Jangan pernah menyerahkan “semuanya” pada smartphone. Anda harus tahu bahwa di balik segala manfaat dan kemampuan canggihnya, smartphone modern sebenarnya memiliki banyak “dosa” atau kelemahan yang berpotensi mengganggu kenyamanan yang jarang disadari oleh para penggunanya.
Mengutip laman situs “cnet,” sebuah media yang prestise di informasi teknologi, “dosa” utama dari smartphone adalah soal daya tahan fisiknya yang rendah.
Bukan rahasia lagi bahwa smartphone merupakan barang ringkih yang rentan mengalami kerusakan apabila mengalami kejadian seperti terjatuh, terutama di bagian layar.
Panel display yang retak adalah satu problem umum yang dialami oleh pengguna ponsel pintar.
Hal tersebut sedikit berbeda dari ponsel “bodoh” alias feature phone di masa lalu, ketika smartp[hone belum muncul.
Mereka bisa dibilang lebih tangguh dibanding saudaranya yang “pintar”, terutama karena tidak menggunakan layar kaca berukuran besar sebagai perantara navigasi utama.
Lantaran keringkihan fisik ini, banyak pengguna ponsel yang memasang casing untuk tambahan perlindungan.
Tapi di sisi lain, aksesori tersebut justru menutupi keindahan desain smartphone modern yang kebanyakan dirancang agar sedap di mata.
Anda mungkin terpesona dengan tampilan molek Galaxy S6 Edge atau iPhone 6 pun, misalnya. Tahukan Anda di balik bungkusan casing yang sangat apik itu ada keringkihan yang tersembunyi.
Dan belum tentu sama indahnya dengan smartphone yang dilindungi.
Di masa depan, ada kemungkinan smartphone bakal bertambah tangguh dengan bantuan hal-hal seperti kaca berbahan safir dan kaca Project Phire dari Corning yang dijanjikan anti retak.
Dosa lainnya dari smartphone adalah daya tahan baterai yang payah sehingga sebagian pengguna smartphone terpaksa membawa powerbank atau baterai cadangan demi menjaga agar ponselnya tetap beroperasi.
Smartphone yang tertancap ke powerbank melalui kabel sudah menjadi pemandangan yang umum ditemui di kafe, bandara, dan tempat-tempat lain.
Hal ini tak pernah ditemui di era feature phone dulu, di mana ponsel kerap bisa bertahan berhari-hari untuk sekali pengisian baterai.
Masalah baterai tersebut justru diperparah dengan kemajuan teknologi hardware smartphone. Kinerja komponen seperti CPU dan GPU yang meningkat semakin membebani baterai.
Para pabrikan pun terpaksa putar otak demi memperpanjang umur baterai smartphone, mulai dari menyediakan mode “power saving”, memperbesar kapasitas baterai, sampai membikin prosesor dengan dua jenis inti yang bekerja bergantian inti cepat untuk kinerja maksimal, dan inti efisien daya untuk menghemat baterai.
Tentu, masing-masing pengguna punya pengalamannya sendiri dengan dua masalah “laten” di atas.
Ada yang santai-santai saja menenteng smartphone mahal tanpa casing, sementara lainnya memilih pakai casing karena sering menjatuhkan ponsel.
Ada pula yang tidak membutuhkan power bank atau baterai cadangan karena penggunaannya memang tidak terlalu intensif.
Sisi posifitnya, dua kelemahan smartphone ini memunculkan peluang bisnis untuk para produsen aksesori, terutama casing dan power bank. Yah, paling tidak kelemahan smartphone masih bisa membawa dampak baik untuk kalangan di luar konsumen akhir!
Memang tak ada yang sempurna dari semua produk smartphone. Bahkan model-model mahal yang masuk dalam jajaran ponsel pintar terpopuler saat ini sekalipun, yaitu Samsung Galaxy S4, Apple iPhone 5, HTC One, dan Motorola Moto X.
Nah, terkait dengan itu, Fixya—situs trouble-shooting berbasis komunitas—berinisiatif mengumpulkan data soal permasalahan yang dialami oleh para pengguna.
Informasi dikumpulkan situs itu terjadi sesudah memakai Galaxy S4, iPhone 5, One, dan Moto X selama beberapa waktu. Seiring dengan pemakaian, masalah-masalah umum dari keempat smartphone tersebut pun mengemuka.
cnet dan phone arena