Iran tidak hanya musuh dalam peta kekuatan militer bagi Israel, tetapi juga lawan tangguh dalam menghadapi perang “cyber.” Para peretas “resmi” pemerintah Israel, bersama dengan kekuatan adi dayanya Amerika Serikat, telah beberapa kali melumpuh sistem komputer Iran, tapi secara keseluruhan negara “mullah” itu tetap tegar menghadapinya.
Israel tidak hanya menghadapi Iran dalam “perang cyber” ini tetapi juga harus bertahan dari serbuan peretas yang bergabung dalam komunitas “anonymous”yang dua bulan lalu “meretas” sistem transaksi perbankan negara Yahudi itu serta masuk ke dalam sistem persenjataannya dalam serangan yang mereka namakan “opisrael.”
Waktu itu pemerintah Iran lewat jurubicara “cyber crime”nya mengatakan tidak ada serangan berarti dari komunitas “anonymous” di mana salah satu pengikut berasal dari “Aceh cyber.”
Menghadapi peretas “resmi” pemerintah Iran, Israel harus bertekuk lutut. Kali ini tidak ada bantahan bahwa sistem computer mereka ngadat setelah dihantam oleh serbuah dahsyat peretas Iran.
Bahkan, Perdana Menterinya sendiri, Israel Benjamin Netanyahu, menuduh Iran serta sekutunya, Palestina dan Lebanon, melakukan serangan siber tanpa henti ke sistem komputer Israel.
Pernyataan resmi Netanyahu merupakan indikasi paling riil bahwa sistem komputer sudah diacak-acak oleh peretas Iran. Ia tak memberi rincian berapa banyak serangan yang diterima negaranya. Ia hanya mengatakan, yang menjadi target serangan adalah sistem komputer yang vital, seperti sistem air, listrik, dan situs web perbankan.
“Dalam beberapa bulan terakhir, kami telah mengidentifikasi peningkatan yang signifikan dalam lingkup serangan siber yang diterima Israel dari Iran. Serangan ini dilakukan langsung oleh Iran dan melalui proxy-nya, Hamas dan Hizbullah,” kata Netanyahu dalam sebuah konferensi serangan siber di Tel Aviv.
“Meskipun serangan itu dilakukan tanpa henti, hanya ada beberapa yang mengalami gangguan karena kami berhasil menggagalkan sebagian besar serangan,” tambahnya.
Netanyahu mendirikan Direktorat Siber Nasional sejak 2011 lalu untuk melindungi sistem komputer Israel dari serangan pihak luar.
Pada April lalu, Israel juga menyatakan mendapat banyak serangan dari orang-orang di berbagai negara yang mendukung Palestina. Pejabat Israel mengakui sejumlah situs dan protokol sempat mengalami gangguan, namun berhasil diatasi dengan respon cepat.
Selama beberapa tahun terakhir, Iran pun menuding Israel dan Amerika Serikat selalu menyerang program nuklir Iran. Meskipun, Iran mengklaim program nuklirnya punya misi kedamaian.