.
Dilansir dari Android Police, walaupun demikian, fitur terbarunya ini dikatakan hanya akan berlaku pada akun yang mengaktifkannya saja, sehingga tidak akan berpengaruh pada pelaku penyebar komentar negatif tersebut.
Dengan kata lain, fitur ini tetap memungkinkan bagi para pelaku untuk mengunggah komentarnya, hanya saja komentar tersebut tidak dapat dibaca oleh pengguna akun.
Mengingat bahwa baru-baru ini Facebook tengah dikecam oleh berbagai pihak terkait penyebaran konten-konten kekerasan pada platform miliknya.
Selain berupaya dengan menghadirkan fitur penghapusan komentar negatif ini, perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini sebelumnya juga telah menghapus konten kekerasan yang tersebar di platform miliknya pada pekan lalu.