Google membuat terobosan baru bagi pengguna tool khusus bernama WALT untuk mengukur kecepatan respons dari perangkat Android Nexus dan laptop Chromebook untuk memastikan pengguna bisa menikmati pengalaman memakai yang mulus dan tanpa lag.
Langkah yang ditempuh Google ini untuk meningkatkan kegesitan atas responsif dari touchscreen– menjadi output dengan jeda waktu sesedikit mungkin sehingga prosesnya terasa instan.
Source code dari tool yang itu kini berstatus open source dan bisa digunakan oleh siapapun yang perlu mengukur latency perangkat.
“WALT ini sederhana. Perangkat-perangkat keras yang diperlukan untuk merakitnya cuma membutuhkan ongkos kurang dari lima puluh dollar AS dan kemampuan pehobi elektronik. Anda bisa membuatnya sendiri,” tulis Google dalam posting berisi pengumuman di blog Android.
WALT merupakan tool turunan dari Quickstep yang dipakai untuk mengukur waktu respon dari trackpad.
Tool ini bekerja dengan mensinkronkan jam eksternal dengan jam internal yang tertanam di dalam perangkat.
Google turut menyediakan instruksi pembuatan perangkat keras WALT, berikut skema hardware.
Komponen yang diperlukan mencakup board microcontroller, foto dioda, accelerometer, dan laser untuk mengukur latency.
Setiap mode input membutuhkan metode pengukurannya sendiri. Latency touchscreen bisa diukur dengan alat serupa pena yang dilengkap accelerometer, sementara latency scrolling pada antarmuka diukur dengan laser yang diletakkan di atas layar atau trackpad.
Sebelumnya, Google juga memiliki sistem Android Open Source Project yang mereka namakan New York Cheesecake. Android mereka beri koden N di internal perusahaan.
Dalam literatur tersebut, Android N disingkat dengan inisial “nyc”, sama seperti pendahulunya yaitu “klp” untuk Key Lime Pie, “lmp” untuk Lemon Meringue Pie, dan “mnc” untuk Macadamia Nut Cookie.
Namun perlu diketahui, penyebutan internal oleh Google itu belum tentu menjadi nama resmi suatu versi Android, seperti yang dilakukan Google dengan versi-versi sebelumnya.
Sebutan internal Key Lime Pie pada akhirnya menjadi KitKat, Lemon Meringue Pie menjadi Lollipop, dan Macadamia Nut Cookie menjadi Marshmallow.
Google sendiri nampaknya masih bingung dengan nama yang akan dipakai untuk Android N, karena tidak banyak nama makanan penutup yang berawalan dengan huruf N.
Banyak yang mengusulkan Nutella, namun menurut Google itu adalah nama merek dan bukan nama hidangan penutup umum.
Kini, para developer Android bisa mengunduhnya melalui pembaruan over-the-air.
Perilisan Android N ini dapat dikatakan sebagai kejutan karena biasanya Google baru merilis Android versi terbaru pada konferensi developer I/O yang diselenggarakan pada bulan Mei setiap tahun.
Hiroshi Lockheimer, Senior Vice President Google untuk Android, Chrome OS, & Chromecast, berkata bahwa rilis ini dilakukan agar tim pengembang Android bisa mendapat masukan atau feedback lebih cepat dari sebelumnya, tanpa harus menunggu ajang konferensi I/O.
Dengan cara seperti ini, Lockheimer berharap versi akhir dari Android yang nama resminya belum diumumkan tersebut bisa dirilis tepat waktu.
Google sendiri berencana meluncurkan Android N versi Final pada kuartal ketiga tahun ini.
“Saat kita melihat ke rilis berikutnya dari Android, N, Anda akan melihat perubahan yang ditujukan bagi Anda sebagai developer: lebih awal dari sebelumnya, lebih mudah untuk dicoba, dan kami memperluas cara untuk memberikan masukan bagi kami,” ujar Lockheimer
Ada beberapa fitur baru yang disertakan oleh Google di Android N versi developer preview ini. Salah satunya adalah split-screen multitasking.
Ini adalah fitur untuk “membelah” atau membagi tampilan layar sehingga menampilkan lebih dari satu aplikasi. Pengguna pun bisa melakukan multitasking dengan mudah.
Android N dirilis dengan kemampuan untuk membalas pesan yang ada di notifikasi langsung dari aplikasi apapun, dukungan bahasa program Java 8, dan kemampuan menghemat baterai yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk mendapatkan pembaruan tersebut, developer yang memiliki perangkat yang disebutkan di atas bisa mengunjungi tautan berikut ini.
Satu hal yang harus ditekankan, rilis Android N ini baru ditujukan bagi kalangan developer saja, bukan untuk pengguna sehari-hari karena kemungkinan masih dipenuhi dengan bug.