Kalah bersaing dengan Instagram?
Ya, Snapchat memang kalah bersaing dengan Instagram.
Dan, untuk mendekati kekalahannya ini Snapchat dating dengan kabar bakal memperkenalkan sebuah fitur baru untuk meningkatkan jumlah pengguna, khususnya gamer.
Rencananya, perusahaan besutan Evan Spiegel itu akan memperkenalkan gaming hub-nya pada akhir tahun ini.
Untuk merealisasikan rencananya, perusahaan sudah melakukan pendekatan untuk bekerja sama dengan sejumlah penerbit gim.
Dikutip dari laman Ubergizmo, Senin, Snap akan menambahkan fitur gaming hub itu langsung ke dalam aplikasi, dan bisa memberikan pengalaman bermain gim yang unik kepada pengguna.
Nantinya, Snapchat akan berfungsi sebagai ‘tuan rumah’ bagi pengguna yang sudah mengunduh gim dari toko aplikasi di dalam aplikasi pesan singkat tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan, Snapchat sudah mengembangkan fitur ini lebih dari setahun, dan akusisi PlayCanvas terkait erat dengan fitur baru ini.
Sekadar informasi, PlayCanvas memang dikenal sebagai perusahaan yang membuat software untuk mengembangkan gim mobile.
Terkait kabar ini, Snap, masih belum memberikan pernyataan resmi tentang fitur baru yang akan hadir di Snapchat.
Sudah bukan rahasia lagi kalau Facebook kerap ketahuan menyontek fitur yang dimiliki Snapchat.
Meski tak mengaku menyontek, fitur Snapchat kini sudah hadir di Instagram–yang notabene sudah menjadi milik Facebook.
Kendati demikian, hal mengejutkan keluar dari pernyataan CEO Snapchat, Evan Spiegel, terkait hal tersebut.
Dalam acara tahunan Code Conference Recode baru-baru ini, Spiegel mengaku dirinya ternyata tak masalah fitur layanannya dicontek Facebook.
Ia mengaku tersanjung karena Facebook meniru fitur yang ada di layanannya.
Lebih lanjut ia menuturkan, meski Facebook meniru fitur populer yang ada di platform-nya, bukan berarti perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu lebih unggul.
Snapchat bukan hanya sekadar fitur, platform ini memiliki dasar filosofis yang melawan media sosial tradisional,” tuturnya seperti dikutip dari Recode
Ia pun menyebut layanan semacam Snapchat yang membuat media sosial tradisional merasa terancam.
Spiegel menuturkan, pada dasarnya seseorang tak senang berkompetisi dengan temannya untuk mendapatkan ‘Likes’ dan perhatian.
Hal itu, menurutnya, merupakan hal yang tak begitu menyenangkan dan bagus.
Karena itu, Snapchat memilih untuk tidak memiliki fitur ‘Likes’ semacam itu.
Suami Miranda Kerr ini mengaku sejak awal mendorong Snapchat sebagai platform komunikasi ketimbang sekadar berbagi dengan orang banyak.
Nilai ini, menurut Spiegel, berbeda dari format yang dimiliki Facebook sebagai sebuah media sosial.
Hal ini pula yang membuat Snap masih bisa bertahan, meski Facebook dapat meniru fitur yang dimiliki layanannya.
“Pada dasarnya, sangat sulit bagi mereka (Facebook) untuk mengubah DNA-nya, yakni membuat orang berkompetisi dengan orang lain secara online untuk mencari perhatian. Nilai kami sangat sulit ditiru,” tutur ayah satu anak tersebut.