Setelah sempat menguat di akhir pekan lalu, hari ini, Selasa, 05 Desember, harga emas tergelincir di pusat perdagangannya, Mercantil Exchange Comex, New York, setelah disetujuinya perombakan kebijakan perpajakan di Amerika Serikat.
Penurunan harga emas ini merupakan yang terburuk sejak empat minggu terakhir.
Di samping perombakan kebijakan perpajakan, jatuhnya harga emas ini juga didorong oleh p[enguatan nilai tukar dollar.
Para politisi Amerika Serikat, seperti yang ditulis laman “bloomberg,” hari ini, Selasa, 05 Desember, secara serempak menyetujui perombakan pajak
Pasar juga menanti hasil pertemuan Federal Reserve di akhir bulan ini.
Seperti juga ditulis “reuter,” harga emas di pasar spot emas turun lebih setengah persen atau pasnya, nol koma enam persen per ounce.
Bila dibandingkan dengan harga emas Kamis lalu, ini merupakan harga terendah sejak awal November.
Sementara harga emas berjangka AS turun setengah persen menjadi per ounce.
Harga emas kehilangan kemilaunya, usai Senat AS menyetujui RUU reformasi pajak pada Sabtu.
Ini menjadi langkah besar Presiden Donald Trump untuk mencapai tujuannya memotong pajak bagi pebisnis dan orang kaya.
“Prospek pemotongan pajak AS yang besar negatif untuk emas… Apa yang Fed lakukan akan sangat penting, ” kata Konsultan Penelitian Komoditi Peter Fertig.
“Ada pengaruh negatif yang berasal dari komoditas lain seperti minyak, dolar yang lebih kuat dan kenaikan aset berisiko,” dia menambahkan.
Harga minyak yang lebih rendah bisa berarti tekanan negatif untuk emas, karena logam mulia ini sering menjadi bahan lindung nilai terhadap inflasi.
Adapun penguatan dolar didorong ekspektasi bahwa pemotongan pajak bisa mendorong pertumbuhan, yang bisa memicu inflasi dan memperkuat suku bunga AS yang lebih tinggi.
Rencananya, Bank Sentral AS bertemu pada pertengahan Desember ini.
Selain masalah perombakan sistem perpajakan, penurunan harga emas juga terpicu sentimen optimisme pada ekuitas dan data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat
Harga emas masih terjebak dalam kisaran bulanan tersempitnya selama dua belas tahun.
Sementara nilai tukar dolar AS menguat terdorong laporan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal keempat.
Analis INTL FCStone Edward Meir mengatakan kebijakan pajak diperkirakan tidak akan berdampak banyak terhadap harga emas dalam jangka pendek.
Ekuitas global tercatat berada pada jalur kenaikan bulanan ketiga belas berturut-turut .
“Optimisme dalam ekuitas berada pada rekor tertinggi, jadi harus turun sedikit, yang akan cukup positif untuk emas. Namun dolar yang menguat akan membatasi keuntungan,” kata Martin Arnold, Ahli strategi ETF Securities.
Di awal sesi, dolar AS yang menguat membebani emas, namun greenback berbalik arah usai investor bertaruh jika Bank Sentral akan terus melepaskan rangsangan stimulusnya, membantu emas untuk bergerak dari posisi terendahnya.