“Low” battery.”
Itulah keluhan yang secara “koor” disuarakan secara serempak oleh pengguna ponsel kala menerangi layar “gadget” atau pun laptopnya di posisi maksimum.
Selain itu faktor aplikasi yang berjalan di latar belakang adalah penyebab lainnya yang menghabiskan daya baterai.
Kondisi “low battery” ini sejak lama menjadi perhatian para ahli peneliti teknologi. Mereka bahkan mengadakan penelitian berskala besar untuk membahas masalah diatas dan juga masalah gadget lainnya.
Charlie Hu, salah seorang peneliti dan profesor teknik listrik dan komputer mengatakan bila penelitian ini merupakan penelitian berskala besar pertama dalam bidang ini.
Dari penelitian ini, ditemukan bahwa aplikasi-aplikasi yang tidak digunakan dan berjalan di latar belakang bisa menguras tiga puluh persen dari daya baterai.
Kalau lagi “on?”
Menurut penelitian ini, aplikasi-aplikasi ini dapat menghabiskan empat puluh lima dari daya baterai gadget Anda, saat layar dihidupkan.
Dari penelitian ini, para peneliti berhasil menciptakan aplikasi yang mampu menghemat daya baterai dari gadget secara signifikan.
Aplikasi yang ditemukan oleh para peneliti dari Purdue University ini diklaim dapat menghemat daya baterai yang terkuras akibat berjalannya aplikasi di latar belakang.
Sementara itu, Boddle Technologies sangat serius mengatasi keborosan tersebut. Anak perusahaan di bawah naungan Oxford University itu menciptakan teknologi layar pintar atau smart-screen, sebagaimana dilaporkan.
Layar tersebut menggunakan phase-change material yang hampir tak menggunakan daya sama sekali dalam pengoperasiannya.
Walau begitu, layar akan tetap memberikan tampilan cerah. Bahkan saat berada di bawah matahari sekalipun.
Sebab, PCM adalah bahan yang bisa menyesuaikan diri dengan cepat dalam berbagai kondisi. Pada temperatur tertentu, bahan ini cepat meleleh dan cepat pula memadat.
Keunikan lainnya, bahan ini bisa menyerap energi pada satu waktu, menyimpannya dan lalu mengeluarkannya pada saat tertentu. Dengan dua kemampuan tersebut, PCM bisa mengolah energi yang dibutuhkan dalam mengoperasikan layar.
Sehingga, layar dengan PCM tak perlu disuapi energi dari baterai ponsel secara berlebihan. Menurut pendiri Bodle Technologies Dr Peiman Hosseini, layar pintar ciptaannya bakal sangat dibutuhkan vendor.
“Kau harus mengisi daya smartwatch tiap malam. Dengan layar pintar, kau cukup mengisi daya seminggu sekali,” ia mengklaim.
Saat ini, layar pintar masih terus dalam proses pengujian. Bodle Technologies mengatakan bakal segera mengkomersialkannya, namun belum jelas kapan.
Dalam kurun waktu setahun ini, Bodle Technologies masih akan menggodok prototipe-prototipe penerapan layar pintar dengan PCM.
Menurut Bodle Technologies, layar pintar dengan PCM tak terbatas pemanfaatannya hanya untuk layar ponsel.
Bahan tersebut bisa juga digunakan untuk menciptakan jendela pintar atau smart windows.
Selain itu, seorang mahasiswa Duke University, North Carolina, Amerika Serikat di bawah panduan asisten profesor bidang electrical and computer engineering berhasil menemukan sistem yang mampu melipatgandakan masa aktif baterai perangkat mobile.
Menurut Justin Manweiler, mahasiswa itu, sistem yang disebut SleepWell memungkinkan ponsel dan laptop bekerja lebih lama dengan melakukan perubahan di teknologi WiFi.
Manweiler menyebutkan, energi milik gadget cepat terkuras jika ada perangkat WiFi lain yang aktif di sekitarnya. Dalam kasus tertentu, setiap perangkat harus ‘tetap terjaga’ sebelum ia mulai melakukan download terhadap informasi yang diinginkan.
Sebagai contoh, Manweiler menyebutkan, saat mendownload sebuah film di kawasan perkotaan, baterai akan habis jauh lebih cepat dibandingkan jika mendownload film yang sama di kawasan pertanian yang sepi.
Software yang dikembangkan oleh Manweiler mengatasi masalah ini dengan memungkinkan perangkat mobile itu masuk ke posisi ‘sleep’ saat perangkat yang ada di sekitarnya sedang mendownload lewat WiFi.
Ini tidak hanya menghemat energi perangkat itu, tetapi juga perangkat lain yang ada di sana.
“Kota besar menghadapi jam sibuk dan pekerja datang serta pulang di waktu yang kurang lebih sama,” kata Manweiler
“Jika jam kerja lebih fleksibel, perusahaan bisa mengubah jam kerjanya dan mengurangi kepadatan di jam sibuk. Dengan berkurangnya kepadatan, akan lebih banyak waktu luang meski jumlah jam kerja tetap sama,” ucapnya.
Hal serupa, kata Manweiler, juga terjadi pada perangkat mobile yang berusaha mengakses Internet di waktu yang sama.
“SleepWell memungkinkan perangkat WiFi menggeser siklus aktivitas mereka, meminimalisir overlap dengan yang lain, dan akhirnya menghasilkan penghematan energi tanpa pengurangan kinerja yang terasa,” ucapnya.