Twitter bakal punya tombol edit cuitan.
Ya, hal itu dibenarkan CEO Twitter , Jack Dorsey
Dan kemungkinan adanya tombol edit di platform Twitter makin dipastikan bersamaan dengan adanya rilis terbaru dari aplikasi itu
Pertanyaan ini tentu sudah sering didengar oleh Dorsey dari para pengguna Twitter. Jack Dorsey mengatakan, saat ini Twitter masih memikirkan apakah akan menghadirkan tombol edit atau tidak.
Namun, menurut Dorsey, kalaupun tombol edit itu ada, hanya untuk memperbaiki adanya kesalahan penulisan atau typo.
Dorsey sebagaimana ditulis Phone Arena, yang mengatakan, fungsi dari tombol edit ini bukanlah untuk mengubah isi cuitan yang telah diunggah kemarin atau beberapa bulan sebelumnya di platform Twitter.
Dengan kata lain, Twitter mungkin saja akan memperbolehkan penggunanya untuk memperbaiki cuitan karena typo, segera setelah cuitan diunggah dan bukan karena ingin mengganti cuitan.
Pasalnya, para pengguna tidak bisa lepas dari typo saat mengetik dan mereka juga ingin memperbaikinya.
Perusahaan pun sampai saat ini belum menghadirkan opsi tombol edit lantaran mereka mengecam, tombol ini bisa memungkinkan seseorang untuk meng-edit cuitan yang lama, dan mengubah arti pesan yang telah dicuitkan.
Dorsey ingin mewaspadai kondisi pembelokan fakta. Misalnya, saat sebuah cuitan yang telah diunggah mendapat banyak retweet (karena orang setuju dengan cuitan itu).
Namun karena ada satu atau tujuan lain, isi cuitan diubah, padahal pengguna lain (yang setuju dengan cuitan sebelumnya) tak setuju dengan cuitan baru tersebut.
“Hal tersebutlah yang coba kami hindari (dengan adanya tombol edit),” kata Dorsey.
Berikut adalah pernyataan lengkap Jack Dorsey tentang belum munculnya tombol edit di platform Twitter:
“Kami telah mempertimbangkan kehadiran tombol edit cukup lama, kami ingin menghadirkannya dengan cara yang baik. Kami tidak ingin buru-buru meluncurkannya, kami perlu memastikan dulu. Itu alasan pertama dan utama. Kemudian, kami tidak bisa membuat sesuatu yang menyimpang jauh dari apa yang terekam oleh publik,” kata Jack Dorsey.
Jack Dorsey juga mencoba merenungkan cara untuk membuat fungsi pengeditan bisa memuaskan pengguna dan eksekutif Twitter.
Terlebih saat ini, di jejaring sosial Twitter masih cukup marak adanya berita palsu, wacana politik yang sengit, dan berbagai retorika yang membuat adanya perbedaan pendapat.
Sebelumnya, Twitter telah menghapus fitur like.
Tombol like menjadi salah satu hal penting dalam Instagram. Karena dianggap penting, pada 2015, Twitter mengganti Favorit dengan like dan ikonnya menjadi tanda berbentuk hati.
Tombol berbentuk hati yang ada di bawah cuitan ini masih dipakai sampai sekarang. Namun, tampaknya penggunaannya tak akan lama lagi.
Mengutip laman Phone Arena, Twitter dikabarkan berencana untuk menghapus tombol like tersebut. Menurut informasi, tujuannya adalah meningkatkan kualitas debat dalam platform media sosial besutan Jack Dorsey dkk itu.
Dalam laporan terbaru Telegraph, pada minggu lalu, CEO Twitter Jack Dorsey mengakui bahwa dirinya bukanlah fans dari tombol like. Twitter pun akan segera menghilangkan fitur ini.
Pernyataan Dorsey pun membuat banyak pengguna Twitter terkejut, pasalnya like masif dipakai dalam setiap jejaring sosial. Perusahaan mengklaim, tombol berbentuk hati itu mungkin sudah jadi sumber kecanduan pengguna terhadap media sosial.
Bahkan, para pengguna cenderung begitu menginginkan tanda like dari teman-teman mereka untuk tiap unggahannya.
Gara-gara tanda like pula, dikabarkan ada fenomena baru, yakni orang berbagi unggahan di medsos hanya untuk menghapusnya gara-gara postingan tersebut tak mendapatkan banyak tanda like.
Untuk mengubah hal ini, awal tahun ini Twitter memperkenalkan Bookmarks. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan cuitan secara pribadi. Kemungkinan fitur ini akan menggantikan sistem yang saat ini.
Juru bicara Twitter mengatakan, perusahaan bereksperimen dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan perubahan.
“Semuanya bertujuan untuk memastikan kami memberi insentif pada perilaku pengguna yang benar dan mendorong percakapan yang sehat,” kata dia.
Sayangnya, belum ada informasi lebih jelas terkait kapan Twitter akan mulai menghilangkan fitur tombol like di platformnya.
Sebelumnya, Twitter mengumumkan pembaruan tentang kicauan (tweet) yang dilaporkan oleh seorang pengguna.
Menurut keterangan tertulis Twitternya kini menghadirkan notifikasi terhadap sebuah kicauan yang dilaporkan.
Dengan begitu, pengguna bisa tahu saat Twitter tengah mengambil tindakan terhadap twit yang dilaporkan tersebut.
Pembaruan ini dapat dilihat pengguna di aplikasi Twitter dan Twitter.com dalam beberapa minggu mendatang.
Jika ternyata twit yang dilaporkan telah melanggar peraturan, Twitter bakal meminta kicauan itu dihapus. Setelahnya, akan muncul notifikasi yang menyatakan kicauan tersebut tidak lagi tersedia karena melanggar Peraturan Twitter.
Lebih lanjut, Twitter juga akan menghadirkan tautan terkait peraturan dan artikel berisi informasi detail tentang penegakan peraturan di Twitter.
Notifikasi ini akan ditampilkan di akun pelapor dan twit yang dilaporkan selama 14 hari setelah twit tersebut dihapus.