Setelah melemah selama pekan lalu dan stagnan di awal minggu ini, harga emas global di Mercantil Exchange Comex, New York, hari ini melambung dan mendekati harga tertinggi sebagai imbas pelemahan dollar.
Selain dorongan pelemahan dolar menguatnya harga emas juga disebabkan imbal hasil surat berharga AS yang tertekan.
Selain itu, ketegangan AS dengan Korea Utara dan jelang pemilihan presiden Prancis juga menambah kekhawatiran pasar sehingga berdampak ke harga emas.
Ada pun indeks dolar AS turun ke level terendah dalam tiga minggu sai data perumahan AS yang mengecewakan.
Sedangkan mata uang Inggris pound sterlling melonjak usai perdana menteri Inggris Therea May menyampaikan akan menggelar pemilihan umum lebih cepat.
Hal itu menambah ketidakpastian di pasar ditambah ketegangan geopolitik termasuk Suriah, Afganistan, Turki dan hubungan antara AS dengan Rusia dan China.
“Dalam jangka pendek masih berisiko turun. Ketidakpastian politik masih menjadi fokus. Kami melihat yen melanjutkan penguatan,” ujar Kepala Riset Saxo Bank Ole Hansen, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu pagi WIB.
Ia menambahkan, harapan terhadap dolar AS seiring presiden AS Donald Trump menilai dolar AS terlalu menguat memberikan dampak negatif untuk dolar AS.
Ditambah data ekonomi AS mengecewakan sehingga mengubah persepsi seberapa besar kenaikan suku bunga.
Pelemahan dolar AS telah membuat harga emas menjadi lebih murah bagi investor non AS. Ada pun imbal hasil surat berharga AS turun ke level terendah dalam lima bulan.
Harga emas di pasar spot naik lebih setengah persen Sedangkan harga emas berjangka juga ikut menguat.
Sentimen lainnya dari Prancis dengan investor makin gugup jelang pemilihan presiden Prancis. Analis TD Securities Ryan McKay pun tidak mengharapkan harga emas dapat bertahan lama di atas US$ 1.300.
“Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve masih akan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini,” ujar McKay.
“Hingga ada sesuatu terjadi di fundamental maka akan mengubah pandangan bank sentral AS dan terjadi sesuatu di Korea Utara, harga emas di level resistance.” ujar dia.
Selain karena pelemahan dollar dan tertekannya surat-surat berharga, komentar Donal Trump juga berkontribusi pada kenaikan harga emas.
Harga emas dan perak kembai naik untuk hari ketiga berturut-turut.
Melansir Marketwatch, harga tersebut naik, sementara dolar didorong turun terhadap beberapa mata uang lainnya sejak Rabu setelah Donald Trump mengatakan Wall Street Journal bahwa nilai tukar dolar terlalu kuat, dan dia memilih untuk tetap membuat suku bunga TheFed rendah.
Dolar yang lemah cendeung bisa mengangkat harga komoditas yang dibeli menggunakan dolar, dan membuat itu lebih murah untuk pengguna mata uang lain.
“Emas dijual di level yang tinggi karena tensi geopilitik, termasuk antara AS dan Rusia dan Korea Utara. Tapi, apa yang benar-benar dibutuhkan oleh emas untuk tetap reli adalah beberapa pengendali moneter fundamental,” ujar Editor Gold Newsletter, Brian Lundin.