Hashtag atau tagar adalah salah satu instrumen vital di Instagram. Tanpa hashtag, mungkin posting foto atau video pengguna tak akan bisa dilihat pengguna lain dengan mudah.
Yang jadi masalah, hashtag seringkali dianggap ‘merusak’ caption posting pengguna di Instagram.
Apalagi, banyaknya hashtag yang bertengger di kolom caption dinilai terlalu panjang dan bertele-tele.
Memasang hashtag pun menjadi tugas berat bagi pengguna, karena mereka harus menulis kalimat satu-satu secara manual.
Melihat komplain tersebut, Instagram memutuskan untuk menguji coba fitur di mana pengguna nanti bisa menyembunyikan hashtag di kolom caption.
Dilansir Ubergizmo pada Jpekan lalu keberadaan fitur ini diketahui dari seorang peneliti aplikasi bernama Jane Manchun Wong.
Lewat akun Twitter-nya @wongmjane, ia juga mengunggah cara kerja fitur tersebut lewat sebuah foto.
Jika memang benar fitur ini akan digulirkan, tentu bakal sangat membantu pengguna Instagram untuk memasang hashtag.
Tak cuma itu, Wong juga mengungkap kalau Instagram kini tengah menguji fitur baru bernama Geofencing.
Lewat fitur ini, pengguna kelak bakal bisa memperlihatkan posting di negara yang mereka inginkan.
Daya tarik Instagram diprediksi akan konsisten terus meningkat di ranah aplikasi.
Untuk diketahui, Instagram telah diakuisi Facebook sejak enam tahun lalu Saat itu, penggunanya masih berada di angka lima puluh juta orang.
Saat itu jumlah tersebut sangat fantastis
Instagram sendiri baru saja meraih pengguna aktif sebanyak satu miliar, angka jumlah pengguna mereka diproyeksi bertambah menjadi dua miliar dalam lima tahun ke depan.
Salah satu faktornya adalah platform tersebut populer di kalangan anak-anak muda, bahkan pamornya melebihi Facebook yang perkembangan penggunanya lebih lamban dan stagnan.
Kehadiran banyaknya anak-anak muda di Instagram juga menjadikannya daya magnet tersendiri bagi para pengiklan.
Instagram sendiri baru saja mengumumkan bahwa mereka sudah mengantongi satu miliar pengguna dari seluruh dunia.
Jumlah ini jelas terbilang sangat besar dengan peningkatan yang signifikan, mengingat pada September 2017 mereka masih memiliki 800 juta pengguna.
Dengan demikian, hanya dalam waktu beberapa bulan, media sosial berbagi foto dan video milik Facebook ini mampu meraup pertumbuhan 200 juta pengguna baru.
CEO dan pendiri Instagram Kevin Systrom pun memberikan tanggapannya terhadap jumlah pengguna Instagram yang sebegitu besar. Menurutnya, pencapaian ini adalah hal yang sangat menakjubkan.
“Sangat menakjubkan, aku dan Mike (rekan pendiri Instagram) tidak menyangka hal ini akan terjadi,” ujar Kevin dalam gelaran khusus Instagram
Namun demikian, Kevin tak mengungkap alasan di balik pertumbuhan pesat pengguna baru ini. Kalau pada tahun lalu, pertumbuhan pengguna baru dipicu oleh peluncuran fitur Instagram Stories.
Bisa jadi, pertumbuhan pengguna baru ini disebabkan beberapa fitur anyar yang meluncur di Instagram belakangan ini, seperti kehadiran fitur GIF, Emoji Slider, serta polling di Instagram Stories.
Kabar terbaru lainnya mengungkapkan bahwa Instagram tak mengembang fitur regram
Pengguna Instagram pasti sudah lama menanti kehadiran fitur regram, sebuah fitur yang memungkinkan mereka mengunggah ulang posting-an milik orang lain tanpa perlu aplikasi pihak ketiga.
Instagram sebelumnya dikabarkan tengah melakukan uji coba terhadap fitur regram, namun yang terbaru Instagram membantah kabar tersebut.
Mengutip laman Ubergizmo, Instagram secara resmi membantah perusahaan sedang mengembangkan fitur regram. Tidak hanya itu, Instagram rupanya juga sedang tidak melakukan uji coba atas fitur regram.
Padahal, sebelumnya sudah beredar sejumlah hasil tangkapan layar (screenshot) yang memperlihatkan fitur regram di aplikasi Instagram.
Meski begitu, kehadiran fitur regram sebenarnya sudah jadi perbicangan tersendiri di kalangan internal. Hal tersebut diakui sendiri oleh CEO Instagram Kevin Systrom setahun lalu.
“Kami sering kali memperdebatkan perlunya fitur re-share. Namun sebenarnya keputusan itu adalah tentang menjaga agar feed pengguna tetap fokus pada orang-orang yang mereka kenal dibandingkan followers melihat hal lain dari orang yang tak dikenalnya. Saya pikir, itu merupakan bukti kalau kami fokus pada hal-hal yang autentik,” kata Systrom dalam wawancaranya.
Alih-alih fitur regram, sebenarnya Instagram telah menghadirkan opsi repost ulang sebuah unggahan ke Insta Stories.
Dengan mengunggah kembali sebuah foto milik seseorang ke Insta Stories, foto tersebut bakal hilang dalam waktu 24 jam.
Selain itu, mereka yang profilnya dikunci pun punya privasi untuk tidak membiarkan orang lagi mengunggah kembali posting-annya ke Insta Stories milik orang lain.
Sejak setahun terakhir, Instagram diketahui mulai melakukan uji coba fitur regram. Terbaru, fitur ini kembali muncul, seiring dengan tersebarnya dua screenshot yang menampilkan fitur itu.
Menurut laporan tersebut, fitur ini diketahui kembali menguji coba fitur ini untuk akun bisnis. Diberi nama ‘share to feed‘, fitur ini akan muncul di pojok kanan atas dari sebuah unggahan di feed.
Kendati demikian, belum dapat dipastikan apakah fitur ini akan rilis secara umum untuk pengguna publik. Alasannya, kehadiran fitur ini sebenarnya masih menjadi perdebatan di dalam internal Instagram.
Oleh sebab itu, fitur reshare baru diuji coba secara terbatas ke akun bisnis. Cara serupa sebenarnya juga pernah dilakukan oleh Instagram saat mencoba sejumlah fitur terbaru.
Di sisi lain, fungi semacam ini sebenarnya dihindari oleh para petinggi Instagram. Alasannya, fitur ini dapat merusak sifat alamiah dari aplikasi, termasuk memungkinkan penyebaran berita palsu.