Setelah mengalami tekanan berat oleh penguatan dollar selama tiga hari terakhir pekan ini, hari ini, Kamis, 14 Desember, harga emas melompat selama empat sesi perdagangan terakhir.
Penguatan ini juga disebabkan melemahnya dolar Amerika Serikatakibat tertekan usai the Federal Reserve atau bank sentral AS menaikkan suku bunga.
The Federal Reserve menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini
Suku bunga bank sentral AS naik dari satu koma dua puluh lima persen menjadi satu setengah persen.
Diperkirakan bank sentral AS kembali menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada depan.
“Pernyataan kebijakan the Fed juga menunjukkan sikap berhati-hati dan dapat juga agresif. Diperkirakan inflasi tetap bertahan dan sangat rendah.”
“ Namun pertumbuhan ekonomi cukup dapat membuat bank sentral menaikkan suku bunga lebih tinggi,” ujar Brien Lundin, Editor Gold Newsletter, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis pagi WIB.
Ia menuturkan, tak heran bila reaksi terhadap emas positif.
Hal itu sesuai yang diharapkan lantaran, harga emas cenderung tertekan usai kenaikan suku bunga pada akhir tahun.
“Rencana the Federal Reserve untuk memperketat suku bunga juga melihat kondisi ekonomi. Namun jika dilihat dari dua tahun terakhir diperlukan waktu beberapa hari dan minggu agar emas dapat kembali pulih,” ujar dia.
Harga emas naik nol koma enam persen atau hampir tujuh dollar
Sebelumnya harga emas bergerak di kisaran US$ 1.255 per ounce.
Berdasarkan data FactSet, harga emas berjangka naik hampir sembilan persen sepanjang tahun ini, sebagian besar didukung ketidakpastian geopolitik.
Selama sesi perdagangan, harga emas cenderung bertahan jelang pengumuman the Federal Reserve.
Selain itu, data tingkat harga konsumen juga menunjukkan kenaikan pada November lalu.
Melambatnya inflasi menjadi tantangan bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga.
Kepala Investasi Wolfpack Capital, Jeff Wright menuturkan, harga emas juga mendapatkan dukungan dari rilis tingkat harga konsumen atau inflasi.
“Dengan inflasi yang terus berlanjut. Ini akan perpanjang batas waktu untuk kenaikan suku bunga lebih besar pada kuartal II tahun depan,” kata Jeff.
Harga emas juga menguat didorong indeks dolar AS turun setengah persen. Bursa saham AS pun variasi dengan indeks saham Dow Jones catatkan penguatan.
Di antara harga komoditas logam lainnya, harga perak naik dan harga tembaga menguat
Sebelumnya Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga nol koma dua puluh lima persen. Hal ini sudah diperkirakan oleh banyak pihak.
Akan tetapi, kebijakan the Fed tetap menaikkan suku bunga kembali pada depan. Ekonomi pun diproyeksikan tumbuh lebih cepat.
Kebijakan the Fed tersebut merupakan masuk dari kebijakan akhir tahun ini. Ini juga didorong dari data ekonomi relatif baik.
Ini merupakan realisasi bagi bank sentral yang berjanji untuk melanjutkan pengetatan kebijakan moneter secara bertahap.
Setelah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali the Fed diproyeksi akan naikkan suku bunga sebanyak tiga kali untuk dua tahun mendatang
Sebelum angka dua koma delapan persen tercapai dalam jangka panjang. Kebijakan itu tidak berubah sejak September.
“Aktivitas ekonomi meningkat dengan tingkat yang solid. Kenaikan data lapangan kerja yang solid,”ujar the Fed’s policy committee dalam sebuah pernyataan.
Adapun tingka suku bunga the Fed naik pada pertemuan kebijakan the Fed pada Desember
Sentimen itu pun berdampak positif ke bursa saham AS atau wall street.Namun imbal hasil surat berharga AS jadi tertekan.
Pejabat the Fed juga mengakui kalau ekonomi telah meningkat
Ini ditunjukkan dari kenaikan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran di masa mendatang.
Produk Domestik Bruto ) diperkirakan tumbuh dua setengah persen pada 2018. Angka ini naik dari perkiraan dua koma satu persen pada September.
Sementara itu, tingkat pengangguran turun .
Namun inflasi tetap dua persen,seperti target the Fed. Namun ada potensi inflasi kembali melemah sehingga menimbulkan kekhawatiran the Fed tidak melihat alasan untuk percepat kenaikan suku bunga yang diharapkan.
Ini berarti, reformasi pajak oleh Presiden AS Donald Trump jika disahkan Kongres akan berlaku tanpa bank sentral merespons dengan bentuk tingka suku bunga dan kekhawatiran lonjakan inflasi yang tinggi.
“Ini menunjukkan setidaknya beberapa anggota the Fed tidak melihat alasan untuk mempertahankan suku bunga dengan ekonomi tumbuh lebih kuat,” ujar Kate Warne, Investment Strategist Edward Jones seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis pagi WIB.
Adapun pejabat the Fed melihat tingkat suku bunga naik
Angka ini di atas target yang diharapkan the Fed Ini mengindikasikan kemungkinan kekhawatiran tentang kenaikan tekanan inflasi dari waktu ke waktu.
The Fed juga menyatakan tetap konsisten untuk mengurangi neraca. Pihaknya tidak investasikan kembali surat berharga dan aset berupa sekuritisasi